KalbarOnline, Ketapang – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) hingga saat ini masih terus terjadi di sejumlah wilayah Kabupaten Ketapang. Akibatnya kabut asap dan debu dari kebakaran mulai menyelimuti wilayah Kota Ketapang sejak, Rabu (4/9/2019) malam.
Kabut asap ini merupakan dampak kebakaran lahan di sejumlah wilayah kabupaten Ketapang, yakni Kecamatan Matan Hilir Selatan, Matan Hilir Utara, Marau, Muara Pawan, Simpang Hulu dan Manis Mata.
Kepala BMKG Stasiun Metereologi Kelas III Rahadi Oesman Ketapang, Aqil Ihsan mengatakan, saat ini terdapat 452 titik hotspot di wilayah Kabupaten Ketapang.
“Berdasarkan pengolahan data Lapan mengenai sebaran titik hotspot di Kalbar pada, Rabu (4/9/2019) sampai dengan Kamis, (5/9/2019) pukul 07.00 WIB, terdapat 452 titik hotspot di wilayah Kabupaten Ketapang,” katanya saat dikonfirmasi, Kamis (5/9/2019).
Lebih lanjut Aqil menyebut, kabut asap sempat mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Rahadi Oesman, yakni penerbangan dari Pontianak ke Ketapang lantaran jarak pandang berada dibawah 2700 meter.
“Karena kondisi jarak pandang, tadi pagi penerbangan terganggu. Ada pesawat yang delay dari Pontianak ke Ketapang karena pagi tadi visibility dibawah 2700 meter. Namun sekitar jam 09.30 wib sudah normal kembali,” ujarnya.
Mengingat sudah sejak 9 hari lalu wilayah Kabupaten Ketapang belum turun hujan dan terdapat titik hotspot terbanyak di Kalbar, Aqil mengimbau kepada masyarakat untuk tidak lagi melakukan aktivitas pembakaran lahan.
“Dalam 3 hari ke depan belum ada peluang hujan di wilayah Ketapang. Sehingga potensi Karhutla sangat mudah terjadi. Sehingga di imbau untuk tidak melakukan karhutla lagi, sebab jika kondisi Karhutla semakin tinggi dikhawatirkan dapat mengganggu kesehatan dan jarak pandang,” tandasnya. (Adi LC)
Comment