Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Rabu, 06 Januari 2021 |
KalbarOnline.com – Sejumlah nelayan menemukan benda logam berukuran besar terdampar di pantai kawasan Teluk Ranggau, Desa Sungai Cabang, Kecamatan Kumai, Kabuparen Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Awalnya penampakan benda diduga serpihan pesawat.
Namun dugaan itu dibantah oleh polisi. Kabid Humas Polda Kalteng Kombes Hendra Rochmawan menuturkan bahwa serpihan benda itu merupakan roket China National Space Administration (CNSA)
“Diperkirakan bahwa serpihan benda yang menyerupai badan pesawat tersebut merupakan bagian dari badan roket milik China yang meledak di angkasa dan jatuh,” kata Hendra, Rabu (6/1/2020).
Selain itu, tim juga menemukan logo atau lambang pada serpihan tersebut berbentuk bintang dan berwarna kuning pada sisi yang yang satu serta logo bintang pada sisi yang lainnya serta terdapat tulisan CNSA atau China National Space Administration.
“Ada temuan pendukung lainnya berupa elektrik plak dengan kode YF 19-46 TJa WFC, kode YF 19-46 TJa WFC2 dan terdapat 2 jenis plak tanda kode. Selain itu ditemukan juga benda diduga elektrik selenoid dengan kode BLS 300-C-34-1-19C dan serpihan hanicom dari alumunium,” jelas Hendra.
Berdasarkan penelusuran polisi, puing yang ditemukan adalah bagian roket CNSA yang meledak pada 10 April lalu. Saat itu roket tersebut membawa satelit Nusantara Dua atau Palapa-N1, namun gagal.
Tidak dijelaskan di mana roket itu jatuh, tetapi kantor Keamanan Dalam Negeri dan Pertahanan Sipil Guam menyampaikan ada benda berapi-api di langit, yang dikaitkan dengan kegagalan peluncuran. Saat itu, di media sosial beredar rekaman video soal satelit yang terbakar.
Nusantara Dua diluncurkan Xichang Satellite Launch Center (XLSC), Xichang, China, pada Kamis (9/4/2020). Tidak ada kendala pada proses peluncuran, namun gagal mencapai orbit karena ada anomali di stage ketiga. Satelit itu pun jatuh di laut dan tidak diselamatkan.
Direktur Utama PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) Adi Rahman Adiwoso mengatakan tak ada masalah saat peluncuran memasuki stage pertama dan kedua. Namun persoalan muncul saat stage ketiga, di mana dua roket pendorong,
“Di stage ketiga ada dua roket, salah satu tidak menyala, sehingga tidak mendapatkan kecepatan yang cukup untuk masuk ke orbit yang ditentukan,” ujar Adi dalam konferensi pers secara virtual saat itu, Jumat (10/4/2020).
Nusantara Dua diketahui diproyeksikan mengisi di slot orbit 113 derajat Bujur Timur (BT) yang akan dimanfaatkan Indosat Ooredoo sebagai penyedia jasa satelit untuk menunjang bisnis media broadcasting di Indonesia. [rif]
KalbarOnline.com – Sejumlah nelayan menemukan benda logam berukuran besar terdampar di pantai kawasan Teluk Ranggau, Desa Sungai Cabang, Kecamatan Kumai, Kabuparen Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Awalnya penampakan benda diduga serpihan pesawat.
Namun dugaan itu dibantah oleh polisi. Kabid Humas Polda Kalteng Kombes Hendra Rochmawan menuturkan bahwa serpihan benda itu merupakan roket China National Space Administration (CNSA)
“Diperkirakan bahwa serpihan benda yang menyerupai badan pesawat tersebut merupakan bagian dari badan roket milik China yang meledak di angkasa dan jatuh,” kata Hendra, Rabu (6/1/2020).
Selain itu, tim juga menemukan logo atau lambang pada serpihan tersebut berbentuk bintang dan berwarna kuning pada sisi yang yang satu serta logo bintang pada sisi yang lainnya serta terdapat tulisan CNSA atau China National Space Administration.
“Ada temuan pendukung lainnya berupa elektrik plak dengan kode YF 19-46 TJa WFC, kode YF 19-46 TJa WFC2 dan terdapat 2 jenis plak tanda kode. Selain itu ditemukan juga benda diduga elektrik selenoid dengan kode BLS 300-C-34-1-19C dan serpihan hanicom dari alumunium,” jelas Hendra.
Berdasarkan penelusuran polisi, puing yang ditemukan adalah bagian roket CNSA yang meledak pada 10 April lalu. Saat itu roket tersebut membawa satelit Nusantara Dua atau Palapa-N1, namun gagal.
Tidak dijelaskan di mana roket itu jatuh, tetapi kantor Keamanan Dalam Negeri dan Pertahanan Sipil Guam menyampaikan ada benda berapi-api di langit, yang dikaitkan dengan kegagalan peluncuran. Saat itu, di media sosial beredar rekaman video soal satelit yang terbakar.
Nusantara Dua diluncurkan Xichang Satellite Launch Center (XLSC), Xichang, China, pada Kamis (9/4/2020). Tidak ada kendala pada proses peluncuran, namun gagal mencapai orbit karena ada anomali di stage ketiga. Satelit itu pun jatuh di laut dan tidak diselamatkan.
Direktur Utama PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) Adi Rahman Adiwoso mengatakan tak ada masalah saat peluncuran memasuki stage pertama dan kedua. Namun persoalan muncul saat stage ketiga, di mana dua roket pendorong,
“Di stage ketiga ada dua roket, salah satu tidak menyala, sehingga tidak mendapatkan kecepatan yang cukup untuk masuk ke orbit yang ditentukan,” ujar Adi dalam konferensi pers secara virtual saat itu, Jumat (10/4/2020).
Nusantara Dua diketahui diproyeksikan mengisi di slot orbit 113 derajat Bujur Timur (BT) yang akan dimanfaatkan Indosat Ooredoo sebagai penyedia jasa satelit untuk menunjang bisnis media broadcasting di Indonesia. [rif]
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini