Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Sabtu, 14 Maret 2020 |
KalbarOnline.com,MAKASSAR– Ironis, okupansi atau tingkat rata-rata hunian hotel di Makassar mengalami penurunan drastis sejak virus Corona (COVID-19) merebak di Indonesia. Beberapa reservasi event dibatalkan. Pengusaha hotel mengambil kebijakan memangkas jam kerja karyawan demi efisiensi biaya tetap.
Penurunan rata-ratanya mencapai hingga 20 persen. Hal tersebut terbukti melihat okupansi hotel di Makassar hanya 40 – 43%.
Hal tersebut disampaikan Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel, Anggiat Sinaga saat dihubungi, Sabtu (14/03/2020).
“Bahkan ada event kedokteran internasional bulan Agustus meminta ke management membuat pernyataan bahwa jika kegiatan cancel akibat Corona panitia dibebaskan dari biaya penalti,” ungkap Anggiat.
Kondisi semakin diperparah dengan terbitnya surat edaran oleh sejumlah kementerian, lembaga dan BUMN yang menunda semua kegiatan yang sifatnya mengumpulkan orang banyak, sementara pasar Makassar 45 persen bersumber dari kegiatan-kegiatan pemerintahan.
“Saya khawatir anggaran-anggaran pemerintah akan dipangkas dan akan dialihkan sebagai lakukan langkah penangangan virus Corona dan kalau kegiatan-kegiatan pemerintah yg sifatnya kunjungan, rakor atau pelatihan yg rugi tentunya industri perhotelan dan penerbangan,” tegasnya.
Kendati mengalami penurunan drastis, Anggiat Sinaga yang juga merupakan General Manager Claro Hotel menegaskan belum akan merumahkan karyawan. Sejauh ini kebijakan yang ia ambil adalah memangkas jam kerja karyawan agar bisa mengurangi beban biaya tetap.
“Kita semua masih wait and see, kalau Jakarta dan Bali saja karyawan sudah banyak dirumahkan. Kami mengambil cara lain dengan cara karyawan tidak full kerja satu bulan, digilir agar bisa mengurangi beban biaya tetap,” tandasnya.
Ia berharap agar Pemerintah Provinsi Sulsel memberi insentif bebas bayar pajak hotel dan restoran. Karena jika tidak, hotel di Sulsel bisa terkapar. (endra)
KalbarOnline.com,MAKASSAR– Ironis, okupansi atau tingkat rata-rata hunian hotel di Makassar mengalami penurunan drastis sejak virus Corona (COVID-19) merebak di Indonesia. Beberapa reservasi event dibatalkan. Pengusaha hotel mengambil kebijakan memangkas jam kerja karyawan demi efisiensi biaya tetap.
Penurunan rata-ratanya mencapai hingga 20 persen. Hal tersebut terbukti melihat okupansi hotel di Makassar hanya 40 – 43%.
Hal tersebut disampaikan Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel, Anggiat Sinaga saat dihubungi, Sabtu (14/03/2020).
“Bahkan ada event kedokteran internasional bulan Agustus meminta ke management membuat pernyataan bahwa jika kegiatan cancel akibat Corona panitia dibebaskan dari biaya penalti,” ungkap Anggiat.
Kondisi semakin diperparah dengan terbitnya surat edaran oleh sejumlah kementerian, lembaga dan BUMN yang menunda semua kegiatan yang sifatnya mengumpulkan orang banyak, sementara pasar Makassar 45 persen bersumber dari kegiatan-kegiatan pemerintahan.
“Saya khawatir anggaran-anggaran pemerintah akan dipangkas dan akan dialihkan sebagai lakukan langkah penangangan virus Corona dan kalau kegiatan-kegiatan pemerintah yg sifatnya kunjungan, rakor atau pelatihan yg rugi tentunya industri perhotelan dan penerbangan,” tegasnya.
Kendati mengalami penurunan drastis, Anggiat Sinaga yang juga merupakan General Manager Claro Hotel menegaskan belum akan merumahkan karyawan. Sejauh ini kebijakan yang ia ambil adalah memangkas jam kerja karyawan agar bisa mengurangi beban biaya tetap.
“Kita semua masih wait and see, kalau Jakarta dan Bali saja karyawan sudah banyak dirumahkan. Kami mengambil cara lain dengan cara karyawan tidak full kerja satu bulan, digilir agar bisa mengurangi beban biaya tetap,” tandasnya.
Ia berharap agar Pemerintah Provinsi Sulsel memberi insentif bebas bayar pajak hotel dan restoran. Karena jika tidak, hotel di Sulsel bisa terkapar. (endra)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini