Kolom    

Pengaruh Unicorn Terhadap Perekonomian Indonesia

Oleh : Jauhari Fatria
Minggu, 15 Desember 2019
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

Oleh : Novia Alfani

Elyanti

Mahasiswa Universitas

Indonesia Program Pendidikan Vokasi

KalbarOnline, Opini –

Dengan semakin berkembangnya ekonomi digital Indonesia yang sangat

signifikan tentu memacu perusahaan digital di tanah air untuk terus meroket. Menteri

Keuangan, Sri Mulyani bahkan menyebutkan, pertumbuhan ekonomi digital Indonesia

merupakan salah satu yang tercepat di Asia. Beliau mengatakan, pertumbuhan

ekonomi digital di tanah air per tahun mencapai 40 persen.

Di tanah air ada beberapa perusahaan digital yang sudah

menyandang status Unicorn (memiliki valuasi lebih dari 1 miliar US dollar atau

sekitar Rp 14 triliun). Seperti Traveloka, OVO, Go-Jek, Bukalapak dan

Tokopedia. Dengan demikian Indonesia dikatakan mampu bersaing dalam lingkup

ekonomi digital nasional maupun internasional.

Unicorn sendiri tampil dengan memberikan salah satu solusi

bagaimana enterpreneurship dapat dimaksimalkan melalui kemajuan teknologi, yang

diyakini membawa dampak positif terhadap perekonomian Indonesia.

Terdapat strategi khusus untuk mendukung

perusahaan-perusahaan rintisan privat atau startup yakni, dengan membangun dan

meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang menjadi kebutuhan mendasar

untuk memperkuat dan mengembangkan lebih banyak unicorn di Indonesia.

Kehadiran perusahaan startup berstatus unicorn membawa

pengaruh positif, di mana telah membuka lapangan pekerjaan yang besar di

Indonesia. Dengan demikian unicorn berpotensi dapat mengurangi angka

pengangguran.

Indonesia telah menyumbang lima unicorn di antaranya adalah,

Go-Jek dengan valuasi USD 9,5 miliar, Tokopedia USD 7 miliar, Traveloka USD 2

miliar, Bukalapak USD 1 miliar dan OVO memiliki valuasi USD 2,9 miliar. Bahkan

baru-baru ini Go-Jek naik level menjadi decacorn, di mana perusahaan startup

ini memiliki nilai valuasi sebesar 10 miliar dollar atau setara dengan Rp140

triliun.

Adapun pengaruh unicorn bagi revolusi industry 4.0, sesuai

dengan langkah pemerintah Indonesia yang telah menetapkan Roadmap Making

Indonesia 4.0 sebagai strategi dalam mencapai target menjadi 10 besar kekuatan

ekonomi dunia pada 2030 mendatang.

Dibalik sisi positif yang dimiliki perusahaan startup

berstatus unicorn maupun decacorn terdapat juga dampak negatifnya yakni,

apabila perusahaan startup yang kinerjanya menurun bisa berdampak sistemik pada

perekonomian nasional. Terlebih lagi banyak tenaga kerja yang bergantung pada

startup e-commerce atau transportasi online. Apabila likuiditas suatu

perusahaan menurun hingga mengalami kebangkrutan, maka para pekerja yang

bergantung pada perusahaan-perusahaan di sektor digital tersebut akan menjadi

pengangguran. (*)

Artikel Selanjutnya
Upaya Lestarikan Budaya, Istana Kusuma Negara Sekadau Gelar Adat Batas Negeri
Minggu, 15 Desember 2019
Artikel Sebelumnya
Dompet Dhuafa Pendidikan Nilai Kebijakan Baru Mendikbud Tak Substantif
Minggu, 15 Desember 2019

Berita terkait