Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Rabu, 23 September 2020 |
KalbarOnline.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, hujan dengan intensitas tinggi memicu banjir dan tanah longsor di Aceh Barat Daya, Provinsi Aceh, pada Rabu (23/9). Struktur tanah yang labil jadi pemicu terjadinya tanah longsor.
“Total sebanyak 11 desa terdampak pada enam kecamatan,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam keterangannya, Rabu (23/9).
Raditya menuturkan, laporan sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Barat Daya menyebutkan enam kecamatan terdampak, yakni Blangpidie (Desa Mata Le dan Alu Mangota), Kecamatan Susoh (Padang Baru dan Pulau Kayu), Kecamatan Tangan Tangan (Gunung Cut, Padang Kawa dan Blang Padang), Kecamatan Manggeng (Tokoh I dan Padang), Kecamatan Lembah Sabil (Tokoh II) dan Kecamatan Babahrot (Gunung Samarinda).
“Pantauan sementara beberapa rumah warga terendam dengan ketinggian muka air 30 hingga 50 cm. Dampak lain yaitu longsoran yang menutup akses jalan nasional di Desa Gunung Samarinda,” ucap Raditya.
Menurutnya, Aceh Barat Daya termasuk kabupaten yang memiliki tingkat risiko bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi. Dia menyebut, teridentifikasi sembilan kecamatan seluas 30.980 hektar yang memiliki potensi bahaya tersebut. Sedangkan populasi terpapar dengan potensi bahaya banjir sebanyak 71.453 jiwa.
“Sedangkan tanah longsor, kabupaten ini juga memiliki tingkat risiko dengan kategori sedang hingga tinggi yang teridentifikasi di 8 kecamatan. Jumlah populasi terpapar potensi bahaya tanah longsor sebanyak 6.860 jiwa,” ucap Raditya.
Oleh karena itu, masyarakat setempat diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi bahaya banjir dan tanah longsor. Khususnya di tengah pandemi COVID-19.
“Di samping dua potensi bahaya tersebut, masyarakat perlu mewaspadai potensi bahaya lainnya seperti banjir bandang, gempa bumi dan tsunami,” pungkasnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, hujan dengan intensitas tinggi memicu banjir dan tanah longsor di Aceh Barat Daya, Provinsi Aceh, pada Rabu (23/9). Struktur tanah yang labil jadi pemicu terjadinya tanah longsor.
“Total sebanyak 11 desa terdampak pada enam kecamatan,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam keterangannya, Rabu (23/9).
Raditya menuturkan, laporan sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Barat Daya menyebutkan enam kecamatan terdampak, yakni Blangpidie (Desa Mata Le dan Alu Mangota), Kecamatan Susoh (Padang Baru dan Pulau Kayu), Kecamatan Tangan Tangan (Gunung Cut, Padang Kawa dan Blang Padang), Kecamatan Manggeng (Tokoh I dan Padang), Kecamatan Lembah Sabil (Tokoh II) dan Kecamatan Babahrot (Gunung Samarinda).
“Pantauan sementara beberapa rumah warga terendam dengan ketinggian muka air 30 hingga 50 cm. Dampak lain yaitu longsoran yang menutup akses jalan nasional di Desa Gunung Samarinda,” ucap Raditya.
Menurutnya, Aceh Barat Daya termasuk kabupaten yang memiliki tingkat risiko bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi. Dia menyebut, teridentifikasi sembilan kecamatan seluas 30.980 hektar yang memiliki potensi bahaya tersebut. Sedangkan populasi terpapar dengan potensi bahaya banjir sebanyak 71.453 jiwa.
“Sedangkan tanah longsor, kabupaten ini juga memiliki tingkat risiko dengan kategori sedang hingga tinggi yang teridentifikasi di 8 kecamatan. Jumlah populasi terpapar potensi bahaya tanah longsor sebanyak 6.860 jiwa,” ucap Raditya.
Oleh karena itu, masyarakat setempat diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi bahaya banjir dan tanah longsor. Khususnya di tengah pandemi COVID-19.
“Di samping dua potensi bahaya tersebut, masyarakat perlu mewaspadai potensi bahaya lainnya seperti banjir bandang, gempa bumi dan tsunami,” pungkasnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini