Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Selasa, 27 Februari 2018 |
KalbarOnline, Kubu Raya – Dengan luas daerah 2.500 Haktera yang berisi 75 persen komoditi karet dan lada, Desa Korek, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya sanggup membangkitkan ekonomi masyarakat desanya dengan cara berkebun karet dan lada.
Secara geografis Desa Korek sangat strategis yakni berada di lintasan Jalan Trans Kalimantan yang merupakan jalan penghubung dari dua daerah yaitu Kabupaten Sanggau dan Kubu Raya.
Dengan akses mudah terjangkau, menurut Sekretaris Desa Korek, Aloysius tingkatan pelayanan kepada masyarakat mudah terjangkau disebabkan jarak ke tingkat Kecamatan lebih kurang hanya 15 Km, sementara Kota/Kabupaten 22 Km.
Semua itu disebabkan posisi strategis Desa Korek, dalam hal urusan administrasi kependudukan masyarakat begitu mudah, baik ditingkat Desa, Kecamatan hingga Kabupaten.
“Dengan jumlah penduduk 3.700 jiwa di tahun 2016/2017 sebagian masyarakat memilih untuk berkebun karet. Selain menjajikan keuntungan, perkebunan karet juga lebih gampang perawatannya maka dari itu menjadi primadona masyarakat desa,” ujarnya, Selasa (27/2) siang.
Sementara itu secara terpisah, Sharoji mengharapkan perubahan pada harga karet yang saat ini berkisar Rp 6.000/Kg menjadi lebih dari itu.
Menurut dia, hal ini juga diinginkan oleh para petani karet yang menopang ekonominya dari hasil perkebunan karet.
“Mengingat harga kebutuhan saat ini sudah melambung tinggi. Kami harapkan ada perubahan harga dari hasil karet kami yang sebelumnya harga rendah bisa menjadi lebih tinggi. Dikarenakan karet-karet kami juga mampu bersaing dengan produk-produk karet diluar daerah Kubu Raya,” kata Sharoji, petani karet yang telah belasan tahun menekuni perkebunan karet. (ian)
KalbarOnline, Kubu Raya – Dengan luas daerah 2.500 Haktera yang berisi 75 persen komoditi karet dan lada, Desa Korek, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya sanggup membangkitkan ekonomi masyarakat desanya dengan cara berkebun karet dan lada.
Secara geografis Desa Korek sangat strategis yakni berada di lintasan Jalan Trans Kalimantan yang merupakan jalan penghubung dari dua daerah yaitu Kabupaten Sanggau dan Kubu Raya.
Dengan akses mudah terjangkau, menurut Sekretaris Desa Korek, Aloysius tingkatan pelayanan kepada masyarakat mudah terjangkau disebabkan jarak ke tingkat Kecamatan lebih kurang hanya 15 Km, sementara Kota/Kabupaten 22 Km.
Semua itu disebabkan posisi strategis Desa Korek, dalam hal urusan administrasi kependudukan masyarakat begitu mudah, baik ditingkat Desa, Kecamatan hingga Kabupaten.
“Dengan jumlah penduduk 3.700 jiwa di tahun 2016/2017 sebagian masyarakat memilih untuk berkebun karet. Selain menjajikan keuntungan, perkebunan karet juga lebih gampang perawatannya maka dari itu menjadi primadona masyarakat desa,” ujarnya, Selasa (27/2) siang.
Sementara itu secara terpisah, Sharoji mengharapkan perubahan pada harga karet yang saat ini berkisar Rp 6.000/Kg menjadi lebih dari itu.
Menurut dia, hal ini juga diinginkan oleh para petani karet yang menopang ekonominya dari hasil perkebunan karet.
“Mengingat harga kebutuhan saat ini sudah melambung tinggi. Kami harapkan ada perubahan harga dari hasil karet kami yang sebelumnya harga rendah bisa menjadi lebih tinggi. Dikarenakan karet-karet kami juga mampu bersaing dengan produk-produk karet diluar daerah Kubu Raya,” kata Sharoji, petani karet yang telah belasan tahun menekuni perkebunan karet. (ian)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini