Cerita Bocah Pelintas Batas Malaysia-RI Nursaka Bertemu Gubernur Sutarmidji

KalbarOnline, Pontianak – Nursaka seorang bocah SD berusia delapan tahun asal Indonesia yang setiap harinya harus melintasi perbatasan Indonesia-Malaysia demi menimba ilmu di SD Negeri 03 Sontas, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau mendapatkan undangan resmi dari Gubernur Kalbar, Sutarmidji, di Pendopo Gubernur, Senin (17/9/2018).

Baca Juga :  Gubernur Sutarmidji Dinobatkan Sebagai Top Pembina BUMD 2019

Nursaka hadir bersama ayahnya, Darsono, pihak Kantor Imigrasi Klas II Entikong serta Kepala Sekolah SDN 3 Sontas.

Nursaka yang berkewarganegaraan asli Indonesia yang bertempat tinggal di Tebedu Malaysia, sebelumnya sempat viral karena unggahan video yang diupload oleh pihak Kantor Imigrasi Klas II Entikong di sosial media. Meski tinggal di Malaysia lantaran tak memiliki rumah di Indonesia namun Nursaka yang saat ini duduk di bangku kelas tiga, lebih memilih bersekolah di Indonesia, meski setiap hari harus melintasi Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong dengan menunjukkan dokumen lengkap.

Senyum riang seperti mendandani wajah Nursaka setibanya di istana rakyat Kalbar dan disambut langsung oleh Gubernur Kalbar, Sutarmidji.

Seperti biasa, Midji yang dikenal jago berkelakar melontarkan pertanyaan pertamanya ketika bertemu Nursaka.

“Kamu udah sunat belom,” ujarnya disambut tawa seisi ruang tamu Pendopo Gubernur Kalbar.

Dalam momen penuh kekeluargaan itu, Sutarmidji bertanya banyak mengenai kondisi yang dijalani Nursaka sesekali berkelakar. Midji pun sempat menyuruh Nursaka berfoto dengan latar belakang deretan foto sejumlah Gubernur Kalbar terdahulu dan mendoakan agar Nursaka suatu saat kelak menjadi Gubernur.

Nursaka juga diminta Sutarmidji untuk bernyanyi, tak ayal Nursaka pun lantas mengambil alih fokus kamera awak media.

Adalah Satu Nusa Satu Bangsa yang dinyanyikan oleh Nursaka. Usai menyanyi, Nursaka pun lantas mendapat apresiasi dari Sutarmidji lantaran pelafalan syair lagu yang dinyanyikan Nursaka sangat baik.

“Kebanyakan orang menyebut Indonesia itu ‘endonesia’ tapi Saka sudah benar melafalkannya yakni Indonesia,” ujar Sutarmidji.

Sebagai Gubernur, Sutarmidji sangat mengapresiasi orang tua Nursaka.

“Nursaka ini sementara tinggal bersama orang tuanya di Tebedu, Malaysia. Tapi kita apresiasi orang tuanya tetap menyekolahkan dia (Nursaka) di Indonesia. Ini salah satu contoh bagi kita semua untuk mencintai NKRI. Kita boleh berada dimanapun, tetapi negara kita adalah Indonesia. Sebagaimana yang dicontohkan Nursaka, dia tiap hari sekolahnya bolak-balik Tebedu-Entikong dan itu kata dia karena dia mencintai Indonesia,” tuturnya.

Sutarmidji juga berkomitmen melalui Pemerintah Provinsi Kalbar akan mencarikan orang tua asuh bagi Nursaka tetapi atas restu orang tuanya.

“Insya Allah, kalau nanti dia (Nursaka) kelas empat, kalau orang tuanya mau melepas, kita akan carikan orang tua asuh bagi Nursaka tapi yang betul-betul memperlakukan dia sebagai anak dan ada jaminan kelangsungan pendidikannya. Tapi kita akan kawal pendidikan Nursaka ini agar jangan sampai putus,” tukasnya.

Midji juga tak menampik bahwa di perbatasan Kalbar ini banyak anak-anak yang seperti Nursaka.

“Pasti banyak. Kebetulan Nursaka ini istimewanya-kan karena dia tiap hari lakukan perjalanan luar negeri untuk sekolah. Bahkan tadi ada yang guyon, jam terbang Nursaka ke luar negeri mengalahkan Syahrini. Dari awal sudah saya katakan, kami (Midji-Norsan) fokus pada pendidikan guna peningkatan SDM dan kita sedang cari model bagaimana proses belajar mengajar sebanyak mungkin anak usia sekolah bersekolah kalau perlu tak ada yang tak sekolah. Cuma modelnya bagaimana yang efektif kita sedang cari tapi yang konvensional tetap terus ditingkatkan,” imbuhnya.

“Pesatnya era digitalisasi sekarang ini, media sosial juga bisa jadi media pembelajaran asal jaringan internet kuat, nanti akan kita lakukan. Tidak perlu ada ruang kelas cukup di rumah-rumah masyarakat pun bisa belajar nanti kita fasilitasi infokus dan laptop untuk guru mengajar dengan mengambil materi dari internet,” sambungnya.

Pasalnya, kata dia, salah satu faktor rendahnya IPM adalah pendidikan. Terlebih lagi saat ini Kalbar juga memiliki keterbatasan akan tenaga pengajar.

“Salah satunya iya. Tapi gurunya tadi saat dialog, menurut saya bagus ada 15 orang guru. Bahkan menurut saya itu lebih, karena belajar mengajar di tingkat SD kan tidak lama. Jadi kalau dari sisi guru tidak ada masalah,” tandasnya.

Sementara Nursaka saat ditanya awak media mengaku senang bertemu dengan Gubernur Kalbar, Sutarmidji.

“Senang, terima kasih Pak Gubernur,” ucapnya.

Saat ditanyai mau minta apa dengan Gubernur, Nursaka lantas terdiam lalu ditimpal Midji ‘mau disunat’,” disambut tawa awak media.

Awak media juga menanyakan cita-cita Nursaka. “Mau jadi dokter, nanti kalau gigi orang sakit Saka yang cabutin,” ujarnya.

Diakhir kesempatan, Sutarmidji lantas mengajak Nursaka menggitari ruang kerjanya bahkan tak segan dirinya menyuruh Nursaka untuk duduk di Kursi Gubernur. (Fai)

Comment