Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Jumat, 09 Oktober 2020 |
KalbarOnline.com – Usai aksi penolakan Omnibus Law Cipta Kerja, Polda Metro Jaya mengamkan 1.192 massa yang diduga menjadi provokator terjadinya kericuhan saat aksi di sejumlah titik di Jakarta. Dari 1.192 massa itu didominasi oleh anak STM dan kelompok anarko yang memang sengaja untuk membuat kericuhan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan kebanyakan pendemo yang diamankan bukan dari kaum buruh. Melainkan para pelajar yang ikut-ikutan aksi demonstrasi itu.
“Itu (1.192) Bukan dari kelompok buruh, tapi ada kelompok sendiri yang datang untuk merusuh bahkan didominasi oleh anak STM,” kata Yusri seperti dikutip PojokSatu.id (Jawa Pos Group), Jumat (9/10).
Menurut Yusri, saat dilakukan rapid tes sesuai dengan protokol kesesahatan dinyatakan 34 reaktif. Kini 34 massa yang reaktif itu sudah dikarantina di Wisma Atlet, Jakarta. “Yang reaktif ada 34 orang. Secara protokol kita harus isolasi di Wisma Atlet dan dilakukan swab di sana untuk bisa memastikan kondisi mereka,” ungkapnya.
“Ini ssya katakan klaster baru, kalau 34 yang reaktif ini gabung dengan yang lain tadi malam apa tidak menjadi klaster, positif Jakarta semakin tinggi,” tegas Yusri.
Seperti diketahui, sejumlah massa melakukan aksi demonstrasi diberbagai wilayah di Indonesia. Pemicu aksi demonstrasi ini yakni RUU Cipta Kerja yang sudah disahkan oleh DPR.
Mereka juga melakukan aksi di kota-kota besar seperti Bandung, Banten, Tangerang, Bogor, Bekasi, Solo, hingga Surabaya sejak Senin (5/10). Namun puncaknya, aksi itu terjadi pada Kamis (8/10). Hingga malam hari, massa semakin anarkis dengan melakukan perusakan hingga pembakaran sarana dan prasarana umum.
KalbarOnline.com – Usai aksi penolakan Omnibus Law Cipta Kerja, Polda Metro Jaya mengamkan 1.192 massa yang diduga menjadi provokator terjadinya kericuhan saat aksi di sejumlah titik di Jakarta. Dari 1.192 massa itu didominasi oleh anak STM dan kelompok anarko yang memang sengaja untuk membuat kericuhan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan kebanyakan pendemo yang diamankan bukan dari kaum buruh. Melainkan para pelajar yang ikut-ikutan aksi demonstrasi itu.
“Itu (1.192) Bukan dari kelompok buruh, tapi ada kelompok sendiri yang datang untuk merusuh bahkan didominasi oleh anak STM,” kata Yusri seperti dikutip PojokSatu.id (Jawa Pos Group), Jumat (9/10).
Menurut Yusri, saat dilakukan rapid tes sesuai dengan protokol kesesahatan dinyatakan 34 reaktif. Kini 34 massa yang reaktif itu sudah dikarantina di Wisma Atlet, Jakarta. “Yang reaktif ada 34 orang. Secara protokol kita harus isolasi di Wisma Atlet dan dilakukan swab di sana untuk bisa memastikan kondisi mereka,” ungkapnya.
“Ini ssya katakan klaster baru, kalau 34 yang reaktif ini gabung dengan yang lain tadi malam apa tidak menjadi klaster, positif Jakarta semakin tinggi,” tegas Yusri.
Seperti diketahui, sejumlah massa melakukan aksi demonstrasi diberbagai wilayah di Indonesia. Pemicu aksi demonstrasi ini yakni RUU Cipta Kerja yang sudah disahkan oleh DPR.
Mereka juga melakukan aksi di kota-kota besar seperti Bandung, Banten, Tangerang, Bogor, Bekasi, Solo, hingga Surabaya sejak Senin (5/10). Namun puncaknya, aksi itu terjadi pada Kamis (8/10). Hingga malam hari, massa semakin anarkis dengan melakukan perusakan hingga pembakaran sarana dan prasarana umum.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini