Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Senin, 25 Januari 2021 |
KalbarOnline.com – Rencana Kapolri baru Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo menghidupkan kembali Pengamanan Masyarakat Swakarsa (Pam Swakarsa) menuai kritik. Program tersebut dikhawatirkan hanya akan mengulang peristiwa di masa lalu, di mana terjadi bentrok antara masyarakat dengan masyarakat.
Juru Bicara FPI Munarman mengatakan, penerapan Pam Swakarsa semacam ini sudah pernah dilakukan sejak zaman penjajahan Belanda. Hasilnya, malah memicu adu domba antar rakyat.
“Ingat dulu personel marsose dan centeng-centeng pengusaha Belanda juga dari kalangan pribumi,” ujar Munarman saat dihubungi, Senin (25/1).
Kondisi serupa juga berlanjut pada era orde lama. Saat itu pemimpin Nasionalisme, Agama, dan Komunisme (Nasakom) menjadikan pemuda dan Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) sebagai ujung tombak menghancurkan lawannya.
“Lalu di tahun 2019 – 2020 ini yang katanya zaman milenial, kita saksikan ada banyak orang gila meneror ulama, salah satunya seperti yang terjadi pada almarhum syekh Ali Jaber,” imbuh Munarman.
Atas dasar itu, dihidupkannya kembali Pam Swakarsa hanya akan mengulang peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau. “Ini pengulangan sejarah. Politik devide et impera, adu domba sesama rakyat,” tukas Munarman.
Sebelumnya, Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo mengatakan akan mengaktifkan kembali Pasukan Pengamanan Masyarakat Swakarsa atau biasa disebut Pam Swakarsa.
“Ke depan, tentunya Pam Swakarsa perlu diperanaktifkan dalam mewujudkan harkamtibmas, jadi kita hidupkan kembali. Tentunya kita integrasikan dengan perkembangan teknologi dan informasi fasilitas-fasilitas yang ada di Polri,” ujar Sigit dalam fit and proper test di Komisi III DPR, Rabu (20/1).
Kapala Bareskrim ini menambahkan, nantinya Pam Swakarsa ini akan diintegrasikan dengan perkembangan tekonologi informasi dan fasilitas-fasilitas yang ada di Polri. “Sehingga kemudian bagaimana Pam Swakarsa ini bisa tersambung atau terkoneksi dengan petugas-petugas kepolisian,” katanya.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Rencana Kapolri baru Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo menghidupkan kembali Pengamanan Masyarakat Swakarsa (Pam Swakarsa) menuai kritik. Program tersebut dikhawatirkan hanya akan mengulang peristiwa di masa lalu, di mana terjadi bentrok antara masyarakat dengan masyarakat.
Juru Bicara FPI Munarman mengatakan, penerapan Pam Swakarsa semacam ini sudah pernah dilakukan sejak zaman penjajahan Belanda. Hasilnya, malah memicu adu domba antar rakyat.
“Ingat dulu personel marsose dan centeng-centeng pengusaha Belanda juga dari kalangan pribumi,” ujar Munarman saat dihubungi, Senin (25/1).
Kondisi serupa juga berlanjut pada era orde lama. Saat itu pemimpin Nasionalisme, Agama, dan Komunisme (Nasakom) menjadikan pemuda dan Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) sebagai ujung tombak menghancurkan lawannya.
“Lalu di tahun 2019 – 2020 ini yang katanya zaman milenial, kita saksikan ada banyak orang gila meneror ulama, salah satunya seperti yang terjadi pada almarhum syekh Ali Jaber,” imbuh Munarman.
Atas dasar itu, dihidupkannya kembali Pam Swakarsa hanya akan mengulang peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau. “Ini pengulangan sejarah. Politik devide et impera, adu domba sesama rakyat,” tukas Munarman.
Sebelumnya, Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo mengatakan akan mengaktifkan kembali Pasukan Pengamanan Masyarakat Swakarsa atau biasa disebut Pam Swakarsa.
“Ke depan, tentunya Pam Swakarsa perlu diperanaktifkan dalam mewujudkan harkamtibmas, jadi kita hidupkan kembali. Tentunya kita integrasikan dengan perkembangan teknologi dan informasi fasilitas-fasilitas yang ada di Polri,” ujar Sigit dalam fit and proper test di Komisi III DPR, Rabu (20/1).
Kapala Bareskrim ini menambahkan, nantinya Pam Swakarsa ini akan diintegrasikan dengan perkembangan tekonologi informasi dan fasilitas-fasilitas yang ada di Polri. “Sehingga kemudian bagaimana Pam Swakarsa ini bisa tersambung atau terkoneksi dengan petugas-petugas kepolisian,” katanya.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini