Pontianak    

Tantangan Smart City, Mengubah Pola Pikir Masyarakat

Oleh : Jauhari Fatria
Kamis, 05 Desember 2019
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

Sadjan Sebut IT

Tulang Punggung Tata Kelola Pemerintahan

KalbarOnline,

Pontianak – Sekretaris Direktorat Jenderal (Ditjen) Aplikasi dan

Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika, Sadjan menyebut,

tantangan utama dalam penerapan smart city adalah bagaimana mengubah pola pikir

masyarakat atau birokrasi yang tidak atau belum mau berubah. Bagaimana mengubah

pola pikir yang biasa saja menjadi pola pikir yang maju ke depan untuk

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi menjadi tulang punggung dalam

tata kelola pemerintahan.

“Nah ini akan menjadi tantangan Bapak Wali Kota dan pimpinan

daerah lainnya bahwa komitmen untuk merubah mindset atau pola pikir itu penting

dilakukan,” tuturnya saat berkunjung ke Pontive Center dalam rangka Monitoring

dan Evaluasi Program Prioritas Ditjen Aptika, Rabu (4/12/2019).

Dalam hal ini, Sadjan mengatakan, tugas Dinas Kominfo Kota

Pontianak bekerjasama dengan Dinas Kominfo di kabupaten/kota lainnya atau

provinsi melakukan sosialisasi bagaimana birokrasi itu mau memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi untuk membangun tata kelola pemerintahan

yang makin modern, canggih, mau berubah serta siap melayani masyarakat secara

cepat, efektif dan efisien.

Dirinya juga mengapresiasi komitmen Pemerintah Kota (Pemkot)

Pontianak dalam rangka penerapan Program 100 Smart City.

“Komitmen daerah khususnya Kota Pontianak sangat luar biasa

dalam penerapan program smart city ini,” ujarnya.

Pontianak merupakan satu di antara kota lainnya yang menjadi

pilot projek dalam Program 100 Smart City. Kehadiran dirinya ke Kota Pontianak

untuk melihat langsung sejauh mana komitmen Pemkot Pontianak dalam melaksanakan

Program 100 Smart City. Menurutnya, sebuah kota dikatakan smart city indikator

utamanya adalah pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di dalam

pemerintahan atau kerap disebut e-government.

“Ciri utama dari Pemkot Pontianak ini adalah menggunakan

teknologi informasi dalam pelaksanaan tata kelola pemerintahan,” sebutnya.

Sadjan menambahkan, pemanfaatan teknologi informasi dan

komunikasi itu harus bisa dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat sebagai penerima

manfaat. Sedangkan sebagai pelaksana pembangunan itu adalah seluruh stakeholder

di lingkungan Pemkot Pontianak dengan menggunakan teknologi informasi dan

komunikasi untuk meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan.

“Tidak hanya oleh Dinas Kominfo, tetapi juga oleh OPD-OPD

terkait,” ungkapnya.

Kepala Diskominfo Kota Pontianak, Uray Indra Mulya menilai,

sehebat apapun aplikasi yang diciptakan, se-smart city apapun Kota Pontianak,

yang terpenting adalah bagaimana masyarakat mau memanfaatkan apa yang sudah

disediakan Pemkot Pontianak kaitan dengan penerapan smart city. Salah satu yang

dilakukan pihaknya terkait dengan masyarakat adalah bagaimana pelayanan publik

yang ada di kecamatan atau kelurahan menggunakan aplikasi.

“Kami berupaya membiasakan masyarakat menggunakan

fitur-fitur yang ada dalam aplikasi,” terang dia.

Untuk itu, pihaknya melakukan berbagai model sosialisasi

terkait smart city. Salah satunya saat Car Free Day, di mana di lokasi itu

Diskominfo Kota Pontianak menempatkan sebuah booth untuk masyarakat

bertanya-tanya soal aplikasi, atau kaitan dengan smart city.

“Kemudian juga dalam pertemuan-pertemuan besar, seperti

Musrenbang dan sebagainya,” pungkasnya. (jim)

Artikel Selanjutnya
Tak Bayar Pajak, Sejumlah Papan Reklame Ditertibkan
Kamis, 05 Desember 2019
Artikel Sebelumnya
Pemkot Pontianak Raih Penghargaan sebagai Badan Publik Informatif
Kamis, 05 Desember 2019

Berita terkait