Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Minggu, 24 November 2019 |
KalbarOnline,
Ketapang – Memasuki musim penghujan, sejumlah ruas jalan dan permukiman
warga di sebagian wilayah Kota Ketapang kembali tergenang banjir. Hujan deras
yang mengguyur sejumlah wilayah di Ketapang beberapa hari terakhir hingga Minggu
(24/11/2019) malam menjadi penyebabnya.
Kondisi banjir yang kerap terjadi di Kota Ketapang jika
memasuki musim penghujan dikeluhkan masyarakat. Padahal Pemerintah Kabupaten Ketapang
telah menggelontorkan anggaran dari APBD Ketapang tahun 2019 senilai Rp1,7 miliar
untuk proyek normalisasi drainase saluran perkotaan.
Namun, proyek milik Dinas PUTR Ketapang tersebut sama sekali
tidak memberi manfaat dan hanya menjadi ladang meraup keuntungan pihak-pihak
terkait lantaran dikerjakan hanya menggunakan cangkul sehingga saluran drainase
di dalam Kota Ketapang masih tidak berfungsi maksimal.
Untuk mengetahui secara pasti penyebab utama di sejumlah
titik di wilayah perkotaan Ketapang yang selalu menjadi langganan banjir di
setiap musim penghujan, awak media mencoba untuk mengkonfirmasi Kepala Dinas
Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Ketapang, Sukirno, Minggu (24/11/2019).
Namun nomor handphone yang bersangkutan tidak bisa dihubungi. Telepon seluler
dan pesan singkat yang dikirim awak media sama sekali tidak direspon.
Begitu juga ketika mengkonfirmasi Kepala Bidang (Kabid)
Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUTR Ketapang, Lalu Heru Prihatiandi juga tidak
merespon telepon dan pesan singkat dari awak media yang hendak melakukan
konfirmasi.
Sebelumnya, Anggota DPRD Ketapang, Antoni Salim menilai
kalau proyek normalisasi saluran drainase dengan dana miliaran dari APBD
Ketapang itu gagal. Karena menurutnya banjir masih terjadi di sejumlah ruas
jalan dan pemukiman warga di wilayah perkotaan seperti di Jalan Beringin, Jalan
H. Murni, padahal seharusnya dengan dana sebesar itu persoalan banjir di
titik-titik yang kerap terjadi banjir bisa teratasi.
“Saya berani bilang ini proyek gagal, karena dari awal juga
sudah tidak benar, ditambah lagi pelaksanaan pekerjaan cuma menggunakan
cangkul, harusnya jika serius ingin menanggulangi persoalan banjir, drainase
yang belum tersambung ya disambung atau kalaupun mau normalisasi saluran
harusnya mengunakan alat bukan malah cuma menggunakan cangkul,” ungkapnya.
Antoni meminta kepada Bupati Ketapang, Martin Rantan untuk
melakukan evaluasi pihak terkait yang melakukan perencanaan hingga proyek
tersebut terlaksana hanya dengan menggunakan cangkul. Selain itu, ia juga
berharap agar proyek tersebut dapat di periksa atau di audit oleh pihak-pihak
terkait lantaran terkesan asal-asalan.
“Dengan anggaran sebesar itu harusnya bisa dimanfaatkan
dengan maksimal. Kita berharap proyek tersebut bisa diperiksa baik oleh aparat
penegak hukum maupun inspektorat,” tandasnya. (Adi LC)
KalbarOnline,
Ketapang – Memasuki musim penghujan, sejumlah ruas jalan dan permukiman
warga di sebagian wilayah Kota Ketapang kembali tergenang banjir. Hujan deras
yang mengguyur sejumlah wilayah di Ketapang beberapa hari terakhir hingga Minggu
(24/11/2019) malam menjadi penyebabnya.
Kondisi banjir yang kerap terjadi di Kota Ketapang jika
memasuki musim penghujan dikeluhkan masyarakat. Padahal Pemerintah Kabupaten Ketapang
telah menggelontorkan anggaran dari APBD Ketapang tahun 2019 senilai Rp1,7 miliar
untuk proyek normalisasi drainase saluran perkotaan.
Namun, proyek milik Dinas PUTR Ketapang tersebut sama sekali
tidak memberi manfaat dan hanya menjadi ladang meraup keuntungan pihak-pihak
terkait lantaran dikerjakan hanya menggunakan cangkul sehingga saluran drainase
di dalam Kota Ketapang masih tidak berfungsi maksimal.
Untuk mengetahui secara pasti penyebab utama di sejumlah
titik di wilayah perkotaan Ketapang yang selalu menjadi langganan banjir di
setiap musim penghujan, awak media mencoba untuk mengkonfirmasi Kepala Dinas
Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Ketapang, Sukirno, Minggu (24/11/2019).
Namun nomor handphone yang bersangkutan tidak bisa dihubungi. Telepon seluler
dan pesan singkat yang dikirim awak media sama sekali tidak direspon.
Begitu juga ketika mengkonfirmasi Kepala Bidang (Kabid)
Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUTR Ketapang, Lalu Heru Prihatiandi juga tidak
merespon telepon dan pesan singkat dari awak media yang hendak melakukan
konfirmasi.
Sebelumnya, Anggota DPRD Ketapang, Antoni Salim menilai
kalau proyek normalisasi saluran drainase dengan dana miliaran dari APBD
Ketapang itu gagal. Karena menurutnya banjir masih terjadi di sejumlah ruas
jalan dan pemukiman warga di wilayah perkotaan seperti di Jalan Beringin, Jalan
H. Murni, padahal seharusnya dengan dana sebesar itu persoalan banjir di
titik-titik yang kerap terjadi banjir bisa teratasi.
“Saya berani bilang ini proyek gagal, karena dari awal juga
sudah tidak benar, ditambah lagi pelaksanaan pekerjaan cuma menggunakan
cangkul, harusnya jika serius ingin menanggulangi persoalan banjir, drainase
yang belum tersambung ya disambung atau kalaupun mau normalisasi saluran
harusnya mengunakan alat bukan malah cuma menggunakan cangkul,” ungkapnya.
Antoni meminta kepada Bupati Ketapang, Martin Rantan untuk
melakukan evaluasi pihak terkait yang melakukan perencanaan hingga proyek
tersebut terlaksana hanya dengan menggunakan cangkul. Selain itu, ia juga
berharap agar proyek tersebut dapat di periksa atau di audit oleh pihak-pihak
terkait lantaran terkesan asal-asalan.
“Dengan anggaran sebesar itu harusnya bisa dimanfaatkan
dengan maksimal. Kita berharap proyek tersebut bisa diperiksa baik oleh aparat
penegak hukum maupun inspektorat,” tandasnya. (Adi LC)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini