Pemkot Pontianak Imbau Warga Waspadai Modus Penipuan Catut Nama Pejabat

KalbarOnline, Pontianak – Akhir-akhir ini masyarakat resah dengan beredarnya modus penipuan yang mencatut nama sejumlah pejabat. Oknum penipu tersebut memanfaatkan jejaring media sosial (medsos) seperti Whatsapp (WA), Facebook, Instagram dan lainnya, sebagai media untuk melakukan modus penipuan.

Untuk meyakinkan korbannya, pelaku bahkan menggunakan foto pejabat pada akun WA dan medsosnya dan berbicara seolah sebagai pejabat yang bersangkutan.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Sekretariat Daerah Kota Pontianak, Uray Abubakar menyatakan, belakangan banyak beredar luas penipuan berkedok memberikan bantuan kepada pondok pesantren, rumah tahfidz, panti asuhan hingga rumah ibadah dengan mengatasnamakan pejabat-pejabat di jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak.

Parahnya, lanjut dia, ada yang mengatasnamakan Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, Wakil Wali Kota Bahasan, Sekretaris Daerah (Sekda) Mulyadi hingga Ketua TP PKK sekaligus Ketua Dekranasda, Yanieta Arbiastutie.

“Kami tegaskan kembali kepada seluruh masyarakat untuk tidak mudah mempercayai apabila ada yang menghubungi dengan mengatasnamakan pejabat atau ASN khususnya di Pemerintahan Kota Pontianak dengan tujuan memberikan bantuan sosial,” ujarnya, Sabtu (03/12/2022).

Baca Juga :  Wako Edi Kamtono Terharu Tarawih Tahun Ini Obati Kerinduan Ramadan

Uray menambahkan, Pemkot Pontianak dalam menyalurkan bantuan sosial dan lainnya, pastinya melalui surat resmi dan berhubungan langsung dengan instansi atau Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis terkait.

Selain itu, pemberian bantuan sosial juga tidak dipungut biaya apapun. Masyarakat pun sangat disarankannya untuk menanyakan langsung ke Pemkot Pontianak apabila ada yang menghubungi mengatasnamakan pejabat dan akan memberikan bantuan sosial.

“Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat apabila ada yang menghubungi dengan mengatasnamakan pejabat-pejabat Pemkot Pontianak untuk menyalurkan bantuan, ada baiknya mengecek terlebih dahulu untuk memastikan apakah itu modus penipuan atau bukan,” ungkap Uray.

Kemajuan teknologi tak dipungkiri membuka kesempatan para pelaku penipuan untuk menjerat korbannya melalui perangkat teknologi seperti smartphone dan lainnya. Berbagai cara dilakukan untuk memperdaya korban yang masih awam dengan bermacam-macam modus penipuan. Bahkan beberapa di antaranya melampirkan bukti struk transfer ke rekening bank dengan sejumlah nominal uang yang sebenarnya adalah hasil editan.

Baca Juga :  Border Policing Upaya Kepolisian Jaga Keamanan dan Kestabilan Ekonomi di Perbatasan

“Kami imbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dan waspada apabila ada yang mencoba untuk meminta atau menawarkan bantuan melalui perangkat telekomunikasi karena sudah banyak korban yang terkena. Apalagi mereka semakin canggih dalam meyakinkan korbannya,” pungkasnya.

Dari modus yang diketahui, ada di antaranya pelaku mengaku sebagai salah seorang pejabat di pemerintahan, kemudian menjelaskan bahwa bantuan sosial bagi lembaga tertentu, dalam hal ini korban, akan segera dicairkan. Kemudian, pelaku mengirim struk bukti transfer dari ATM atau screenshot dari transaksi mobile banking dengan nominal sejumlah uang, yang notabene merupakan hasil editan pelaku dan hasilnya persis seperti asli.

Padahal, pelaku tidak pernah melakukan transfer sejumlah uang untuk korban. Selanjutnya, pelaku menghubungi korban kembali dan mengatakan bahwa terdapat kesalahan transfer karena kelebihan nominal jumlah uang dan meminta korban mentransfer selisihnya. (Jau)

Comment