KalbarOnline.com – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meluncurkan kanal Youtube Bamsoet Channel sekaligus podcast Ngompol (Ngomong Politik). Rilisan ini dilakukan sebagai ikhtiar dirinya menarik minat generasi Z dan milenial untuk peduli terhadap berbagai persoalan kebangsaan.
Khususnya, guna melestarikan nilai-nilai Pancasila dalam pergaulan hidup sehari-hari. Sejumlah selebritis dan youtuber sudah diajak bekerjasama membuat konten kebangsaan, seperti Antara lain Rafi Ahmad, Atta Halilintar, Ari Lasso, Baim Wong, Ayu Ting Ting, dan Deddy Corbuzier.
“Riset We Are Social bersama Hootsuite dalam Digital 2020 melaporkan penetrasi internet di Indonesia mencapai 175,4 juta pengguna internet atau sekitar 64 persen dari total populasi penduduk. Youtube menempati peringkat pertama sebagai platform yang sering dikunjungi, yakni sebesar 88 persen,” ujar Bamsoet dalam peluncuran akun youtube Bamsoet Channel dan Podcast Ngompol, di Jakarta, Kamis (10/9) kemarin.
Ketua DPR RI ke-20 ini memaparkan, penelitian Dailysocial pada tahun 2018 memperlihatkan pendengar podcast di Indonesia sebesar 42,12 persennya adalah kalangan muda berusia 20-25 tahun. Ini menunjukkan bahwa kalangan muda tak hanya suka konten visual seperti Youtube, melainkan juga menyukai konten audio dengan beragam topik pembicaraan yang disiarkan melalui podcast.
“Badan Pusat Statistik mencatat jumlah pemuda Indonesia rentang usia 16-30 tahun diperkirakan mencapai lebih dari 64 juta jiwa. Di tahun 2030-2040, diperkirakan Indonesia mengalami puncak bonus demografi dengan jumlah penduduk usia produktif berusia 15-64 tahun mencapai sekitar 190 juta. Para siswa yang kini sedang menempuh pendidikan di SD, SMP, SMA/sederajat, maupun mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di berbagai perguruan tinggi, yang sedang asyik berselancar di youtube maupun podcast, merupakan bagian dari bonus demografi tersebut,” papar Bamsoet.
Bamsoet menambahkan, jika tak dibekali dengan paham kebangsaan sejak dini, mereka bukannya akan menjadi berkah bagi bonus demografi. Tetapi, malah menjadi bencana demografi. Generasi Z dan milenial punya dunianya sendiri, tak bisa disamakan seperti generasi sebelumnya.
“Mereka tak bisa dipaksa mengikuti sesuatu. Tugas kitalah yang senior untuk masuk ke dunia mereka. Memahami mereka lebih dalam, agar bisa menariknya ke minat persoalan kebangsaan,” pungkas Bamsoet.
Comment