KalbarOnline.com–Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil atau Kang Emil membeberkan dinamika persebaran Covid-19 dari klaster pesantren yang salah satunya dari aktivitas para tenaga pengajar. Selain itu, karena orang luar yang sering berinteraksi dengan masyarakat di lingkungan pesantren.
”Mayoritas kasus pesantren datang dari mereka yang keluar masuk ke kompleks pesantren. Salah satunya adalah guru atau dari pemasok atau pihak ketiga yang melakukan kegiatan di pesantren. Itu akan dijadikan prioritas dalam pengetesan,” kata Kang Emil seperti dilansir dari Antara di Kota Bandung.
Gubernur mengingatkan supaya para pengurus pesantren tetap taat dalam menerapkan protokol kesehatan di lingkungannya. ”Klaster pesantren ini, sama seperti yang lain. Sebab Covid-19 ini kan tidak memilih-milih. Mau di kampus, sekolah, atau pesantren, selama protokol kesehatan tidak dilaksanakan potensi ada,” ujar Kang Emil.
Salah satu daerah di Provinsi Jawa Barat yang terdapat klaster pesantren adalah Kabupaten Kuningan dan Kota Tasikmalaya. Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum menekankan pentingnya keterbukaan pimpinan dan pengelola pondok pesantren (ponpes) dalam mengantisipasi persebaran kasus Covid-19 di pesantren.
Kang Uu menginstruksikan para pimpinan dan pengelola ponpes untuk segera berkoordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 atau dinas kesehatan setempat jika di lingkungan ponpes ditemukan gejala penularan virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19.
”Jika terjadi gejala Covid-19, diharapkan para kiai dan pimpinan ponpes untuk melapor kepada Gugus Tugas setempat. Pimpinan ponpes jangan menyembunyikan kalau di lingkungannya ditemukan kasus positif,” kata Kang Uu.
Sebelumnya, diketahui terdapat kasus positif Covid-19 di ponpes di Kabupaten Kuningan dan Kota Tasikmalaya. Kang Uu berharap, kasus Covid-19 tidak terjadi lagi di seluruh ponpes di Jabar.
Sementara itu, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya mengonfirmasi temuan 86 kasus positif Covid-19 di salah satu pondok pesantren di Kota Tasikmalaya. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat mengatakan, secara keseluruhan total kasus terkonfirmasi di Kota Tasikmalaya per 1 Oktober berjumlah 206 kasus.
”Klaster pesantren adalah yang terbesar di Kota Tasikmalaya. saat ini orang terkonfirmasi positif dari pesantren tersebut masih menjalani isolasi mandiri di lingkungan ponpes,” kata Uus.
Saksikan video menarik berikut ini:
Comment