Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Kamis, 15 Oktober 2020 |
KalbarOnline.com – Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, ambulans yang kocar-kacir dikejar petugas saat unjuk rasa menolak omnibus law Undang-undang Cipta pada Selasa (13/10) diduga memuat logistik demo. Ambulans tersebut tidak difungsikan sebagai bantuan medis bagi pengunjuk rasa yang terluka. Sehingga berusaha kabur saat hendak diperiksa petugas.
Yusri menyampaikan, dugaan ini didapat dari salah satu pelaku berinisial N yang berhasil ditangkap. Saat itu N meloncat dari ambulans saat hendak melarikan diri.
“Hasil keterangan awal ada dugaan bahwa ambulans tersebut bukan untuk kesehatan tetapi untuk mengirimkan logistik dan indikasi batu untuk para pendemo,” kata Yusri kepada wartawan, Kamis (15/10).
Saat ini keterangan tersebut masih didalami penyidik guna dipastikan kebenarannya. Adapun ambulans tersebut sudah berhasil diamankan pada Selasa malam di sekitar Taman Ismail Marzuki (TIM). Namun, saat ditemukan sudah tidak ada batu maupun logistik demo lainnya di dalam ambulans.
“Tetapi keterangan dari pada temannya yang loncat seperti apa yang saya sampaikan tadi (membawa logistik dan batu),” imbuhnya.
Di sisi lain, Yusri menilai seharusnya ambulans tersebut tidak perlu kabur saat hendak diperiksa petugas. Sebab sebelum itu juga ada ambulans lain yang diperiksa petugas dan dibebaskan karena tidak ditemukan kejanggalan.
“Kalau tidak terbukti kenapa harus melarikan diri, itu menimbulkan kecurigaan bagi petugas,” pungkasnya.
Sebelumnya, viral sebuah video yang memperlihatkan anggota polisi tengah mengejar sebuah ambulans. Mobil medis tersebut mulanya diberhentikan oleh aparat, namun mendadak melaju mundur dengan kecepatan tinggi. Polisi berpakaian Brimob berupaya mengejar ambulans tersebut.
Setelah mundur, ambulans langsung memacu kendaraannya. Saat belok ke arah kanan, kedua pintu mobil sebelah kirim pun sampai terbuka. Namun, sang sopir tak menghiraukannya dan terus melaju bahkan hampir menabrak beberapa polisi.
Sejumlah anggota polisi masih berusaha menghentikan ambulans tersebut dengan menembakan gas air mata. Namun, tak efektif. Ambulans tersebut tetap melaju dengan kecepatan tinggi.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, ambulans yang kocar-kacir dikejar petugas saat unjuk rasa menolak omnibus law Undang-undang Cipta pada Selasa (13/10) diduga memuat logistik demo. Ambulans tersebut tidak difungsikan sebagai bantuan medis bagi pengunjuk rasa yang terluka. Sehingga berusaha kabur saat hendak diperiksa petugas.
Yusri menyampaikan, dugaan ini didapat dari salah satu pelaku berinisial N yang berhasil ditangkap. Saat itu N meloncat dari ambulans saat hendak melarikan diri.
“Hasil keterangan awal ada dugaan bahwa ambulans tersebut bukan untuk kesehatan tetapi untuk mengirimkan logistik dan indikasi batu untuk para pendemo,” kata Yusri kepada wartawan, Kamis (15/10).
Saat ini keterangan tersebut masih didalami penyidik guna dipastikan kebenarannya. Adapun ambulans tersebut sudah berhasil diamankan pada Selasa malam di sekitar Taman Ismail Marzuki (TIM). Namun, saat ditemukan sudah tidak ada batu maupun logistik demo lainnya di dalam ambulans.
“Tetapi keterangan dari pada temannya yang loncat seperti apa yang saya sampaikan tadi (membawa logistik dan batu),” imbuhnya.
Di sisi lain, Yusri menilai seharusnya ambulans tersebut tidak perlu kabur saat hendak diperiksa petugas. Sebab sebelum itu juga ada ambulans lain yang diperiksa petugas dan dibebaskan karena tidak ditemukan kejanggalan.
“Kalau tidak terbukti kenapa harus melarikan diri, itu menimbulkan kecurigaan bagi petugas,” pungkasnya.
Sebelumnya, viral sebuah video yang memperlihatkan anggota polisi tengah mengejar sebuah ambulans. Mobil medis tersebut mulanya diberhentikan oleh aparat, namun mendadak melaju mundur dengan kecepatan tinggi. Polisi berpakaian Brimob berupaya mengejar ambulans tersebut.
Setelah mundur, ambulans langsung memacu kendaraannya. Saat belok ke arah kanan, kedua pintu mobil sebelah kirim pun sampai terbuka. Namun, sang sopir tak menghiraukannya dan terus melaju bahkan hampir menabrak beberapa polisi.
Sejumlah anggota polisi masih berusaha menghentikan ambulans tersebut dengan menembakan gas air mata. Namun, tak efektif. Ambulans tersebut tetap melaju dengan kecepatan tinggi.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini