Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Senin, 03 Agustus 2020 |
KalbarOnline.com – Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menilai video konten yang ditayangkan dalam channel YouTube milik musisi Erdian Aji Prihartanto atau Anji pada 31 Juli 2020 sebagai kebohongan publik. Sebab konten video tersebut menghadirkan sosok Hadi Pranoto yang mengaku sebagai profesor mikrobiologi klinik yang namanya tak ada di dalam database ahli atau dokter. Video tersebut juga menyampaikan bahwa obat Covid-19 berupa cairan antibodi sudah ditemukan, padahal pernyataan itu tak berdasar.
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. Mohammad Adib Khumaidi menegaskan semua informasi yang disampaikan dalam video itu salah dan disampaikan oleh orang yang salah. Pihaknya berharap publik figur bisa menjadi agen atau penyampai pesan yang bijak kepada masyarakat dan harus berdasarkan riset dan sumber resmi yang tepat.
Baca juga: IDI Sebut Hadi Pranoto Bohongi Publik Soal Obat Covid-19 di Video Anji
“Kami berharap publik figur delivery pesan kesehatan. Kami juga perlu peran mereka. Tapi sekali lagi tolong dalam mencari konten diambil dari referensi atau tokoh dan ahli di bidangnya,” tukas Adib kepada KalbarOnline.com, Minggu (2/8).
Menurutnya, video yang dinilai meresahkan publik itu perlu diklarifikasi. IDI menduga apakah memang Anji dalam hal ini tak tahu sosok Hadi Pranoto sebenarnya yang hanya mengaku-ngaku sebagai profesor mikrobiologi klinik. Atau memang keduanya saling bekerja sama.
“Apakah artisnya tak tahu soal sosok Hadi Pranoto, atau dapat informasi yang salah juga dari orang ini (Hadi Pranoto)? Ataukah memang dengan sengaja berdua sampaikan informasi yang salah,” katanya.
Adib menjelaskan bahwa PB IDI akan membahas di dalam rapat apakah bentuk pengusutan video ini ke ranah hukum dengan cara melaporkan pada polisi atau dalam proses somasi. “Ini akan dibahas oleh organisasi,” katanya.
IDI juga berusaha menangkal berbagai macam hoax-hoax medis selama pandemi Covid-19 agar masyarakat mendapatkan informasi yang tepat. Dengan adanya video Anji tersebut, kata dia, masyarakat jadi dirugikan.
“Yang dirugikan olehnya (Anji) itu kan masyarakat ya, kita lakukan counter opini, edukasi masyarakat dengan cara yang benar. Masyarakat dapat informasi salah,” katanya.
“Kami sempat ada koordinasi dengan berbagai lembaga, atasi hoax-hoax medis, artinya kami minta dibantu teman-teman media, tim IDI koordinasi dengan lembaga terkait agar hoax bisa berkurang,” tandasnya.
KalbarOnline.com – Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menilai video konten yang ditayangkan dalam channel YouTube milik musisi Erdian Aji Prihartanto atau Anji pada 31 Juli 2020 sebagai kebohongan publik. Sebab konten video tersebut menghadirkan sosok Hadi Pranoto yang mengaku sebagai profesor mikrobiologi klinik yang namanya tak ada di dalam database ahli atau dokter. Video tersebut juga menyampaikan bahwa obat Covid-19 berupa cairan antibodi sudah ditemukan, padahal pernyataan itu tak berdasar.
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. Mohammad Adib Khumaidi menegaskan semua informasi yang disampaikan dalam video itu salah dan disampaikan oleh orang yang salah. Pihaknya berharap publik figur bisa menjadi agen atau penyampai pesan yang bijak kepada masyarakat dan harus berdasarkan riset dan sumber resmi yang tepat.
Baca juga: IDI Sebut Hadi Pranoto Bohongi Publik Soal Obat Covid-19 di Video Anji
“Kami berharap publik figur delivery pesan kesehatan. Kami juga perlu peran mereka. Tapi sekali lagi tolong dalam mencari konten diambil dari referensi atau tokoh dan ahli di bidangnya,” tukas Adib kepada KalbarOnline.com, Minggu (2/8).
Menurutnya, video yang dinilai meresahkan publik itu perlu diklarifikasi. IDI menduga apakah memang Anji dalam hal ini tak tahu sosok Hadi Pranoto sebenarnya yang hanya mengaku-ngaku sebagai profesor mikrobiologi klinik. Atau memang keduanya saling bekerja sama.
“Apakah artisnya tak tahu soal sosok Hadi Pranoto, atau dapat informasi yang salah juga dari orang ini (Hadi Pranoto)? Ataukah memang dengan sengaja berdua sampaikan informasi yang salah,” katanya.
Adib menjelaskan bahwa PB IDI akan membahas di dalam rapat apakah bentuk pengusutan video ini ke ranah hukum dengan cara melaporkan pada polisi atau dalam proses somasi. “Ini akan dibahas oleh organisasi,” katanya.
IDI juga berusaha menangkal berbagai macam hoax-hoax medis selama pandemi Covid-19 agar masyarakat mendapatkan informasi yang tepat. Dengan adanya video Anji tersebut, kata dia, masyarakat jadi dirugikan.
“Yang dirugikan olehnya (Anji) itu kan masyarakat ya, kita lakukan counter opini, edukasi masyarakat dengan cara yang benar. Masyarakat dapat informasi salah,” katanya.
“Kami sempat ada koordinasi dengan berbagai lembaga, atasi hoax-hoax medis, artinya kami minta dibantu teman-teman media, tim IDI koordinasi dengan lembaga terkait agar hoax bisa berkurang,” tandasnya.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini