Sekadau    

MTAMT Lanjutkan Perayaan Maulid Tradisional Keliling ke Sungai Ringin

Oleh : Jauhari Fatria
Rabu, 25 Desember 2019
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline, Sekadau

Majelis Taklim Al-Barzanji Maulid Tradisional (MTAMT) Kabupaten Sekadau

melanjutkan Maulid Nabi Tradisional keliling. Peringatan hari lahir Nabi

Muhammad ke-1441 Hijriah oleh MTAMT Sekadau kali ini dipusatkan di Surau Al-Huda,

Desa Sungai Ringin, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau, Rabu (25/12/2019).

Hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua Umum Majelis Taklim

Maulid Tradisional (MTAMT) Sekadau, H. Abdul Bakar serta pengurus MTAMT, Ketua

MABM Sekadau, Abdul Hamid, pengurus Surau Al-Huda, tokoh masyarakat, tokoh

pemuda dan seluruh jamaah yang berasal dari berbagai kecamatan di Sekadau yang

sengaja hadir untuk memeriahkan perayaan Maulid Tradisional di Sungai Ringin.

Ketua MTAMT Sekadau, H. Abdul Bakar menuturkan, Maulid

Tradisional ini dilakukan selama empat bulan ke depan, yang mana dalam pelaksanaannya

dilaksanakan secara keliling dari masjid ke masjid se-Kabupaten Sekadau dan

sekitarnya yang meliputi tiga zona.

“Alhamdulillah hari ini kita kembali melaksanakan Maulid

Tradisional, kali ini di Surau Al-Huda, Desa Sungai Ringin,” ujarnya.

Seperti diketahui, Kecamatan Sekadau Hilir dan Sekadau Hulu

masuk dalam zona 1 pelaksanaan Maulid Tradisional MTAMT Sekadau. Sementara zona

2 meliputi Kecamatan Nanga Taman dan Nanga Mahap. Sedangkan zona 3 meliputi

wilayah Belitang.

“Jadwal ini sudah kita susun dan rancang jauh sebelum

kegiatan peringatan Maulid ini dilakukan dan sudah berkoordinasi dengan seluruh

pengurus Masjid. Jadi seluruh masjid yang ada di Kabupaten Sekadau telah

diberikan jadwal dan sesuai jadwal kita laksanakan secara bertahap dimulai pada

hari Sabtu dan Minggu termasuk hari libur hingga selesai,” terangnya.

Ia berharap, melalui kegiatan Maulid Tradisional ini dapat

menjadi kekayaan budaya dan penerapan ilmu agama di masyarakat.

“Karena selain diisi dengan syair, dzikir juga ada gunting

rambut anak-anak dan doa bersama, tentu ini bertujuan mengharapkan keberkahan

dari Allah,” pungkasnya.

Sementara Sekretaris panitia kegiatan, Rustaman menyambut

baik digelarnya maulid tradisional yang digelar MTAMT. Karena bertujuan untuk

meningkatkan silaturahmi dan ukhuwah antar sesama muslim. Selain itu juga untuk

menambah kecintaan kepada Rasulullah.

“Dalam kegiatan ini juga diisi dengan gunting rambut 17 orang

balita. Kegiatan ini juga dalam rangka mengharapkan ridho dari Allah dan

syafaat Nabi Muhammad di hari akhir nanti,” tuturnya.

“Nilai dari silaturrahim ini juga dapat mengangkat rasa

bersyukur secara lahiriyah. Sementara secara batiniah dapat melaksanakan ibadah

lebih khusuk dan tawadu’ dalam kebersamaan,” timpalnya.

Sementara salah satu pengurus MTAMT Sekadau, Edi Asnawi

berharap agar agenda maulid tradisional dapat menjadi momentum untuk penerapan

ilmu agama kepada umat muslim.

“Karena diisi dengan Berudat atau tari Melayu, Zikir, Syair,

kemudian ada gunting rambut dan berbagai kegiatan lain. Tentu ini bertujuan

untuk mengharapkan keberkahan dari Allah SWT,” tuturnya.

Maulid tradisional ini, kata dia, sudah berjalan hampir

setengah perjalanan.

“Insya Allah nantinya berakhir di Penanjung, Desa Munggu. Alhamdulillah,

selama maulid tradisional tidak kendala. Hanya kendala hujan, maklumlah di

akhir tahun ini,” tukasnya.

Untuk kendala lainnya, kata dia, adalah transportasi. Di mana

seringkali pihaknya mengeluarkan biaya yang tak sedikit untuk menyewa alat

transportasi seperti mobil. Oleh karena itu, ia berharap dinas terkait dapat

membantu alat transportasi bagi para jamaah MTAMT untuk berkeliling melaksanakan

Maulid.

“Proposal sudah kita masukkan ke Pemerintah Kabupaten

Sekadau. Mudah-mudahan ada respon. Mengingat jangkauan kita ini sampai ke

pedalaman Sekadau,” tandasnya.

Sementara Ustadz Jimi dalam tausiyahnya menyampaikan bahwa

dalil perayaan Maulid Nabi Muhammad ini ada beberapa hadits yang menjelaskan.

“Salah satunya ketika para sahabat bertanya alasan

Rasulullah berpuasa di hari Senin dan Kamis. Kepada para sahabat, Rasulullah

menjawab bahwa beliau dilahirkan pada hari Senin dan diangkat menjadi Rasul di

hari Kamis. Itu artinya Nabi memperingati hari kelahirannya dengan cara

berpuasa. Untuk generasi sekarang, merayakan peringatan Maulid dengan berpuasa

di hari Senin dan membaca riwayatnya,” tuturnya.

Menurut Ustadz Jimi, tak ada dalil yang melarang merayakan

hari kelahrian Nabi Muhammad, bahkan di dalam Al-Quran Surat Maryam, kata dia, ada

ucapan selamat hari kelahiran Nabi Musa sampai dua kali.

“Artinya Al-Quran saja membolehkan orang merayakan hari

kelahiran itu, apalagi kalau sekarang di dunia sudah memperingati maulid itu

hal yang bagus,” tandasnya. (Mus)

Artikel Selanjutnya
Wabup dan Sekda Sintang Gelar Open House Natal, Berikut Jadwalnya
Rabu, 25 Desember 2019
Artikel Sebelumnya
Polisi Gadungan di Ketapang Cabuli Gadis di Bawah Umur
Rabu, 25 Desember 2019

Berita terkait