Dibuat dari Bahan yang Cocok dengan Tubuh Manusia
KalbarOnline.com – Bahagia benar Jamal Furani hari itu. Hari ketika dia bisa melihat cucu bontotnya. Hari ketika dia bisa melihat dunia.
Hari saat perban yang menutup matanya dilepas dokter di Beilinson Hospital of Rabin Medical Center, Distrik Petah Tikva, Israel, pada 3 Januari lalu.
“Seberapa pun kebahagiaan Anda, saya jelas lebih bahagia. (Penglihatan, Red) ini harta karun saya,” ujar Furani kepada tim dokter seperti yang dilansir Israel21c.
Pria 78 tahun itu kehilangan penglihatan sejak satu dekade lalu. Akibat penyakit dan faktor lain yang merusak korneanya, penglihatan warga Haifa, Israel, itu terus meredup hingga buta.
Pria keturunan Arab-Israel itu bukannya pasrah. Sudah ada empat donor kornea yang dijahitkan ke matanya. Semua gagal. Baru kali ini akhirnya penglihatannya kembali.
“Pada saat kami membuka perbannya, suasana langsung menjadi haru. Momen seperti inilah yang membuat kami bangga menjadi dokter,” ujar Irit Bahar, kepala ophthalmology di rumah sakit tersebut.
Kornea kelima yang ditanamkan ke Furani memang bukan kornea biasa. Melainkan kornea sintetis yang sedang dikembangkan oleh perusahaan CorNeat.
Baca juga: Warisan Adinia Wirasti, Donor Kornea
Furani pun jadi pasien buta pertama di dunia yang akhirnya bisa melihat lagi berkat kornea sintetis tersebut. Produk yang disebut Kpro itu digadang bakal menggantikan organ donor kornea yang biasanya didapat dari jenazah.
Normalnya, kornea dari orang meninggal bakal dijahitkan ke pasien buta. Kemudian, organ transplantasi itu dibiarkan berintegrasi. Namun, risiko yang sering terjadi adalah penyembuhan yang gagal mengingat organ tersebut tak tersambung kepada pembuluh darah dengan sempurna.
’’Inovasi kami adalah memasang sesuatu yang benar-benar sintetis tanpa sel atau jaringan. Namun, benda itu malah menjadi bagian tubuh kita,’’ ujar pendiri CorNeat Gilad Litvin kepada Channel 13.
Menurut Litvin, kornea artifisial tersebut dibuat dari bahan yang tak akan terurai dan cocok dengan tubuh manusia. Dengan begitu, pasien tak perlu khawatir ada reaksi imun tubuh atau infeksi. Selain itu, organ buatan tersebut mengurangi risiko penularan virus dari donor.
“Hal ini tentu melegakan terutama di tengah pandemi Covid-19 seperti ini,” ujar Litvin kepada NoCamels.
Selama pandemi, pengambilan organ tubuh, termasuk kornea, dari mayat memang dihentikan untuk mencegah penularan. Padahal, World Health Organization (WHO) melaporkan sekitar dua juta kasus kebutaan karena kornea muncul setiap tahun. Sementara itu, penelitian JAMA Ophthalmology mengatakan bahwa satu donor kornea diperebutkan 70 pasien.
CorNeat sendiri sudah mendapatkan izin untuk melakukan uji klinis di Israel pada Juli tahun lalu. Pada akhirnya, Furani terpilih dalam 10 relawan yang ditanami KPro. Semua relawan itu merupakan pasien yang tak bisa menjalani pengobatan melalui operasi transplantasi atau sudah gagal lebih dari satu kali.
“Saat ini, kami sudah menyiapkan dua lokasi uji klinis di Kanada. Kami juga sedang mengajukan uji klinis di Prancis, AS, dan Belanda,” imbuh Litvin.
Saksikan video menarik berikut ini:
Comment