Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Sabtu, 14 Maret 2020 |
KalbarOnline.com, MAKASSAR – Wajah pria itu tampak gelap. Ekspresinya pun tampak datar. Senyum di wajahnya tidak ada. Apalagi tertawa.
Kedua tangannya juga diikat. Pria itu juga sudah mengenakan baju tahanan Polda Sulsel, warna merah nomor urut 03.
Lelaki bernama Amiruddin (32) itu sedikit tertunduk di depan polisi. Warga Kecamatan Ma’rang, Kabupaten Pangkep itu berhadapan dengan hukum.
Setelah membunuh seorang wanita bernama Siti Umrah (31), Amir tak bisa lagi pulang ke kampung halamannya itu. Peristiwa kejam itu terjadi pada Kamis, (12/3/2020) pukul 22.00 Wita.
Hasil interogasi polisi, rupanya pembunuhan itu dilatar belakangi persoalan asmara antara korban dan tersangka.
“Lamaran tersangka pernah ditolak karena uang panaik (mahar) milik tersangka tidak cukup,” kata Kapolres Pangkep, AKBP Ibrahim Aji kepada wartawan, Jumat (13/3/2020).
Tidak cukup sampai disitu saja. Amiruddin tahu rupanya Umrah sudah punya pacar lain selain dirinya. Rasa cemburu Amiruddin bergejolak dalam benaknya.
Niat agar Umrah bisa kembali ke pelukannya tiba-tiba muncul. Tetapi dengan cara yang Amir terbilang bejat. Amiruddin ingin bersetubuh dengan Umrah meski melawan.
“Sempat terjadi adu mulut. Tersangka gelap mata hingga membunuh korban,” jelas Ibrahim.
Siti Umrah dibunuh dengan cara ditusuk pada bagian leher, menggunakan sebilah badik milik pelaku. Darahnya terus mengalir hingga tewas.
Mayatnya ditemukan bersimbah darah di ruko tempat jualan miliknya, oleh petugas keamanan pasar Bonto-bonto dalam posisi duduk bersandar.
Aparat kepolisian yang mengetahui kejadian itu, langsung melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) terhadap mayat perempuan tersebut. (Agus)
KalbarOnline.com, MAKASSAR – Wajah pria itu tampak gelap. Ekspresinya pun tampak datar. Senyum di wajahnya tidak ada. Apalagi tertawa.
Kedua tangannya juga diikat. Pria itu juga sudah mengenakan baju tahanan Polda Sulsel, warna merah nomor urut 03.
Lelaki bernama Amiruddin (32) itu sedikit tertunduk di depan polisi. Warga Kecamatan Ma’rang, Kabupaten Pangkep itu berhadapan dengan hukum.
Setelah membunuh seorang wanita bernama Siti Umrah (31), Amir tak bisa lagi pulang ke kampung halamannya itu. Peristiwa kejam itu terjadi pada Kamis, (12/3/2020) pukul 22.00 Wita.
Hasil interogasi polisi, rupanya pembunuhan itu dilatar belakangi persoalan asmara antara korban dan tersangka.
“Lamaran tersangka pernah ditolak karena uang panaik (mahar) milik tersangka tidak cukup,” kata Kapolres Pangkep, AKBP Ibrahim Aji kepada wartawan, Jumat (13/3/2020).
Tidak cukup sampai disitu saja. Amiruddin tahu rupanya Umrah sudah punya pacar lain selain dirinya. Rasa cemburu Amiruddin bergejolak dalam benaknya.
Niat agar Umrah bisa kembali ke pelukannya tiba-tiba muncul. Tetapi dengan cara yang Amir terbilang bejat. Amiruddin ingin bersetubuh dengan Umrah meski melawan.
“Sempat terjadi adu mulut. Tersangka gelap mata hingga membunuh korban,” jelas Ibrahim.
Siti Umrah dibunuh dengan cara ditusuk pada bagian leher, menggunakan sebilah badik milik pelaku. Darahnya terus mengalir hingga tewas.
Mayatnya ditemukan bersimbah darah di ruko tempat jualan miliknya, oleh petugas keamanan pasar Bonto-bonto dalam posisi duduk bersandar.
Aparat kepolisian yang mengetahui kejadian itu, langsung melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) terhadap mayat perempuan tersebut. (Agus)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini