Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Selasa, 15 Juli 2025 |
KALBARONLINE.com - Maraknya temuan beras oplosan yang beredar di pasaran memicu kekhawatiran banyak pihak, mulai dari konsumen hingga pedagang. Namun, tidak semua penjual beras terlibat dalam praktik nakal ini.
Seperti Tommy, pedagang beras di salah satu pasar tradisional di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, yang memastikan bahwa beras yang dijualnya aman dan asli berasal dari agen resmi.
“Kita pastikan beras yang kita jual ini aman, karena, kita ambil dari agen resmi,” ujar Tommy, saat dijumpai di toko sembakonya, Selasa (15/07/2025)
Tommy turut menyayangkan praktik pengoplosan beras yang terjadi, karena selain merugikan masyarakat, hal itu berpotensi merusak kepercayaan warga terhadap produk beras di pasaran. Imbasnya, bakal merugikan pedagang beras secara umum.
"Karena yang namanya oplosan itu kan pasti kesannya ada yang baik sama yang buruk dicampur, sehingga merugikan masyarakat. Harusnya premium ternyata bukan, kurang bagus buat rakyat," ungkapnya.
Ia pun mengajak pedagang lain untuk lebih selektif dalam memilih produk dan menjaga kepercayaan konsumen.
"Kalau kita serius usaha, jangan cari untung dari cara curang. Kasihan pembeli," kata dia.
Sementara itu, di tempat lain, Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan cermat dalam membeli beras, khususnya beras dengan label premium.
“Imbauan masyarakat untuk lebih teliti membeli beras. Biasa ibu-ibu rumah tangga itu sudah lebih pengalaman dengan beras yaitu ketika hasil olahannya setelah dimasak itu kelihatan mana yang premium, mana yang tidak pasti kelihatan itu,” katanya saat ditemui di Kantor Wali Kota Pontianak.
Terkait adanya kemungkinan praktik serupa di wilayahnya, Edi menyatakan, bahwa pihaknya masih menunggu laporan lengkap dari tim Satgas Pangan Kota Pontianak
“Masih menunggu laporan dari tim Satgas Kota Pontianak,” katanya.
Meski begitu, ia menegaskan, bahwa pengawasan akan terus diperketat, terutama terhadap tempat-tempat pengemasan beras yang ada di Kota Pontianak.
“Kalau beras itu dikirim dari luar, ini kan kita susah nih. Tapi kalau yang diproduksi di Kota Pontianak enak kita ngontrolnya ada beberapa tempat untuk pengemasan itu. Kita bisa tahu beras dari mana, kan bisa dicek termasuk bulog,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, jika terbukti ada praktik pengoplosan di Pontianak yang merugikan masyarakat, maka perlu ada tindakan hukum yang tegas terhadap para pelakunya.
“Balai POM dan unsur terkait dalam tim Satgas Pangan harus melakukan pengawasan ketat. Kalau terbukti ada pengoplosan yang merugikan masyarakat, itu harus ditindak tegas secara hukum. Yang jelas, konsumen tidak boleh dirugikan," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan ada 212 merek beras diduga terlibat dalam praktik pengoplosan dan pelanggaran standar mutu. Amran menegaskan, praktik ini tidak hanya merugikan konsumen dari sisi kualitas, tetapi juga menyebabkan kerugian ekonomi yang mencapai Rp 99 triliun setiap tahun. (Lid)
KALBARONLINE.com - Maraknya temuan beras oplosan yang beredar di pasaran memicu kekhawatiran banyak pihak, mulai dari konsumen hingga pedagang. Namun, tidak semua penjual beras terlibat dalam praktik nakal ini.
Seperti Tommy, pedagang beras di salah satu pasar tradisional di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, yang memastikan bahwa beras yang dijualnya aman dan asli berasal dari agen resmi.
“Kita pastikan beras yang kita jual ini aman, karena, kita ambil dari agen resmi,” ujar Tommy, saat dijumpai di toko sembakonya, Selasa (15/07/2025)
Tommy turut menyayangkan praktik pengoplosan beras yang terjadi, karena selain merugikan masyarakat, hal itu berpotensi merusak kepercayaan warga terhadap produk beras di pasaran. Imbasnya, bakal merugikan pedagang beras secara umum.
"Karena yang namanya oplosan itu kan pasti kesannya ada yang baik sama yang buruk dicampur, sehingga merugikan masyarakat. Harusnya premium ternyata bukan, kurang bagus buat rakyat," ungkapnya.
Ia pun mengajak pedagang lain untuk lebih selektif dalam memilih produk dan menjaga kepercayaan konsumen.
"Kalau kita serius usaha, jangan cari untung dari cara curang. Kasihan pembeli," kata dia.
Sementara itu, di tempat lain, Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan cermat dalam membeli beras, khususnya beras dengan label premium.
“Imbauan masyarakat untuk lebih teliti membeli beras. Biasa ibu-ibu rumah tangga itu sudah lebih pengalaman dengan beras yaitu ketika hasil olahannya setelah dimasak itu kelihatan mana yang premium, mana yang tidak pasti kelihatan itu,” katanya saat ditemui di Kantor Wali Kota Pontianak.
Terkait adanya kemungkinan praktik serupa di wilayahnya, Edi menyatakan, bahwa pihaknya masih menunggu laporan lengkap dari tim Satgas Pangan Kota Pontianak
“Masih menunggu laporan dari tim Satgas Kota Pontianak,” katanya.
Meski begitu, ia menegaskan, bahwa pengawasan akan terus diperketat, terutama terhadap tempat-tempat pengemasan beras yang ada di Kota Pontianak.
“Kalau beras itu dikirim dari luar, ini kan kita susah nih. Tapi kalau yang diproduksi di Kota Pontianak enak kita ngontrolnya ada beberapa tempat untuk pengemasan itu. Kita bisa tahu beras dari mana, kan bisa dicek termasuk bulog,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, jika terbukti ada praktik pengoplosan di Pontianak yang merugikan masyarakat, maka perlu ada tindakan hukum yang tegas terhadap para pelakunya.
“Balai POM dan unsur terkait dalam tim Satgas Pangan harus melakukan pengawasan ketat. Kalau terbukti ada pengoplosan yang merugikan masyarakat, itu harus ditindak tegas secara hukum. Yang jelas, konsumen tidak boleh dirugikan," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan ada 212 merek beras diduga terlibat dalam praktik pengoplosan dan pelanggaran standar mutu. Amran menegaskan, praktik ini tidak hanya merugikan konsumen dari sisi kualitas, tetapi juga menyebabkan kerugian ekonomi yang mencapai Rp 99 triliun setiap tahun. (Lid)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini