Program “Bapak Asuh” Jadi Solusi Pertahankan Permainan Meriam Karbit Pontianak

KALBARONLINE.com – Eksebisi Meriam Karbit Tahun 2025 siap memeriahkan malam takbiran menyambut Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah di Kota Pontianak. Untuk mematangkan pelaksanaannya, Disdikbud Kota Pontianak menggelar rakor yang melibatkan berbagai pihak terkait.

Rakor persiapan Eksebisi Meriam Karbit itu digelar di Ruang Rapat Wali Kota Pontianak, Rabu (19/03/2025).

Kepala Disdikbud Kota Pontianak Sri Sujiarti menerangkan, eksebisi meriam karbit ini diikuti sebanyak 30 kelompok yang tersebar di sepanjang Sungai Kapuas. Ia menggarisbawahi bahwa event ini bukan sebuah perlombaan, tetapi lebih bersifat eksebisi.

“Kita bermain bersama untuk memeriahkan malam takbiran. Ada 30 kelompok yang terlibat, 16 kelompok berada di Pontianak Timur dan 14 kelompok di Pontianak Selatan dan Tenggara,” terangnya.

Dikatakan Sri, eksibisi ini merupakan kolaborasi berbagai perangkat daerah dan instansi terkait karena melibatkan kegiatan di darat dan air. Oleh sebab itu, pihaknya menggelar rapat koordinasi karena waktu pelaksanaan tinggal menunggu hari yang direncanakan pada tanggal 30 Maret mendatang.

“Kegiatan ini akan dilaksanakan pada malam takbiran, menyesuaikan keputusan pemerintah terkait penetapan Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah,” tuturnya.

Baca Juga :  Aksi Konvergensi Cegah Stunting, Pemkot Pontianak Luncurkan Aplikasi Smart Berbasis Geospasial

Meriam karbit sendiri sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh kementerian. Oleh sebab itu, melalui eksebisi meriam karbit ini sebagai wujud pelestarian tradisi yang sudah ada sejak dahulu kala.

“Tradisi ini merupakan satu-satunya yang kita tahu di Indonesia, bahkan mungkin di dunia,” kata Sri.

Meski demikian, Sri mengakui bahwa jumlah peserta eksibisi meriam karbit semakin berkurang setiap tahunnya. Hal ini disebabkan biaya pembuatan meriam karbit yang cukup besar. Untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya berencana mengadakan program “bapak angkat” atau “bapak asuh” bagi kelompok-kelompok penyelenggara.

Eksebisi ini pun rencananya akan dihadiri oleh para pejabat Pemerintah Kota Pontianak dan Provinsi Kalimantan Barat. Sri bilang masyarakat atau pengunjung dapat menyaksikan atraksi Meriam Karbit tidak hanya pada tanggal 30 Maret, tetapi hingga 30 hari ke depan.

“Masyarakat bahkan bisa mencoba menyulut meriam karbit dengan mengganti biaya karbit yang dikeluarkan, mengingat harga karbit semakin tahun semakin naik,” harapnya.

Sementara itu, Ketua Forum Meriam Karbit, Fajriudin mengungkapkan, inisiatif “bapak asuh atau “bapak angkat” dapat dijadikan sebagai solusi untuk mengatasi penurunan jumlah kelompok pemain meriam karbit yang cukup drastis dalam setahun terakhir.

Baca Juga :  Pj Wali Kota Ajak Masyarakat Pontianak Hargai Pilihan Politik Tiap Individu

“Nanti masing-masing kelompok itu kita usahakan bapak angkat atau bapak asuh yang bisa mendanai, mensupport kegiatan masing-masing kelompok. Mudah-mudahan itu bisa terwujud,” jelasnya usai rakor.

Data menunjukkan kemerosotan yang mengkhawatirkan. Tahun 2024, tercatat 41 kelompok dengan total 249 meriam, namun tahun 2025 jumlahnya merosot menjadi hanya 30 kelompok dengan 184 meriam. Penurunan 11 kelompok ini terutama disebabkan oleh masalah pendanaan.

Tak hanya itu, para pelestari tradisi juga dihadapkan pada kesulitan mendapatkan bahan baku utama berupa balok kayu. Untuk mengatasi tantangan ini, forum telah berkoordinasi dengan aparat keamanan guna mempermudah akses pengadaan balok kayu dari daerah hulu, dengan ketentuan khusus bahwa kayu tersebut hanya diperuntukkan bagi pembuatan meriam karbit.

“Bahan baku itu menjadi kendala utama. Biasanya kelompok-kelompok meriam karbit menggunakan kayu balok. Sekarang kawan-kawan itu mengubah dari balok ke bahan lain,” ujar Fajriudin.

Dengan berbagai upaya ini, Forum Meriam Karbit berharap, tradisi budaya khas Pontianak ini dapat terus bertahan dan tidak semakin tergerus di tengah berbagai tantangan yang dihadapi. (Jau)

Comment