Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Kamis, 28 November 2019 |
KalbarOnline, Kubu
Raya – Wakil Bupati Kubu Raya, Sujiwo merasa empat pilar sebagai pondasi negara
perlu diimplementasikan kembali kepada tenaga pendidik karena keberadaan
kelompok yang merongrong empat pilar sudah nyata adanya.
“Inteloren telah terjadi secara fulgar, radikalisme.
Kemudian terpaparnya sejumlah oknum, bahkan di kalangan pendidik juga ada,”
ungkapnya, ditemui usai kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, di Aula
Randayan, Sungai Raya, Kamis (28/11/2019).
Dengan keadaan tersebut, Sujiwo menilai telah terjadi
pengkroposan pada sendi-sendi empat pilar karena adanya hantaman dari
pihak-pihak yang ingin meruntuhkan bangsa Indonesia. Apabila hal tersebut
dibiarkan, empat pilar sebagai pondasi negara lama-kelamaan bisa runtuh maka
bangsa Indonesia juga bisa runtuh.
“Nah, supaya empat pilar ini tidak runtuh (ambruk) maka
harus ada komitmen bersama. Bagi ASN empat pilar itu sudah harga mati, harus
setia terhadap Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhineka Tunggal Ika, sehingga apabila
ada oknum yang terpapar maka aparat penegak hukum dapat memberikan sanksi yang
tegas,” jelasnya.
Menurutnya dengan banyaknya peserta dari PGRI maka pesan
terhadap menjaga keutuhan empat pilar tersebut dapat diimplementasikan kepada
tenaga pendidik untuk disampaikan kepada para murid sekolah yang dimulai dari
dini.
“Tentang pentingnya menjaga empat pilar ini, agar tetap
kokoh demi menjaga persatuan dan kesatuan yang ada di negara Indonesia,”
tambahnya.
Dirinya juga mendorong pemahaman nasionalisme dapat menjadi
kurikulum khusus dalam proses belajar dan mengajar. Sempat mendalami P4
(Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) Sujiwo menilai P4 merupakan
peningkatan rasa terhadap nasionalisme dan patriotisme bagi warga negara
Indonesia.
“Makanya kita berharap kedepannya P4 dapat dihidupkan kembali atau dengan nama lain tetapi intisarinya adalah siswa-siswi mendapatkan ilmu sehingga terbentuknya karakter cinta terhadap tanah air sehingga tidak terpapar oleh kelompok-kelompok tertentu,” tukasnya.
Sosialisasi Empat Pilar MPR RI dihadiri Anggota DPD RI/MPR RI, H. Sukiryanto beserta puluhan guru dari sembilan Kecamatan se-Kubu Raya dan Ketua PGRI Kubu Raya, Frans Randus. (ian)
KalbarOnline, Kubu
Raya – Wakil Bupati Kubu Raya, Sujiwo merasa empat pilar sebagai pondasi negara
perlu diimplementasikan kembali kepada tenaga pendidik karena keberadaan
kelompok yang merongrong empat pilar sudah nyata adanya.
“Inteloren telah terjadi secara fulgar, radikalisme.
Kemudian terpaparnya sejumlah oknum, bahkan di kalangan pendidik juga ada,”
ungkapnya, ditemui usai kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, di Aula
Randayan, Sungai Raya, Kamis (28/11/2019).
Dengan keadaan tersebut, Sujiwo menilai telah terjadi
pengkroposan pada sendi-sendi empat pilar karena adanya hantaman dari
pihak-pihak yang ingin meruntuhkan bangsa Indonesia. Apabila hal tersebut
dibiarkan, empat pilar sebagai pondasi negara lama-kelamaan bisa runtuh maka
bangsa Indonesia juga bisa runtuh.
“Nah, supaya empat pilar ini tidak runtuh (ambruk) maka
harus ada komitmen bersama. Bagi ASN empat pilar itu sudah harga mati, harus
setia terhadap Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhineka Tunggal Ika, sehingga apabila
ada oknum yang terpapar maka aparat penegak hukum dapat memberikan sanksi yang
tegas,” jelasnya.
Menurutnya dengan banyaknya peserta dari PGRI maka pesan
terhadap menjaga keutuhan empat pilar tersebut dapat diimplementasikan kepada
tenaga pendidik untuk disampaikan kepada para murid sekolah yang dimulai dari
dini.
“Tentang pentingnya menjaga empat pilar ini, agar tetap
kokoh demi menjaga persatuan dan kesatuan yang ada di negara Indonesia,”
tambahnya.
Dirinya juga mendorong pemahaman nasionalisme dapat menjadi
kurikulum khusus dalam proses belajar dan mengajar. Sempat mendalami P4
(Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) Sujiwo menilai P4 merupakan
peningkatan rasa terhadap nasionalisme dan patriotisme bagi warga negara
Indonesia.
“Makanya kita berharap kedepannya P4 dapat dihidupkan kembali atau dengan nama lain tetapi intisarinya adalah siswa-siswi mendapatkan ilmu sehingga terbentuknya karakter cinta terhadap tanah air sehingga tidak terpapar oleh kelompok-kelompok tertentu,” tukasnya.
Sosialisasi Empat Pilar MPR RI dihadiri Anggota DPD RI/MPR RI, H. Sukiryanto beserta puluhan guru dari sembilan Kecamatan se-Kubu Raya dan Ketua PGRI Kubu Raya, Frans Randus. (ian)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini