KalbarOnline, Pontianak – Kesal gajinya tak dibayar sejak tiga bulan terakhir, tiga guru honorer asal Kabupaten Kayong Utara rela menginap di Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat, Kamis (14/3/2019) malam.
Ketiga guru honor yang tergabung dalam Forum Guru Honor (FGH) Kayong Utara itu sekaligus mewakili 100 guru honor se-Kayong Utara yang terdiri dari 94 orang guru honor SMA/SMK dan 6 orang guru SLB yang mengalami nasib serupa.
“Kedatangan kami mewakili 100 orang guru honor se-Kayong Utara untuk meminta kejelasan terkait gaji kami yang sudah tiga bulan tidak dibayarkan sejak peralihan dari kabupaten ke provinsi,” kata Ketua FGH Kayong Utara, Hendri, Kamis (14/3/2019) malam.
Hendri yang didampingi Sekretaris dan Bendahara FGH Kayong Utara, Jamani dan Arsyidi mengaku pihaknya telah melakukan audiensi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Kalbar setibanya di Pontianak.
“Tadi kami sudah melakukan audiensi dengan pihak Disdik Provinsi. Hasil pertemuan tadi ada titik terang yang mana dijanjikan pada Senin atau Selasa gaji kami akan dibayarkan,” jelas guru honor SMA Negeri 2 Sukadana itu.
“Kalau gaji kami baru dibayarkan pada Senin atau Selasa, hari itu juga kami akan pulang. Kalau tidak, kami tetap akan menginap di sini. Karena kepulangan kami ke Kayong Utara harus membawa hasil positif, rekan-rekan kami di sana (Kayong Utara) juga mengharapkan dengan kedatangan kami ini bisa membawa hasil positif,” timpalnya.
Sementara Sekretaris FGH Kayong Utara, Jamani menimpali bahwa tidak dibayarkannya gaji para guru honorer ini lantaran terdapat masalah dalam proses verifikasi dan validasi (verval) data guru honor (kontrak daerah) oleh pihak Dinas Pendidikan Provinsi Kalbar.
“Jadi MKKS Kayong Utara menginformasikan bahwa gaji kami belum dibayarkan karena (masalah) verval data. Sedangkan verval data itu sudah hampir 5 bulan dilaksanakan oleh Disdik Provinsi Kalbar sejak bulan November penyerahan verval data dari Dinas Pendidikan kabupaten ke provinsi. Disusul lagi di bidang ketenagaan verval data di bulan Desember sampailah tanggal 28 Februari masih berkutik di verval data. Ini yang perlu kami pertanyakan,” tukasnya.
Jamani yang mengajar di SMK Negeri 1 Sukadana ini menekankan bahwa tujuan kedatangan pihaknya ini untuk menanyakan dan memperjelas apa sebenarnya yang menjadi kendala sehingga verval data belum terselesaikan.
“Namun tadi kita sudah dapat kejelasan dari pihak Disdik Kalbar bahwa dana itu sudah ada dan sudah ketok palu pada bulan Desember. Tadi katanya Insya Allah akan dicairkan pada Senin atau Selasa karena masih terdapat kendala data BPJS yang administrasinya belum diselesaikan. Kami tunggu, kami tidak akan pulang sampai gaji kami dibayarkan. Sampai bulan depan pun kalau belum dibayar, kami akan tetap tunggu,” tegasnya.
Berkenaan dengan hal tersebut, pihaknya menegaskan bahwa lebih dari 100 orang guru honorer se-Kayong Utara yang berharap kepada mereka untuk dapat membawa hasil positif sepulangnya dari Disdik Provinsi Kalbar.
“Di pundak kami ada lebih dari 100 orang guru honorer yang berharap agar kami bisa membawa hasil positif. Apa yang kami lakukan ini juga tidak akan mengganggu pelajaran karena saat ini SMA/SMK sedang melaksanakan USBN,” tegasnya.
“Kami sudah tiga bulan mengajar, sesuai apa yang menjadi tuntutan kurikulum, pagi sampai sore mengajar. Ini juga sebagai bentuk ketidakpuasan kami, kenapa selalu verval data yang jadi masalah. “Disdik Kalbar juga mengakui beberapa persoalan tersebut, salah satunya terkait adanya peralihan jabatan Kabid yang mengurusi hal ini. Tapi kita tidak mau tahu, yang kita inginkan gaji kita tiga bulan harga mati harus dibayarkan,” tandasnya. (Fai)
Comment