Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Senin, 18 Januari 2021 |
KalbarOnline.com – Komite Darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan negara-negara untuk tidak menerapkan kebijakan pemberlakuan bukti vaksinasi atau kekebalan untuk perjalanan internasional sebagai syarat masuk. Sebab efektivitas vaksin masih harus diukur setelah penyuntikan dilakukan.
Menurut WHO masih ada hal-hal yang belum diketahui tentang kemanjuran vaksinasi dalam mengurangi penularan. Kemudian ketersediaan vaksin saat ini terlalu terbatas seperti dilansir dari Global Times, Senin (18/1).
Panitia sepakat bahwa pandemi Covid-19 tetap menjadi Public Health Emergency of International Concern (PHEIC). WHO sedang mengoordinasikan penetapan standar untuk dokumentasi digital status vaksinasi Covid-19.
Pada varian SARS-CoV-2, komite menyerukan peningkatan kapasitas di seluruh dunia untuk melakukan pengurutan genetik dan mendorong berbagi data. Perlu dilakukan kolaborasi ilmiah yang lebih besar untuk melacak strain baru dan hal-hal yang tidak diketahui.
Panitia juga mendesak WHO untuk mengembangkan sistem standar penamaan varian baru sebagai penanda geografis. Sambil mendorong akses yang adil memberikan vaksin Covid-19 melalui COVAX (inisiatif internasional yang dipimpin WHO untuk vaksin Covid-19) panitia sangat mendorong produsen vaksin untuk segera memberikan data keamanan dan kemanjuran kepada WHO untuk daftar penggunaan darurat.
WHO mendesak masih kurangnya data dari perusahaan farmasi produsen vaksin tersebut. Data merupakan penghalang untuk memastikan pasokan vaksin yang tepat waktu dan adil di tingkat global.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Komite Darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan negara-negara untuk tidak menerapkan kebijakan pemberlakuan bukti vaksinasi atau kekebalan untuk perjalanan internasional sebagai syarat masuk. Sebab efektivitas vaksin masih harus diukur setelah penyuntikan dilakukan.
Menurut WHO masih ada hal-hal yang belum diketahui tentang kemanjuran vaksinasi dalam mengurangi penularan. Kemudian ketersediaan vaksin saat ini terlalu terbatas seperti dilansir dari Global Times, Senin (18/1).
Panitia sepakat bahwa pandemi Covid-19 tetap menjadi Public Health Emergency of International Concern (PHEIC). WHO sedang mengoordinasikan penetapan standar untuk dokumentasi digital status vaksinasi Covid-19.
Pada varian SARS-CoV-2, komite menyerukan peningkatan kapasitas di seluruh dunia untuk melakukan pengurutan genetik dan mendorong berbagi data. Perlu dilakukan kolaborasi ilmiah yang lebih besar untuk melacak strain baru dan hal-hal yang tidak diketahui.
Panitia juga mendesak WHO untuk mengembangkan sistem standar penamaan varian baru sebagai penanda geografis. Sambil mendorong akses yang adil memberikan vaksin Covid-19 melalui COVAX (inisiatif internasional yang dipimpin WHO untuk vaksin Covid-19) panitia sangat mendorong produsen vaksin untuk segera memberikan data keamanan dan kemanjuran kepada WHO untuk daftar penggunaan darurat.
WHO mendesak masih kurangnya data dari perusahaan farmasi produsen vaksin tersebut. Data merupakan penghalang untuk memastikan pasokan vaksin yang tepat waktu dan adil di tingkat global.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini