KALBARONLINE.com – Memiliki keterbatasan fisik tidak menyurutkan semangat Banu (16 tahun), teman tuli asal Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat untuk belajar mengaji.
Terlebih di bulan Ramadhan ini, meskipun ayat suci Al-Qur’an yang dilafalkannya tak menghasilkan nada, tetapi ia begitu semangat membaca ayat demi ayat Al-Qur’an dengan jemarinya.
Banu merupakan salah satu murid Maktab Tuli As-Sami Pontianak. Maktab yang satu-satunya ada di Kalbar ini merupakan semi pondok pesantren yang menanungi anak-anak tunarungu atau teman tuli untuk belajar ilmu agama.
Banu yang kini duduk di kelas 2 SMA, pertama kali datang ke Maktab Tuli As-Sami pada bulan Februari lalu bersama sang ayah. Awalnya Danu mengaku sempat kesulitan untuk belajar Al-Qur’an dengan bahasa isyarat, bahkan tidak mengerti sama sekali, akan tetapi dengan ketekunan dan bimbingan dari guru akhirnya ia mengerti.
“Saya senang bisa hadir disini, ketemu banyak teman-teman Tuli yang juga ada disini untuk bisa belajar,” ucapnya dalam bahasa isyarat.
Meskipun Al-Qur’an yang dibacanya tidak dilafalkan dengan suara, Banu merasa yakin bahwa ia tetap mendapatkan pahala yang sama seperti mereka yang bisa melafalkan Al-Qur’an secara lisan.
“Saya yakin saya juga bisa mendapatkan pahala yang sama seperti orang lainnya kalau misalkan mengaji,” katanya.
Banu mengungkapkan, bahwa sebelum datang ke maktab, ia tidak banyak tahu mengenai sholat atau membaca Al-Qur’an. Dulu, ia hanya ikut-ikut ketika melakukan sholat atau beribadah di masjid.
Namun, berkat pelatihan di Maktab Tuli As-Sami, Banu kini tidak hanya mampu mengaji dengan bahasa isyarat, tetapi juga sudah mulai memahami cara melaksanakan shalat dengan benar. Bahkan, ia telah hafal beberapa hadist Nabi Muhammad SAW.
“Dulu saya gak tahu, gak ngerti shalat, gak ngerti baca Al-Qur’an. Saya hanya ikut-ikut saja kalau di masjid. Kemudian shalat saya juga ikut-ikutan. Tapi alhamdulillah sekarang ketika berada di maktab, Saya bisa belajar latihan pelan-pelan. Kemudian belajar shalat belajar baca Al-Qur’an kemudian berpuasa pada hari ini,” jelasnya.
Terkait dengan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW, ia menceritakan bahwa salah satu hadis yang sangat membekas di hatinya adalah hadist tentang pentingnya shalat.
“Amal yang pertama kali akan dihisap pada hari kiamat itu adalah shalat. Nah kalau shalatnya baik maka seluruh amalnya juga akan baik. Tetapi kalau shalat kita buruk. Maka seluruh amal kita juga akan buruk,” katanya.
Perjalanan Banu di Maktab Tuli As-Sami mengajarkan bahwa tidak ada batasan bagi siapa pun, meskipun memiliki keterbatasan fisik, untuk belajar dan mengabdi pada agama.
“Nah saya sekarang Insya Allah niat untuk bisa menjaga sholat saya. Terus istiqomah dan belajar istiqomah Insya Allah Sampai akhir hayat saya,” tutup Banu. (Lid)
Comment