Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Senin, 19 Oktober 2020 |
KalbarOnline.com – Prancis langsung bereaksi usai pembunuhan sadis terhadap seorang guru pada Jumat (16/10) lalu. Prancis bersiap untuk mengusir 231 warga asing dalam daftar pantauan pemerintah terkait dugaan keyakinan ekstremis.
Radio Europe 1 seperti dilansir Reuters melaporkan pada Minggu (18/10), dua hari setelah remaja 18 tahun kelahiran Rusia memenggal seorang guru, pemerintah Prancis bakal mengambil sikap lebih keras terhadap warga yang dianggap bisa menimbulkan ancaman keamanan. Namun, Kementerian Dalam Negeri Prancis, yang bertanggung jawab untuk mengusir orang asing, tidak bersedia berkomentar lebih jauh.
Sebelumnya Presiden Emmanuel Macron mengadakan pertemuan Dewan Pertahanan dengan menteri kabinet senior pada Minggu (18/10). Tentunya untuk membahas munculnya aksi teror yang mengerikan dan dilakukan remaja berusia 18 tahun kelahiran Rusia. Langkah tegas harus dilakukan karena Macron tak ingin kejadian miris serupa terulang.
Sebelumnya seorang pria kelahiran Rusia bersenjata pisau pada Jumat (16/10) membunuh seorang guru sejarah sekolah menengah dengan cara menggorok lehernya di depan sekolah tempat dia mengajar di pinggiran kota Paris. Serangan tersebut dianggap sebagai aksi terorisme.
Remaja pria tersebut kemudian ditembak mati oleh polisi yang sedang melakukan patroli tidak jauh dari area tersebut. Guru yang dibunuh tersebut sebelumnya menunjukkan gambar kartun Nabi Muhammad SAW kepada murid-muridnya di dalam kelas. Tindakan guru tersebut dianggap oleh umat Islam sebagai penghujatan.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Prancis langsung bereaksi usai pembunuhan sadis terhadap seorang guru pada Jumat (16/10) lalu. Prancis bersiap untuk mengusir 231 warga asing dalam daftar pantauan pemerintah terkait dugaan keyakinan ekstremis.
Radio Europe 1 seperti dilansir Reuters melaporkan pada Minggu (18/10), dua hari setelah remaja 18 tahun kelahiran Rusia memenggal seorang guru, pemerintah Prancis bakal mengambil sikap lebih keras terhadap warga yang dianggap bisa menimbulkan ancaman keamanan. Namun, Kementerian Dalam Negeri Prancis, yang bertanggung jawab untuk mengusir orang asing, tidak bersedia berkomentar lebih jauh.
Sebelumnya Presiden Emmanuel Macron mengadakan pertemuan Dewan Pertahanan dengan menteri kabinet senior pada Minggu (18/10). Tentunya untuk membahas munculnya aksi teror yang mengerikan dan dilakukan remaja berusia 18 tahun kelahiran Rusia. Langkah tegas harus dilakukan karena Macron tak ingin kejadian miris serupa terulang.
Sebelumnya seorang pria kelahiran Rusia bersenjata pisau pada Jumat (16/10) membunuh seorang guru sejarah sekolah menengah dengan cara menggorok lehernya di depan sekolah tempat dia mengajar di pinggiran kota Paris. Serangan tersebut dianggap sebagai aksi terorisme.
Remaja pria tersebut kemudian ditembak mati oleh polisi yang sedang melakukan patroli tidak jauh dari area tersebut. Guru yang dibunuh tersebut sebelumnya menunjukkan gambar kartun Nabi Muhammad SAW kepada murid-muridnya di dalam kelas. Tindakan guru tersebut dianggap oleh umat Islam sebagai penghujatan.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini