Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Jumat, 27 Maret 2020 |
KalbarOnline.com – Keputusan Walikota Tegal, Defy Yon Supriyono, yang me-lockdown lokal daerahnya menghebohkan Jawa Tengah. Keputusan itu seiring dengan adanya kasus positif COVID-19 di sana.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menanggapi santai keputusan Wali Kota Tegal itu. Menurutnya, hal yang terjadi tak seseram pemberitaan.
“Saya sudah klarifikasi, sudah ada penjelasan soal itu. Intinya itu bukan locdown, hanya isolasi terbatas agar masyarakat tidak bergerak bebas. Sampai tingkat itu saja,” tegas Ganjar ditemui usai mengecek rapid test di gudang Dinkes Jateng, Jumat (27/3/2020).
Ganjar mengatakan, kebijakan itu diambil karena ada pasien positif corona di Tegal. Intinya, Forkopimda Tegal merespons dengan baik dan ingin membatasi gerak masyarakat dan mengurangi kerumunan.
“Maka saat itu dilakukanlah apa yang dikatakan local lockdown. Di mana itu, kata mereka di alun-alun karena di sana banyak masyarakat berkerumun,” terangnya.
Namun, karena masyarakat Tegal masih tetap banyak yang berkerumun, Pemkot menaikkan lagi statusnya dengan menutup sejumlah obyek wisata dan tempat hiburan. Namun tetap saja, masyarakat masih banyak berkeliaran di jalanan.
“Lalu diambil kebijakan menutup jalur yang masuk ke kota atau kampung dengan barier yang ada. Sebenarnya itu, jadi judulnya sebenarnya lebih tepat isolasi kampung. Itu tidak lockdown, kalau iya maka masyarakat tidak boleh keluar rumah. Lha ini masih boleh kok,” jelasnya.
Ganjar justru mendukung upaya isolasi kampung yang dilakukan Pemkot Tegal. Kalau itu berhasil, Ganjar akan mendukung penuh dan menerapkannya ke daerah lain.
Namun, Ganjar meminta kepala daerah atau siapapun untuk hati-hati dalam menggunakan kata-kata lockdown yang bisa membuat masyarakat resah. “Kalau pakai kata-kata lockdown, wartawan pasti suka dengan istilah ini. Jadi tambah rame kan,” ujarnya.[ab]
KalbarOnline.com – Keputusan Walikota Tegal, Defy Yon Supriyono, yang me-lockdown lokal daerahnya menghebohkan Jawa Tengah. Keputusan itu seiring dengan adanya kasus positif COVID-19 di sana.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menanggapi santai keputusan Wali Kota Tegal itu. Menurutnya, hal yang terjadi tak seseram pemberitaan.
“Saya sudah klarifikasi, sudah ada penjelasan soal itu. Intinya itu bukan locdown, hanya isolasi terbatas agar masyarakat tidak bergerak bebas. Sampai tingkat itu saja,” tegas Ganjar ditemui usai mengecek rapid test di gudang Dinkes Jateng, Jumat (27/3/2020).
Ganjar mengatakan, kebijakan itu diambil karena ada pasien positif corona di Tegal. Intinya, Forkopimda Tegal merespons dengan baik dan ingin membatasi gerak masyarakat dan mengurangi kerumunan.
“Maka saat itu dilakukanlah apa yang dikatakan local lockdown. Di mana itu, kata mereka di alun-alun karena di sana banyak masyarakat berkerumun,” terangnya.
Namun, karena masyarakat Tegal masih tetap banyak yang berkerumun, Pemkot menaikkan lagi statusnya dengan menutup sejumlah obyek wisata dan tempat hiburan. Namun tetap saja, masyarakat masih banyak berkeliaran di jalanan.
“Lalu diambil kebijakan menutup jalur yang masuk ke kota atau kampung dengan barier yang ada. Sebenarnya itu, jadi judulnya sebenarnya lebih tepat isolasi kampung. Itu tidak lockdown, kalau iya maka masyarakat tidak boleh keluar rumah. Lha ini masih boleh kok,” jelasnya.
Ganjar justru mendukung upaya isolasi kampung yang dilakukan Pemkot Tegal. Kalau itu berhasil, Ganjar akan mendukung penuh dan menerapkannya ke daerah lain.
Namun, Ganjar meminta kepala daerah atau siapapun untuk hati-hati dalam menggunakan kata-kata lockdown yang bisa membuat masyarakat resah. “Kalau pakai kata-kata lockdown, wartawan pasti suka dengan istilah ini. Jadi tambah rame kan,” ujarnya.[ab]
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini