Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Minggu, 15 Desember 2019 |
Oleh : Novia Alfani
Elyanti
Mahasiswa Universitas
Indonesia Program Pendidikan Vokasi
KalbarOnline, Opini –
Dengan semakin berkembangnya ekonomi digital Indonesia yang sangat
signifikan tentu memacu perusahaan digital di tanah air untuk terus meroket. Menteri
Keuangan, Sri Mulyani bahkan menyebutkan, pertumbuhan ekonomi digital Indonesia
merupakan salah satu yang tercepat di Asia. Beliau mengatakan, pertumbuhan
ekonomi digital di tanah air per tahun mencapai 40 persen.
Di tanah air ada beberapa perusahaan digital yang sudah
menyandang status Unicorn (memiliki valuasi lebih dari 1 miliar US dollar atau
sekitar Rp 14 triliun). Seperti Traveloka, OVO, Go-Jek, Bukalapak dan
Tokopedia. Dengan demikian Indonesia dikatakan mampu bersaing dalam lingkup
ekonomi digital nasional maupun internasional.
Unicorn sendiri tampil dengan memberikan salah satu solusi
bagaimana enterpreneurship dapat dimaksimalkan melalui kemajuan teknologi, yang
diyakini membawa dampak positif terhadap perekonomian Indonesia.
Terdapat strategi khusus untuk mendukung
perusahaan-perusahaan rintisan privat atau startup yakni, dengan membangun dan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang menjadi kebutuhan mendasar
untuk memperkuat dan mengembangkan lebih banyak unicorn di Indonesia.
Kehadiran perusahaan startup berstatus unicorn membawa
pengaruh positif, di mana telah membuka lapangan pekerjaan yang besar di
Indonesia. Dengan demikian unicorn berpotensi dapat mengurangi angka
pengangguran.
Indonesia telah menyumbang lima unicorn di antaranya adalah,
Go-Jek dengan valuasi USD 9,5 miliar, Tokopedia USD 7 miliar, Traveloka USD 2
miliar, Bukalapak USD 1 miliar dan OVO memiliki valuasi USD 2,9 miliar. Bahkan
baru-baru ini Go-Jek naik level menjadi decacorn, di mana perusahaan startup
ini memiliki nilai valuasi sebesar 10 miliar dollar atau setara dengan Rp140
triliun.
Adapun pengaruh unicorn bagi revolusi industry 4.0, sesuai
dengan langkah pemerintah Indonesia yang telah menetapkan Roadmap Making
Indonesia 4.0 sebagai strategi dalam mencapai target menjadi 10 besar kekuatan
ekonomi dunia pada 2030 mendatang.
Dibalik sisi positif yang dimiliki perusahaan startup
berstatus unicorn maupun decacorn terdapat juga dampak negatifnya yakni,
apabila perusahaan startup yang kinerjanya menurun bisa berdampak sistemik pada
perekonomian nasional. Terlebih lagi banyak tenaga kerja yang bergantung pada
startup e-commerce atau transportasi online. Apabila likuiditas suatu
perusahaan menurun hingga mengalami kebangkrutan, maka para pekerja yang
bergantung pada perusahaan-perusahaan di sektor digital tersebut akan menjadi
pengangguran. (*)
Oleh : Novia Alfani
Elyanti
Mahasiswa Universitas
Indonesia Program Pendidikan Vokasi
KalbarOnline, Opini –
Dengan semakin berkembangnya ekonomi digital Indonesia yang sangat
signifikan tentu memacu perusahaan digital di tanah air untuk terus meroket. Menteri
Keuangan, Sri Mulyani bahkan menyebutkan, pertumbuhan ekonomi digital Indonesia
merupakan salah satu yang tercepat di Asia. Beliau mengatakan, pertumbuhan
ekonomi digital di tanah air per tahun mencapai 40 persen.
Di tanah air ada beberapa perusahaan digital yang sudah
menyandang status Unicorn (memiliki valuasi lebih dari 1 miliar US dollar atau
sekitar Rp 14 triliun). Seperti Traveloka, OVO, Go-Jek, Bukalapak dan
Tokopedia. Dengan demikian Indonesia dikatakan mampu bersaing dalam lingkup
ekonomi digital nasional maupun internasional.
Unicorn sendiri tampil dengan memberikan salah satu solusi
bagaimana enterpreneurship dapat dimaksimalkan melalui kemajuan teknologi, yang
diyakini membawa dampak positif terhadap perekonomian Indonesia.
Terdapat strategi khusus untuk mendukung
perusahaan-perusahaan rintisan privat atau startup yakni, dengan membangun dan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang menjadi kebutuhan mendasar
untuk memperkuat dan mengembangkan lebih banyak unicorn di Indonesia.
Kehadiran perusahaan startup berstatus unicorn membawa
pengaruh positif, di mana telah membuka lapangan pekerjaan yang besar di
Indonesia. Dengan demikian unicorn berpotensi dapat mengurangi angka
pengangguran.
Indonesia telah menyumbang lima unicorn di antaranya adalah,
Go-Jek dengan valuasi USD 9,5 miliar, Tokopedia USD 7 miliar, Traveloka USD 2
miliar, Bukalapak USD 1 miliar dan OVO memiliki valuasi USD 2,9 miliar. Bahkan
baru-baru ini Go-Jek naik level menjadi decacorn, di mana perusahaan startup
ini memiliki nilai valuasi sebesar 10 miliar dollar atau setara dengan Rp140
triliun.
Adapun pengaruh unicorn bagi revolusi industry 4.0, sesuai
dengan langkah pemerintah Indonesia yang telah menetapkan Roadmap Making
Indonesia 4.0 sebagai strategi dalam mencapai target menjadi 10 besar kekuatan
ekonomi dunia pada 2030 mendatang.
Dibalik sisi positif yang dimiliki perusahaan startup
berstatus unicorn maupun decacorn terdapat juga dampak negatifnya yakni,
apabila perusahaan startup yang kinerjanya menurun bisa berdampak sistemik pada
perekonomian nasional. Terlebih lagi banyak tenaga kerja yang bergantung pada
startup e-commerce atau transportasi online. Apabila likuiditas suatu
perusahaan menurun hingga mengalami kebangkrutan, maka para pekerja yang
bergantung pada perusahaan-perusahaan di sektor digital tersebut akan menjadi
pengangguran. (*)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini