Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Senin, 21 April 2025 |
KALBARONLINE.com - Seorang oknum pelatih karate di Kota Pontianak berinisial J (58 tahun) diduga telah mencabuli tujuh murid perempuannya. Aksi bejat itu disebut-sebut terjadi di salah satu sekolah di Pontianak, dan berlangsung sejak tahun 2024 hingga Februari 2025.
Saat ini, pelaku telah diamankan oleh Subdit Renata Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Kalbar untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Menanggapi kasus yang terjadi di wilayahnya, Wali Kota Pontianak, Edi Kamtono menyampaikan rasa kesalnya terhadap tindakan yang dilakukan oleh oknum guru karate tersebut, yang notabene seharusnya menjadi panutan bagi anak-anak.
“Tentu saya kesal. Baru dapat berita kemarin orang-orang terdekat yang menjadi panutan terutama anak-anak justru melakukan tindakan hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.
Terkait kasus tersebut, Edi menekankan pentingnya pengawasan yang lebih ketat terhadap kegiatan ekstrakurikuler di lingkungan sekolah yang melibatkan interaksi antara pelatih dan siswa.
“Tentu ini perlu dilakukan pengawasan yang intens lagi untuk kegiatan ekstrakurikuler, tidak hanya kegiatan karate tetapi juga kegiatan lainnya,” ujarnya.
Edi juga menyebutkan, bahwa kasus ini menjadi bahan evaluasi penting, khususnya bagi dunia pendidikan dan Dinas Pendidikan Kota Pontianak.
“Tentu Ini menjadi bahan evaluasi di dunia pendidikan termasuk kita di dinas pendidikan,” katanya.
Ia juga berharap, kasus serupa tidak kembali terjadi di Kota Pontianak. Menurutnya, semua pihak harus lebih peduli terhadap lingkungan sekitar, terutama dalam hal-hal yang rentan terjadi kekerasan atau pelecehan.
“Ini kita harapkan tidak terjadi lagi di Kota Pontianak. Kita semua harus peduli dengan lingkungan dengan hal hal yang rentan seperti ini,” tukasnya. (Lid)
KALBARONLINE.com - Seorang oknum pelatih karate di Kota Pontianak berinisial J (58 tahun) diduga telah mencabuli tujuh murid perempuannya. Aksi bejat itu disebut-sebut terjadi di salah satu sekolah di Pontianak, dan berlangsung sejak tahun 2024 hingga Februari 2025.
Saat ini, pelaku telah diamankan oleh Subdit Renata Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Kalbar untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Menanggapi kasus yang terjadi di wilayahnya, Wali Kota Pontianak, Edi Kamtono menyampaikan rasa kesalnya terhadap tindakan yang dilakukan oleh oknum guru karate tersebut, yang notabene seharusnya menjadi panutan bagi anak-anak.
“Tentu saya kesal. Baru dapat berita kemarin orang-orang terdekat yang menjadi panutan terutama anak-anak justru melakukan tindakan hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.
Terkait kasus tersebut, Edi menekankan pentingnya pengawasan yang lebih ketat terhadap kegiatan ekstrakurikuler di lingkungan sekolah yang melibatkan interaksi antara pelatih dan siswa.
“Tentu ini perlu dilakukan pengawasan yang intens lagi untuk kegiatan ekstrakurikuler, tidak hanya kegiatan karate tetapi juga kegiatan lainnya,” ujarnya.
Edi juga menyebutkan, bahwa kasus ini menjadi bahan evaluasi penting, khususnya bagi dunia pendidikan dan Dinas Pendidikan Kota Pontianak.
“Tentu Ini menjadi bahan evaluasi di dunia pendidikan termasuk kita di dinas pendidikan,” katanya.
Ia juga berharap, kasus serupa tidak kembali terjadi di Kota Pontianak. Menurutnya, semua pihak harus lebih peduli terhadap lingkungan sekitar, terutama dalam hal-hal yang rentan terjadi kekerasan atau pelecehan.
“Ini kita harapkan tidak terjadi lagi di Kota Pontianak. Kita semua harus peduli dengan lingkungan dengan hal hal yang rentan seperti ini,” tukasnya. (Lid)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini