Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Rabu, 19 Agustus 2020 |
KalbarOnline.com – Penyebaran virus Korona semakin muncul di kalangan anak muda berusia 20-an. Mereka umumnya tanpa gejala atau Orang Tanpa Gejala (OTG). Kondisi ini membuat WHO khawatir.
Anak muda yang terinfeksi tidak memiliki gejala atau gejala ringan. Kondisi itu membuat mereka tanpa sadar menularkan virus ke orang lain. Direktur regional WHO untuk Pasifik Barat, Takeshi Kasai, khawatir dengan kondisi ini.
“Hal ini meningkatkan risiko penyebaran ke orang yang paling rentan, orang tua, orang sakit dalam perawatan jangka panjang, orang yang tinggal di daerah perkotaan yang padat penduduk dan daerah pedesaan yang kurang terlayani,” katanya seperti dilansir dari Al Jazeera, Rabu (19/8).
Analisis terhadap enam juta kasus dengan informasi rinci yang dilaporkan ke WHO antara 24 Februari hingga 12 Juli menunjukkan peningkatan proporsi anak-anak dan remaja yang terinfeksi.
Menurut data yang dibagikan kepada Al Jazeera, proporsi anak-anak berusia nol hingga empat tahun yang terkena dampak naik dari 0,3 persen menjadi 2,2 persen.
Mereka yang berusia lima hingga 14 tahun nail dari 0,8 persen menjadi 4,6 persen. Sementara mereka yang berusia 15 hingga 24 tahun naik dari 4,5 menjadi 15 persen dari total kasus yang dianalisis.
Ada beberapa kemungkinan penjelasan mengapa tren ini naik. Itu karena dipengaruhi ketidakpatuhan anak muda pada protokol kesehatan.
“Lalu ketersediaan pengujian yang diperluas, dan peningkatan penyebaran Covid-19 di seluruh komunitas,” katanya.
Secara global, pandemi virus Korona telah menginfeksi lebih dari 21,8 juta orang, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins. Sementara lebih dari 13,8 juta orang telah pulih. Setidaknya lebih dari 774 ribu orang telah meninggal.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Penyebaran virus Korona semakin muncul di kalangan anak muda berusia 20-an. Mereka umumnya tanpa gejala atau Orang Tanpa Gejala (OTG). Kondisi ini membuat WHO khawatir.
Anak muda yang terinfeksi tidak memiliki gejala atau gejala ringan. Kondisi itu membuat mereka tanpa sadar menularkan virus ke orang lain. Direktur regional WHO untuk Pasifik Barat, Takeshi Kasai, khawatir dengan kondisi ini.
“Hal ini meningkatkan risiko penyebaran ke orang yang paling rentan, orang tua, orang sakit dalam perawatan jangka panjang, orang yang tinggal di daerah perkotaan yang padat penduduk dan daerah pedesaan yang kurang terlayani,” katanya seperti dilansir dari Al Jazeera, Rabu (19/8).
Analisis terhadap enam juta kasus dengan informasi rinci yang dilaporkan ke WHO antara 24 Februari hingga 12 Juli menunjukkan peningkatan proporsi anak-anak dan remaja yang terinfeksi.
Menurut data yang dibagikan kepada Al Jazeera, proporsi anak-anak berusia nol hingga empat tahun yang terkena dampak naik dari 0,3 persen menjadi 2,2 persen.
Mereka yang berusia lima hingga 14 tahun nail dari 0,8 persen menjadi 4,6 persen. Sementara mereka yang berusia 15 hingga 24 tahun naik dari 4,5 menjadi 15 persen dari total kasus yang dianalisis.
Ada beberapa kemungkinan penjelasan mengapa tren ini naik. Itu karena dipengaruhi ketidakpatuhan anak muda pada protokol kesehatan.
“Lalu ketersediaan pengujian yang diperluas, dan peningkatan penyebaran Covid-19 di seluruh komunitas,” katanya.
Secara global, pandemi virus Korona telah menginfeksi lebih dari 21,8 juta orang, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins. Sementara lebih dari 13,8 juta orang telah pulih. Setidaknya lebih dari 774 ribu orang telah meninggal.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini