Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Jumat, 06 September 2019 |
KalbarOnline,
Ketapang – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) hingga saat ini masih terus
terjadi di sejumlah wilayah Kabupaten Ketapang. Akibatnya kabut asap dan debu
dari kebakaran mulai menyelimuti wilayah Kota Ketapang sejak, Rabu (4/9/2019)
malam.
Kabut asap ini merupakan dampak kebakaran lahan di sejumlah
wilayah kabupaten Ketapang, yakni Kecamatan Matan Hilir Selatan, Matan Hilir
Utara, Marau, Muara Pawan, Simpang Hulu dan Manis Mata.
Kepala BMKG Stasiun Metereologi Kelas III Rahadi Oesman
Ketapang, Aqil Ihsan mengatakan, saat ini terdapat 452 titik hotspot di wilayah
Kabupaten Ketapang.
“Berdasarkan pengolahan data Lapan mengenai sebaran titik
hotspot di Kalbar pada, Rabu (4/9/2019) sampai dengan Kamis, (5/9/2019) pukul
07.00 WIB, terdapat 452 titik hotspot di wilayah Kabupaten Ketapang,” katanya
saat dikonfirmasi, Kamis (5/9/2019).
Lebih lanjut Aqil menyebut, kabut asap sempat mengganggu
aktivitas penerbangan di Bandara Rahadi Oesman, yakni penerbangan dari
Pontianak ke Ketapang lantaran jarak pandang berada dibawah 2700 meter.
“Karena kondisi jarak pandang, tadi pagi penerbangan
terganggu. Ada pesawat yang delay
dari Pontianak ke Ketapang karena pagi tadi visibility dibawah 2700 meter.
Namun sekitar jam 09.30 wib sudah normal kembali,” ujarnya.
Mengingat sudah sejak 9 hari lalu wilayah Kabupaten Ketapang
belum turun hujan dan terdapat titik hotspot terbanyak di Kalbar, Aqil
mengimbau kepada masyarakat untuk tidak lagi melakukan aktivitas pembakaran
lahan.
“Dalam 3 hari ke depan belum ada peluang hujan di wilayah Ketapang.
Sehingga potensi Karhutla sangat mudah terjadi. Sehingga di imbau untuk tidak
melakukan karhutla lagi, sebab jika kondisi Karhutla semakin tinggi
dikhawatirkan dapat mengganggu kesehatan dan jarak pandang,” tandasnya. (Adi
LC)
KalbarOnline,
Ketapang – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) hingga saat ini masih terus
terjadi di sejumlah wilayah Kabupaten Ketapang. Akibatnya kabut asap dan debu
dari kebakaran mulai menyelimuti wilayah Kota Ketapang sejak, Rabu (4/9/2019)
malam.
Kabut asap ini merupakan dampak kebakaran lahan di sejumlah
wilayah kabupaten Ketapang, yakni Kecamatan Matan Hilir Selatan, Matan Hilir
Utara, Marau, Muara Pawan, Simpang Hulu dan Manis Mata.
Kepala BMKG Stasiun Metereologi Kelas III Rahadi Oesman
Ketapang, Aqil Ihsan mengatakan, saat ini terdapat 452 titik hotspot di wilayah
Kabupaten Ketapang.
“Berdasarkan pengolahan data Lapan mengenai sebaran titik
hotspot di Kalbar pada, Rabu (4/9/2019) sampai dengan Kamis, (5/9/2019) pukul
07.00 WIB, terdapat 452 titik hotspot di wilayah Kabupaten Ketapang,” katanya
saat dikonfirmasi, Kamis (5/9/2019).
Lebih lanjut Aqil menyebut, kabut asap sempat mengganggu
aktivitas penerbangan di Bandara Rahadi Oesman, yakni penerbangan dari
Pontianak ke Ketapang lantaran jarak pandang berada dibawah 2700 meter.
“Karena kondisi jarak pandang, tadi pagi penerbangan
terganggu. Ada pesawat yang delay
dari Pontianak ke Ketapang karena pagi tadi visibility dibawah 2700 meter.
Namun sekitar jam 09.30 wib sudah normal kembali,” ujarnya.
Mengingat sudah sejak 9 hari lalu wilayah Kabupaten Ketapang
belum turun hujan dan terdapat titik hotspot terbanyak di Kalbar, Aqil
mengimbau kepada masyarakat untuk tidak lagi melakukan aktivitas pembakaran
lahan.
“Dalam 3 hari ke depan belum ada peluang hujan di wilayah Ketapang.
Sehingga potensi Karhutla sangat mudah terjadi. Sehingga di imbau untuk tidak
melakukan karhutla lagi, sebab jika kondisi Karhutla semakin tinggi
dikhawatirkan dapat mengganggu kesehatan dan jarak pandang,” tandasnya. (Adi
LC)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini