Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Kamis, 15 Oktober 2020 |
KalbarOnline.com – Kementerian Agama (Kemenag) membahas penanganan konflik paham keagamaan di Indonesia. Salah satu langkah yang dilakukan untuk mencegah konflik keagamaan di Indonesia adalah dengan melihat masalah dari akarnya.
Direktur Jenderal Bina Masyarakat (Dirjen Bimas) Islam Kamaruddin Amin mengatakan, dalam penanganan ini, perlu ada sinergi dan kolaborasi antara pemerintah dengan ormas. “Jadi antara ormas dan pemerintah berkolaborasi menangani persoalan dinamis itu,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (15/10).
Menurutnya, di era kemajuan teknologi informasi saat ini, ada kecenderungan naiknya intensitas penyampaian ujaran kebencian. Hal ini perlu diantisipasi dan dimitigasi agar potensinya tidak membesar dan kemudian menjadi faktor penyebab konflik.
Begitu juga dengan dakwah, di mana tantangannya saat ini adalah untuk terus mempromosikan Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin bagi masa depan bangsa dan dunia. Indonesia sendiri merupakan negara yang sangat beragam suku, agama, ras, bahasa, dan lainnya. Harmoni dalam kemajemukan yang selama ini terjalin harus terus diga.
“Semangat dan praktik ini perlu diupayakan dan ditumbuhkembangkan, bahkan hingga level dunia. Indonesia dapat menjadi salah satu model negara muslim yang mampu menjembatani tuntutan modernitas global dengan mengedepankan perdamaian dan kerjasama sesama negara bangsa dunia,” ujar dia.
Kemudian, Kasubdit Bina Paham Keagamaan Islam dan Penanganan Konflik Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Nur Khazin menambahkan, cara penanganan konflik paham keagamaan juga akan terus dilakukan secara komprehensif dengan pendekatan kultural atau kearifan lokal dan pendekatan agama.
“Melalui acara ini kami harapkan dapat melahirkan ide-ide dan gagasan strategis serta komprehensif terkait konsepsi, implementasi, dan sosialisasi penanganan paham keagamaan, baik di daerah yang penduduknya mayoritas beragama Islam maupun sebaliknya. Ini penting demi terwujudnya pembangunan keagamaan yang lebih adil, manusiawi, damai, dan berperadaban,” pungkasnya. (*)
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Kementerian Agama (Kemenag) membahas penanganan konflik paham keagamaan di Indonesia. Salah satu langkah yang dilakukan untuk mencegah konflik keagamaan di Indonesia adalah dengan melihat masalah dari akarnya.
Direktur Jenderal Bina Masyarakat (Dirjen Bimas) Islam Kamaruddin Amin mengatakan, dalam penanganan ini, perlu ada sinergi dan kolaborasi antara pemerintah dengan ormas. “Jadi antara ormas dan pemerintah berkolaborasi menangani persoalan dinamis itu,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (15/10).
Menurutnya, di era kemajuan teknologi informasi saat ini, ada kecenderungan naiknya intensitas penyampaian ujaran kebencian. Hal ini perlu diantisipasi dan dimitigasi agar potensinya tidak membesar dan kemudian menjadi faktor penyebab konflik.
Begitu juga dengan dakwah, di mana tantangannya saat ini adalah untuk terus mempromosikan Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin bagi masa depan bangsa dan dunia. Indonesia sendiri merupakan negara yang sangat beragam suku, agama, ras, bahasa, dan lainnya. Harmoni dalam kemajemukan yang selama ini terjalin harus terus diga.
“Semangat dan praktik ini perlu diupayakan dan ditumbuhkembangkan, bahkan hingga level dunia. Indonesia dapat menjadi salah satu model negara muslim yang mampu menjembatani tuntutan modernitas global dengan mengedepankan perdamaian dan kerjasama sesama negara bangsa dunia,” ujar dia.
Kemudian, Kasubdit Bina Paham Keagamaan Islam dan Penanganan Konflik Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Nur Khazin menambahkan, cara penanganan konflik paham keagamaan juga akan terus dilakukan secara komprehensif dengan pendekatan kultural atau kearifan lokal dan pendekatan agama.
“Melalui acara ini kami harapkan dapat melahirkan ide-ide dan gagasan strategis serta komprehensif terkait konsepsi, implementasi, dan sosialisasi penanganan paham keagamaan, baik di daerah yang penduduknya mayoritas beragama Islam maupun sebaliknya. Ini penting demi terwujudnya pembangunan keagamaan yang lebih adil, manusiawi, damai, dan berperadaban,” pungkasnya. (*)
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini