Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Jumat, 06 November 2020 |
KalbarOnline.com – Isu terkait keamanan infrastruktur jaringan telekomunikasi Huawei pertama kali diembuskan oleh Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu. Huawei dituduh sebagai mata-mata Tiongkok yang menyamar di balik perusahaan teknologinya terutama di bidang infrastruktur telekomunikasi yang mereka selenggarakan di banyak negara.
Tampaknya isu tersebut membawa pengaruh besar bagi perusahaan. Baru-baru ini dikatakan bahwa Huawei telah ditolak oleh Rumania untuk membangun jaringan 5G di wilayah tersebut. Berita tersebut muncul setelah Perdana Menteri Rumania Ludovic Orban menyatakan bahwa perusahaan tidak memenuhi persyaratan keamanan dalam proses pembangunan 5G.
Pelarangan penggunaan infrastruktur Huawei untuk menyelenggarakan jaringan 5G di Rumania menambah panjang masalah serupa yang dialami Huawei. Sebelumnya, beberapa negara Eropa dan Inggris raya juga sempat melakukan hal tersebut dengan yang terbaru adalah Swedia.
Menurut laporan RFERL, Perdana Menteri Rumania dalam sebuah wawancara menyatakan, sehubungan dengan 5G, (Tiongkok) tidak dapat menjadi mitra mereka. Lebih lanjut, Duta Besar AS untuk Rumania Adrian Zuckerman juga telah berulang kali memperingatkan tentang risiko keamanan yang ditimbulkan oleh raksasa teknologi Tiongkok itu.
Langkah tersebut juga mencerminkan sikap AS terhadap penyedia peralatan telekomunikasi Tiongkok yang bahkan memaksa negara-negara sekutu lainnya untuk memblokir Huawei. Dalam banyak kesempatan, pemerintahan Presiden AS Donald Trump juga menuduh bahwa perusahaan tersebut berpotensi menjadi fungsi spionase bagi pemerintah Tiongkok. Tapi hal ini telah berulang kali dibantah pihak Huawei di Beijing.
Pada 2019 lalu, Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rumania Klaus Iohannis menandatangani nota bahwa pertimbangan yang cermat akan diambil ketika menggunakan peralatan 5G dari perusahaan yang mungkin memiliki hubungan dengan pemerintah lain. Orban lebih lanjut menambahkan bahwa “Kami akan memilih perusahaan yang tidak menimbulkan ancaman terhadap keamanan nasional atau area lain,” tandasnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Isu terkait keamanan infrastruktur jaringan telekomunikasi Huawei pertama kali diembuskan oleh Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu. Huawei dituduh sebagai mata-mata Tiongkok yang menyamar di balik perusahaan teknologinya terutama di bidang infrastruktur telekomunikasi yang mereka selenggarakan di banyak negara.
Tampaknya isu tersebut membawa pengaruh besar bagi perusahaan. Baru-baru ini dikatakan bahwa Huawei telah ditolak oleh Rumania untuk membangun jaringan 5G di wilayah tersebut. Berita tersebut muncul setelah Perdana Menteri Rumania Ludovic Orban menyatakan bahwa perusahaan tidak memenuhi persyaratan keamanan dalam proses pembangunan 5G.
Pelarangan penggunaan infrastruktur Huawei untuk menyelenggarakan jaringan 5G di Rumania menambah panjang masalah serupa yang dialami Huawei. Sebelumnya, beberapa negara Eropa dan Inggris raya juga sempat melakukan hal tersebut dengan yang terbaru adalah Swedia.
Menurut laporan RFERL, Perdana Menteri Rumania dalam sebuah wawancara menyatakan, sehubungan dengan 5G, (Tiongkok) tidak dapat menjadi mitra mereka. Lebih lanjut, Duta Besar AS untuk Rumania Adrian Zuckerman juga telah berulang kali memperingatkan tentang risiko keamanan yang ditimbulkan oleh raksasa teknologi Tiongkok itu.
Langkah tersebut juga mencerminkan sikap AS terhadap penyedia peralatan telekomunikasi Tiongkok yang bahkan memaksa negara-negara sekutu lainnya untuk memblokir Huawei. Dalam banyak kesempatan, pemerintahan Presiden AS Donald Trump juga menuduh bahwa perusahaan tersebut berpotensi menjadi fungsi spionase bagi pemerintah Tiongkok. Tapi hal ini telah berulang kali dibantah pihak Huawei di Beijing.
Pada 2019 lalu, Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rumania Klaus Iohannis menandatangani nota bahwa pertimbangan yang cermat akan diambil ketika menggunakan peralatan 5G dari perusahaan yang mungkin memiliki hubungan dengan pemerintah lain. Orban lebih lanjut menambahkan bahwa “Kami akan memilih perusahaan yang tidak menimbulkan ancaman terhadap keamanan nasional atau area lain,” tandasnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini