Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Rabu, 11 Juni 2025 |
KALBARONLINE.com - Cuaca kering dan curah hujan yang minim dalam beberapa waktu terakhir memicu kemunculan titik api di sejumlah wilayah di Kalimantan Barat. Kondisi ini meningkatkan kekhawatiran akan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di awal musim kemarau.
Wakil Gubernur Kalbar, Krisantus Kurniawan menyebutkan, pemerintah daerah dan juga masyarakat sudah berpengalaman dalam menghadapai kondisi karhutla. Hal itu diperkuat dengan apel kesiapsiagaan karhutla 2025 yang dilaksanakan Pemprov Kalbar bersama Kementerian Kehutanan pada Kamis lalu (05/06/2025) di Halaman Kantor Gubernur Kalbar.
Krisantus menegaskan bahwa apel tersebut bukan hanya giat seremonial tapi adalah gerakan waspada teehadap karhutla yang sering terjadi di Kalbar terutama saat memasuki musim kemarau.
"Tapi kita lihat beberapa hari ini belum hujan belum terpantau ada karhutla yang besar paling titik api kecil yang bisa dideteksi,” ujarnya saat ditemui, Rabu (11/06/2025).
Lebih lanjut Krisantus mengungkapkan, saat musim kemarau seperti ini para peladang terutama di daerah perhuluan masih membuka lahan dengan cara kearifan lokal yakni dengan dibakar.
Untuk itu ia mengingatkan kepada perusahaan besar tidak menjadikan para peladang kecil menjadi kambing hitam atas terjadinya karhutla.
“Saya tidak ingin terjadi kejadian seperti yang lalu peladang jadi kambing hitam,” ungkapnya.
Terkait hal itu, Krisantus meminta aparat penegak hukum (APH) agar menangani kasus karhutla dengan pendekatan preventif, bukan represif.
“Jadi jangan langsung kita simpulkan kebakaran itu akibat peladang . Karena peladang ini hanya membakar lahan secara skala kecil,” pintanya.
Ia menekankan pentingnya perhatian dan kerja sama semua pihak baik itu pemerintah, aparat penegak hukum, swasta, dan kelompok masyarakat untuk memberikan edukasi dan mencari solusi agar pembukaan lahan tidak lagi menggunakan cara bakar.
“Tentu butuh perhatian dan kerjasama kita semua, pemerintah , APH, Swasta , kelompok masyarakat sama-sama memberikan edukasi dan mencari solusi bagaimana berladang tidak lagi membakar lahan,” tukasnya. (Lid)
KALBARONLINE.com - Cuaca kering dan curah hujan yang minim dalam beberapa waktu terakhir memicu kemunculan titik api di sejumlah wilayah di Kalimantan Barat. Kondisi ini meningkatkan kekhawatiran akan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di awal musim kemarau.
Wakil Gubernur Kalbar, Krisantus Kurniawan menyebutkan, pemerintah daerah dan juga masyarakat sudah berpengalaman dalam menghadapai kondisi karhutla. Hal itu diperkuat dengan apel kesiapsiagaan karhutla 2025 yang dilaksanakan Pemprov Kalbar bersama Kementerian Kehutanan pada Kamis lalu (05/06/2025) di Halaman Kantor Gubernur Kalbar.
Krisantus menegaskan bahwa apel tersebut bukan hanya giat seremonial tapi adalah gerakan waspada teehadap karhutla yang sering terjadi di Kalbar terutama saat memasuki musim kemarau.
"Tapi kita lihat beberapa hari ini belum hujan belum terpantau ada karhutla yang besar paling titik api kecil yang bisa dideteksi,” ujarnya saat ditemui, Rabu (11/06/2025).
Lebih lanjut Krisantus mengungkapkan, saat musim kemarau seperti ini para peladang terutama di daerah perhuluan masih membuka lahan dengan cara kearifan lokal yakni dengan dibakar.
Untuk itu ia mengingatkan kepada perusahaan besar tidak menjadikan para peladang kecil menjadi kambing hitam atas terjadinya karhutla.
“Saya tidak ingin terjadi kejadian seperti yang lalu peladang jadi kambing hitam,” ungkapnya.
Terkait hal itu, Krisantus meminta aparat penegak hukum (APH) agar menangani kasus karhutla dengan pendekatan preventif, bukan represif.
“Jadi jangan langsung kita simpulkan kebakaran itu akibat peladang . Karena peladang ini hanya membakar lahan secara skala kecil,” pintanya.
Ia menekankan pentingnya perhatian dan kerja sama semua pihak baik itu pemerintah, aparat penegak hukum, swasta, dan kelompok masyarakat untuk memberikan edukasi dan mencari solusi agar pembukaan lahan tidak lagi menggunakan cara bakar.
“Tentu butuh perhatian dan kerjasama kita semua, pemerintah , APH, Swasta , kelompok masyarakat sama-sama memberikan edukasi dan mencari solusi bagaimana berladang tidak lagi membakar lahan,” tukasnya. (Lid)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini