Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Sabtu, 31 Agustus 2019 |
KalbarOnline,
Ketapang – Warga Kecamatan Nanga Tayap mendesak pemerintah pusat dan daerah
untuk segera membangun ruas jalan Sungai Kelik menuju Nanga Tayap.
Pasalnya ruas jalan sepanjang 24 kilometer yang menjadi penghubung ke jalur
trans Kalimantan tersebut sejak puluhan tahun lalu hingga saat ini masih berupa
jalan tanah.
Tokoh masyarakat Desa Sungai Kelik, Kecamatan Nanga Tayap,
Ariyanto (52) mengatakan, sejak pertama dibuka 40 tahun silam oleh perusahan
hingga saat ini jalan tersebut berstatus jalan nasional dan belum beraspal.
“Saya dengar kalau jalan ini seolah-olah ada masalah dengan
perusahaan, sedangkan jalan ini sangat kami butuhkan. Jadi saya hanya menuntut
janji-janji kampanye, khususnya Bupati Ketapang, Bapak Martin Rantan dan
Gubernur Kalbar, Bapak Sutarmidji,” katanya saat ditemui, Jumat (30/8/2019).
Ia juga mengatakan, jika pembangunan ruas Jalan Nasional
Sungai Kelik - Nanga Tayap ini tersandung masalah lahan dengan perusahan dan
peraturan mengenai kawasan hutan, menurutnya itu merupakan tanggung jawab pemerintah
untuk segera menyelesaikan permasalahan tersebut mengingat kepentingan
masyarakat terhadap jalan tersebut.
“Saya dengar untuk jalan ini sudah dianggarakan di pusat
namun masih terbentur masalah lahan. Jadi saya minta pemerintah daerah berupaya
dan tidak boleh kalah dengan pihak manapun. Karena sudah berapa kali rencana,
sedangkan jalan Siduk - Sungai Kelik telah dibangun. Sementara kita yang
dilalui ini masih saja menikmati jalan berdebu dan berlumpur,” tukasnya.
Karenanya, ia meminta perhatian serius dari pemerintah pusat
dan daerah terhadap infrastruktur jalan tersebut agar segera diselesaikan
permasalahannya dan dapat dibangun guna untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat.
“Saya dapat info kalau sampai tahun depan tidak dilaksanakan
maka anggaran pusat itu akan dihapus. Jadi jangan sampai pemerintah daerah tidak
bisa menyelesaikan masalah ini yang berakibat terkendalanya pembangunan jalan,”
imbuhnya.
Menurutnya, apabila Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dan
Pemerintah Kabupaten Ketapang tidak mampu menyelesaikan permasalahan lahan pada
tahun ini yang berakibat dihapusnya anggaran pembangunan jalan, maka pihaknya
akan beramai-ramai datang ke Kantor Bupati Ketapang untuk menggelar aksi.
“Kami berharap jangan sampai warga Desa Sungai Kelik, Lembah
Hijau satu dan dua, Sebuak dan Nanga Tayap sampai turun ramai ramai ke Ketapang
. Ini konsekuensinya, jika pemerintah daerah tidak mampu menangani ini. Karena
selama ini kami hanya dapat janji-janji kampanye saat mendekati Pemilu,”
tukasnya.
Kepala Desa Sungai Kelik, Ejar Suandi turut membenarkan kondisi
jalan yang memang dikeluhkan oleh warganya. Ia menuturkan kalau dirinya hampir
setiap saat menerima keluhan dari warganya mengenai kondisi jalan Sungai Kelik
menuju Nanga Tayap.
“Kalau musim panas seperti ini warga mengeluhkan banyaknya
debu, jadi saya dengan beberapa orang warga lainya bergotong royong untuk menyiram
jalan. Kalau musim hujan, jalan berlumpur dan sulit untuk dilalui,” ungkapnya.
Ia mengatakan, kondisi jalan ini sangat penting, karena di sepanjang
jalan juga ada beberapa bangunan sekolah dan pemukiman warga yang pada saat
musim panas ini harus berhadapan dengan debu. Ia juga menyebut kalau pihaknya
sudah pernah menyampaikan permasalahan ini di forum pemerintah daerah.
“Jadi harapan kami sangat pentinglah jalan ini diaspal. Dari
sisi kesehatan tentu sangat berpengaruh, dan juga dari sisi ekonomi tentu juga
akan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. Warga hanya ingin keadilan, masa
jalan kami ini yang berada di tengah-tengah antara jalan Trans Kalimantan dan
Nasional belum dibangun,” pungkasnya. (Adi LC)
KalbarOnline,
Ketapang – Warga Kecamatan Nanga Tayap mendesak pemerintah pusat dan daerah
untuk segera membangun ruas jalan Sungai Kelik menuju Nanga Tayap.
Pasalnya ruas jalan sepanjang 24 kilometer yang menjadi penghubung ke jalur
trans Kalimantan tersebut sejak puluhan tahun lalu hingga saat ini masih berupa
jalan tanah.
Tokoh masyarakat Desa Sungai Kelik, Kecamatan Nanga Tayap,
Ariyanto (52) mengatakan, sejak pertama dibuka 40 tahun silam oleh perusahan
hingga saat ini jalan tersebut berstatus jalan nasional dan belum beraspal.
“Saya dengar kalau jalan ini seolah-olah ada masalah dengan
perusahaan, sedangkan jalan ini sangat kami butuhkan. Jadi saya hanya menuntut
janji-janji kampanye, khususnya Bupati Ketapang, Bapak Martin Rantan dan
Gubernur Kalbar, Bapak Sutarmidji,” katanya saat ditemui, Jumat (30/8/2019).
Ia juga mengatakan, jika pembangunan ruas Jalan Nasional
Sungai Kelik - Nanga Tayap ini tersandung masalah lahan dengan perusahan dan
peraturan mengenai kawasan hutan, menurutnya itu merupakan tanggung jawab pemerintah
untuk segera menyelesaikan permasalahan tersebut mengingat kepentingan
masyarakat terhadap jalan tersebut.
“Saya dengar untuk jalan ini sudah dianggarakan di pusat
namun masih terbentur masalah lahan. Jadi saya minta pemerintah daerah berupaya
dan tidak boleh kalah dengan pihak manapun. Karena sudah berapa kali rencana,
sedangkan jalan Siduk - Sungai Kelik telah dibangun. Sementara kita yang
dilalui ini masih saja menikmati jalan berdebu dan berlumpur,” tukasnya.
Karenanya, ia meminta perhatian serius dari pemerintah pusat
dan daerah terhadap infrastruktur jalan tersebut agar segera diselesaikan
permasalahannya dan dapat dibangun guna untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat.
“Saya dapat info kalau sampai tahun depan tidak dilaksanakan
maka anggaran pusat itu akan dihapus. Jadi jangan sampai pemerintah daerah tidak
bisa menyelesaikan masalah ini yang berakibat terkendalanya pembangunan jalan,”
imbuhnya.
Menurutnya, apabila Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dan
Pemerintah Kabupaten Ketapang tidak mampu menyelesaikan permasalahan lahan pada
tahun ini yang berakibat dihapusnya anggaran pembangunan jalan, maka pihaknya
akan beramai-ramai datang ke Kantor Bupati Ketapang untuk menggelar aksi.
“Kami berharap jangan sampai warga Desa Sungai Kelik, Lembah
Hijau satu dan dua, Sebuak dan Nanga Tayap sampai turun ramai ramai ke Ketapang
. Ini konsekuensinya, jika pemerintah daerah tidak mampu menangani ini. Karena
selama ini kami hanya dapat janji-janji kampanye saat mendekati Pemilu,”
tukasnya.
Kepala Desa Sungai Kelik, Ejar Suandi turut membenarkan kondisi
jalan yang memang dikeluhkan oleh warganya. Ia menuturkan kalau dirinya hampir
setiap saat menerima keluhan dari warganya mengenai kondisi jalan Sungai Kelik
menuju Nanga Tayap.
“Kalau musim panas seperti ini warga mengeluhkan banyaknya
debu, jadi saya dengan beberapa orang warga lainya bergotong royong untuk menyiram
jalan. Kalau musim hujan, jalan berlumpur dan sulit untuk dilalui,” ungkapnya.
Ia mengatakan, kondisi jalan ini sangat penting, karena di sepanjang
jalan juga ada beberapa bangunan sekolah dan pemukiman warga yang pada saat
musim panas ini harus berhadapan dengan debu. Ia juga menyebut kalau pihaknya
sudah pernah menyampaikan permasalahan ini di forum pemerintah daerah.
“Jadi harapan kami sangat pentinglah jalan ini diaspal. Dari
sisi kesehatan tentu sangat berpengaruh, dan juga dari sisi ekonomi tentu juga
akan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. Warga hanya ingin keadilan, masa
jalan kami ini yang berada di tengah-tengah antara jalan Trans Kalimantan dan
Nasional belum dibangun,” pungkasnya. (Adi LC)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini