Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Rabu, 05 Agustus 2020 |
KalbarOnline.com – Taiwan untuk sementara menyetujui penggunaan dexamethasone yakni obat dengan kandungan steroid yang lebih murah untuk mengobati pasien Covid-19. Hal itu karena persediaan remdesivir, obat yang telah banyak digunakan di sejumlah negara, mulai langka di wilayah otonom tersebut.
Langkah itu dilakukan Taiwan karena Amerika Serikat membeli hampir seluruh persediaan remdesivir dunia.
Wakil Direktur Jenderal Pusat Pengendalian Penyakit Taiwan, Chuang Jen-hsiang, pada Selasa (4/8) mengatakan para ahli kesehatan telah memutuskan dexamethasone untuk sementara dapat digunakan untuk mengobati pasien Covid-19. Namun, ada serangkaian prosedur yang harus dilalui sebelum pasien diberikan obat tersebut.
Kantor Berita Pusat Taiwan pada pekan ini memberitakan persediaan remdesivir sangat langka. Remdesivir merupakan obat yang dikembangkan oleh perusahaan biofarmasi AS, Gilead.
Taiwan awalnya telah memesan 2.000 dosis remdesivir yang seharusnya tiba pada akhir Juli. Namun, hanya 78 dosis yang tersedia. Dosis tersebut hanya dapat diberikan kepada 54 pasien dengan gejala parah. Hal ini berdasar laporan kantor berita resmi Taiwan seperti dilansir Reuters.
Remdesivir merupakan satu-satunya obat yang disetujui oleh Uni Eropa untuk diberikan ke pasien Covid-19 dengan gejala parah. Permintaan terhadap obat itu cukup tinggi setelah hasil uji klinis menunjukkan remdesivir dapat mempercepat waktu pemulihan pasien Covid-19. Obat itu diberikan ke pasien lewat saluran infus (IV).
Sementara itu, hasil uji coba para peneliti di Inggris yang diumumkan pada Juni lalu, menunjukkan dexamethasone merupakan obat pertama yang dapat menyelamatkan nyawa pasien Covid-19. Menurut peneliti, temuan itu merupakan terobosan dalam upaya menekan korban jiwa akibat pandemi Covid-19. Jepang pada bulan lalu juga menyetujui penggunaan dexamethasone untuk pasien Covid-19.
KalbarOnline.com – Taiwan untuk sementara menyetujui penggunaan dexamethasone yakni obat dengan kandungan steroid yang lebih murah untuk mengobati pasien Covid-19. Hal itu karena persediaan remdesivir, obat yang telah banyak digunakan di sejumlah negara, mulai langka di wilayah otonom tersebut.
Langkah itu dilakukan Taiwan karena Amerika Serikat membeli hampir seluruh persediaan remdesivir dunia.
Wakil Direktur Jenderal Pusat Pengendalian Penyakit Taiwan, Chuang Jen-hsiang, pada Selasa (4/8) mengatakan para ahli kesehatan telah memutuskan dexamethasone untuk sementara dapat digunakan untuk mengobati pasien Covid-19. Namun, ada serangkaian prosedur yang harus dilalui sebelum pasien diberikan obat tersebut.
Kantor Berita Pusat Taiwan pada pekan ini memberitakan persediaan remdesivir sangat langka. Remdesivir merupakan obat yang dikembangkan oleh perusahaan biofarmasi AS, Gilead.
Taiwan awalnya telah memesan 2.000 dosis remdesivir yang seharusnya tiba pada akhir Juli. Namun, hanya 78 dosis yang tersedia. Dosis tersebut hanya dapat diberikan kepada 54 pasien dengan gejala parah. Hal ini berdasar laporan kantor berita resmi Taiwan seperti dilansir Reuters.
Remdesivir merupakan satu-satunya obat yang disetujui oleh Uni Eropa untuk diberikan ke pasien Covid-19 dengan gejala parah. Permintaan terhadap obat itu cukup tinggi setelah hasil uji klinis menunjukkan remdesivir dapat mempercepat waktu pemulihan pasien Covid-19. Obat itu diberikan ke pasien lewat saluran infus (IV).
Sementara itu, hasil uji coba para peneliti di Inggris yang diumumkan pada Juni lalu, menunjukkan dexamethasone merupakan obat pertama yang dapat menyelamatkan nyawa pasien Covid-19. Menurut peneliti, temuan itu merupakan terobosan dalam upaya menekan korban jiwa akibat pandemi Covid-19. Jepang pada bulan lalu juga menyetujui penggunaan dexamethasone untuk pasien Covid-19.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini