Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Minggu, 02 Maret 2025 |
KALBARONLINE.com – Dengan suara bergetar, Syarifah Velia (42) menyebutkan kembali kalimat terakhir putranya Muhammad Iqbal Syahputra (15) saat berpamitan untuk pergi mengikuti pawai obor menyambut puasa Ramadhan 1446 Hijriah.
Muhammad Iqbal merupakan korban pengeroyokan oleh sekelompok orang tak dikenal saat pawai obor menyambut bulan suci Ramadhan di Pontianak, pada Kamis (27/2/2025) malam, yang menyebabkan ia meninggal dunia.
Ditemui di rumah duka di Gang Delima 2, Jalan Komyos Soedarso, Pontianak Barat, pada Minggu (2/3/2025), Syarifah Velia (42), ibunda korban, mengenang bagaimana putranya begitu antusias mengikuti pawai obor.
“Dia ini tidak pernah ikut pawai obor. Baru inilah pertama kali, seumur hidup dia. Senang dia sampai setrika pakaiannya sendiri, tak pernah-pernah dia pakai kain putih, baju putih, songkok putih, dia pergi itu sore itu, dijemput temannya,” ceritanya.
Syarifah mendapatkan kabar putranya dirawat di rumah sakit sekitar pukul 22.30 WIB. Teman-teman Iqbal datang ke rumah dan menyampaikan bahwa anaknya berada di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura setelah dipukul oleh sejumlah peserta pawai obor lainnya.
Berdasarkan informasi yang ia terima, putranya itu dipukul menggunakan obor dari bambu oleh peserta lain dari belakang dan mengenai kepala belakangnya, selain itu, korban juga sempat dipukuli.
“Kawannya ramai-ramai datang ke rumah bilang Iqbal masuk rumah sakit, kena pukul, tapi katanya tidak apa-apa,” ungkapnya.
Mendengar kabar tersebut, Syarifah pun segera menuju Rumah Sakit Universitas Tanjungpura Pontianak. Setibanya di sana, ia mendapati putranya sudah dalam kondisi kritis dan koma.
“Ketika saya sampai di rumah sakit, rupanya udah koma dah, langsung koma. Penjelasan dokternya kata dia, jadi otak itu darahnya itu udah sampai ke batang otak,” jelasnya.
Karena keterbatasan alat, Iqbal lalu dirujuk ke RS Antonius pada 28 Februari 2025 dini hari. Setibanya di RS Antonius, ia menceritakan putranya mendapat berbagai tindakan medis karena sempat mengalami henti jantung.
“Batas kesadaran orang koma kan 15, kata dokter. Tapi Iqbal ini hanya tiga. Udah henti nafas. Maka dia cepat dibawa ke RS Antonius, disuruh operasi. Disuruh operasi itu…. udah hilang nyawanya, udah enggak ada,” ujarnya.
Dokter menjelaskan bahwa meskipun dilakukan operasi, kondisi Iqbal sudah sangat kritis dan tak ada jaminan nyawanya akan tertolong.
“Saya sudah tahu anak saya nggak ada, tapi saya ikhlas pasang ventilator, biar dia bisa bertahan. Tapi akhirnya, dokter cabut selangnya. Iqbal sudah tak ada," lanjutnya.
Saat ini mendiang Muhammad Iqbal Syahputra telah dimakamkan di Pemakaman umum di kawasan Jalan Kom Yos Soedarso Pontianak pada Sabtu 1 Maret 2025.
Sementara kasus ini telah ditangani Polresta Pontianak. Polisi telah berhasil menangkap dua pelaku yang terlibat dalam penganiayaan tersebut dan tengah melakukan penyelidikan lebih dalam.
Syarifah berharap pelaku mendapatkan hukuman setimpal, meskipun salah satu pelaku masih di bawah umur.
“Kalau bisa hukum mati, walaupun pelaku di bawah umur, tetap harus ada hukumannya. Jangan ada hukum perlindungan anak. Kalau ada perlindungan anak, nanti dia akan bunuh lagi anak-anak lain,” tegas Syarifah. (Lid)
KALBARONLINE.com – Dengan suara bergetar, Syarifah Velia (42) menyebutkan kembali kalimat terakhir putranya Muhammad Iqbal Syahputra (15) saat berpamitan untuk pergi mengikuti pawai obor menyambut puasa Ramadhan 1446 Hijriah.
Muhammad Iqbal merupakan korban pengeroyokan oleh sekelompok orang tak dikenal saat pawai obor menyambut bulan suci Ramadhan di Pontianak, pada Kamis (27/2/2025) malam, yang menyebabkan ia meninggal dunia.
Ditemui di rumah duka di Gang Delima 2, Jalan Komyos Soedarso, Pontianak Barat, pada Minggu (2/3/2025), Syarifah Velia (42), ibunda korban, mengenang bagaimana putranya begitu antusias mengikuti pawai obor.
“Dia ini tidak pernah ikut pawai obor. Baru inilah pertama kali, seumur hidup dia. Senang dia sampai setrika pakaiannya sendiri, tak pernah-pernah dia pakai kain putih, baju putih, songkok putih, dia pergi itu sore itu, dijemput temannya,” ceritanya.
Syarifah mendapatkan kabar putranya dirawat di rumah sakit sekitar pukul 22.30 WIB. Teman-teman Iqbal datang ke rumah dan menyampaikan bahwa anaknya berada di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura setelah dipukul oleh sejumlah peserta pawai obor lainnya.
Berdasarkan informasi yang ia terima, putranya itu dipukul menggunakan obor dari bambu oleh peserta lain dari belakang dan mengenai kepala belakangnya, selain itu, korban juga sempat dipukuli.
“Kawannya ramai-ramai datang ke rumah bilang Iqbal masuk rumah sakit, kena pukul, tapi katanya tidak apa-apa,” ungkapnya.
Mendengar kabar tersebut, Syarifah pun segera menuju Rumah Sakit Universitas Tanjungpura Pontianak. Setibanya di sana, ia mendapati putranya sudah dalam kondisi kritis dan koma.
“Ketika saya sampai di rumah sakit, rupanya udah koma dah, langsung koma. Penjelasan dokternya kata dia, jadi otak itu darahnya itu udah sampai ke batang otak,” jelasnya.
Karena keterbatasan alat, Iqbal lalu dirujuk ke RS Antonius pada 28 Februari 2025 dini hari. Setibanya di RS Antonius, ia menceritakan putranya mendapat berbagai tindakan medis karena sempat mengalami henti jantung.
“Batas kesadaran orang koma kan 15, kata dokter. Tapi Iqbal ini hanya tiga. Udah henti nafas. Maka dia cepat dibawa ke RS Antonius, disuruh operasi. Disuruh operasi itu…. udah hilang nyawanya, udah enggak ada,” ujarnya.
Dokter menjelaskan bahwa meskipun dilakukan operasi, kondisi Iqbal sudah sangat kritis dan tak ada jaminan nyawanya akan tertolong.
“Saya sudah tahu anak saya nggak ada, tapi saya ikhlas pasang ventilator, biar dia bisa bertahan. Tapi akhirnya, dokter cabut selangnya. Iqbal sudah tak ada," lanjutnya.
Saat ini mendiang Muhammad Iqbal Syahputra telah dimakamkan di Pemakaman umum di kawasan Jalan Kom Yos Soedarso Pontianak pada Sabtu 1 Maret 2025.
Sementara kasus ini telah ditangani Polresta Pontianak. Polisi telah berhasil menangkap dua pelaku yang terlibat dalam penganiayaan tersebut dan tengah melakukan penyelidikan lebih dalam.
Syarifah berharap pelaku mendapatkan hukuman setimpal, meskipun salah satu pelaku masih di bawah umur.
“Kalau bisa hukum mati, walaupun pelaku di bawah umur, tetap harus ada hukumannya. Jangan ada hukum perlindungan anak. Kalau ada perlindungan anak, nanti dia akan bunuh lagi anak-anak lain,” tegas Syarifah. (Lid)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini