Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Selasa, 02 Februari 2021 |
KalbarOnline.com – Indonesia menambah kasus positif 10.379 dalam sehari pada Selasa (2/2). Hingga kini tercatat ada kasus aktif atau pasien yang masih sakit sebanyak 175.349 atau 16 persen. Per akhir Januari, kasus Covid-19 di tanah air naik 9,5 persen. Mengapa kasus Covid-19 masih belum bisa terkendali?
Juru Bicara Pemerintah Untuk Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menjelaskan kasus Covid-19 per akhir Januari ini sedikit meningkat dari minggu sebelumnya namun tidak sebesar minggu-minggu lalu. Pada minggu lalu angka kasus positif harus terus ditekan, meskipun beberapa minggu terakhir kenaikan kasus positif diwarnai 13 ribu-14 ribu kasus.
“Namun apabila kita bisa mempertahankan persentase kenaikan mingguan di bawah 10 persen, angka ini perlahan dapat turun,” katanya dalam konferensi pers virtual, Selasa (2/2).
Minggu ini kenaikan kasus tertinggi terjadi di Jawa Barat, naik hampir 100 persen dari minggu lalu. Prof Wiku menyebutkan ada berbagai faktor yang menyebabkan angka kasus positif di tanah air masih tinggi. Apa saja?
Data Terlambat
Data yang tinggi salah satunya disebabkan karena pencatatan data yang terlambat. Sehingga data kasus pada waktu yang lalu baru tercatat sekarang atau direkapitulasi.
Penularan Masih Tinggi
Namun sekali lagi, kata Prof Wiku, kondisi ini tidak serta merta meniadakan fakta bahwa tingkat penularan masih tinggi di Indonesia. Covid-19, lanjutnya, masih menjadi ancaman besar bagi masyarakat dan perekonomian kita.
“Pemerintah, baik pusat dan daerah, terus berupaya meningkatkan pelayanan Covid-19 seperti menambah jumlah tempat tidur, menyediakan alat-alat penunjang pemeriksaan laboratorium, serta meningkatkan pemeriksaan Covid-19.
Prof Wiku mengingatkan pentingnya protokol kesehatan harus tetap dilakukan. “Mohon kepada masyarakat di manapun berada selalu terapkan protokol, jadikan prototkol kesehatan sebagai kebbiasaan baru yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari,” tutupnya.
KalbarOnline.com – Indonesia menambah kasus positif 10.379 dalam sehari pada Selasa (2/2). Hingga kini tercatat ada kasus aktif atau pasien yang masih sakit sebanyak 175.349 atau 16 persen. Per akhir Januari, kasus Covid-19 di tanah air naik 9,5 persen. Mengapa kasus Covid-19 masih belum bisa terkendali?
Juru Bicara Pemerintah Untuk Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menjelaskan kasus Covid-19 per akhir Januari ini sedikit meningkat dari minggu sebelumnya namun tidak sebesar minggu-minggu lalu. Pada minggu lalu angka kasus positif harus terus ditekan, meskipun beberapa minggu terakhir kenaikan kasus positif diwarnai 13 ribu-14 ribu kasus.
“Namun apabila kita bisa mempertahankan persentase kenaikan mingguan di bawah 10 persen, angka ini perlahan dapat turun,” katanya dalam konferensi pers virtual, Selasa (2/2).
Minggu ini kenaikan kasus tertinggi terjadi di Jawa Barat, naik hampir 100 persen dari minggu lalu. Prof Wiku menyebutkan ada berbagai faktor yang menyebabkan angka kasus positif di tanah air masih tinggi. Apa saja?
Data Terlambat
Data yang tinggi salah satunya disebabkan karena pencatatan data yang terlambat. Sehingga data kasus pada waktu yang lalu baru tercatat sekarang atau direkapitulasi.
Penularan Masih Tinggi
Namun sekali lagi, kata Prof Wiku, kondisi ini tidak serta merta meniadakan fakta bahwa tingkat penularan masih tinggi di Indonesia. Covid-19, lanjutnya, masih menjadi ancaman besar bagi masyarakat dan perekonomian kita.
“Pemerintah, baik pusat dan daerah, terus berupaya meningkatkan pelayanan Covid-19 seperti menambah jumlah tempat tidur, menyediakan alat-alat penunjang pemeriksaan laboratorium, serta meningkatkan pemeriksaan Covid-19.
Prof Wiku mengingatkan pentingnya protokol kesehatan harus tetap dilakukan. “Mohon kepada masyarakat di manapun berada selalu terapkan protokol, jadikan prototkol kesehatan sebagai kebbiasaan baru yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari,” tutupnya.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini