Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Sabtu, 31 Oktober 2020 |
KalbarOnline.com – Dipicu kekecewaan terhadap Presiden Prancis Emannuel Macron yang dinilai mendiskreditkan Islam dan Nabi Muhammad SAW, sejumlah elemen masyarakat di Tanah Air berencana menggelar unjuk rasa pada 2 November mendatang. Mengenai rencana ini, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengimbau agar aksi unjuk rasa yang dilakukan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
“Kami imbau untuk mempertimbangkan tata cara penyampaian aspirasinya mengingat kondisi pandemi dan kasus yang masih tinggi. Utamakan selalu kepentingan kesehatan masyarakat,” ujar Wiku kepada wartawan, Sabtu (31/10).
Terpisah, Ketua Departemen Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono menyarankan masyarakat untuk tidak melakukan aksi unjuk rasa. Itu dikarenakanangka penularan Covid-19 yang belum melandai.
“Iya memang demonstrasi sangat berpotensi timbul adanya penularan Covid-19. Karena di situ masyarakat berkumpul dan bepotensi adanya penularan,” tuturnya.
Tri Yunis mengatakan, unjuk rasa baru bisa dilakukan jika masyarakatnya patuh terhadap 3M seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. “Demo boleh dilakukan tapi dengan menjaga jarak, dengan menggunakan masker,” katanya.
Informasi saja, usai unjuk rasa menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja beberapa waktu lalu, sebanyak 123 mahasiswa terkonfirmasi positif Covid-19. Tri Yunis pun meminta, pengalaman tersebut dijadikan pelajaran sebelum turun ke jalan.
“Karena kan masyarakat berkumpul saat unjuk rasa dan berpotensi adanya penularan (Covid-19-Red),” ungkapnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pernyatan Presiden Prancis Emmanuel Macron terkait ekstremisme Islam telah menuai reaksi keras dari berbagai negara, terutama negara Arab dan negara dengan mayoritas penduduk Muslim. Macron dianggap telah menghina Islam dan membela penerbitan kartun Nabi Muhammad SAW yang kontroversial.
KalbarOnline.com – Dipicu kekecewaan terhadap Presiden Prancis Emannuel Macron yang dinilai mendiskreditkan Islam dan Nabi Muhammad SAW, sejumlah elemen masyarakat di Tanah Air berencana menggelar unjuk rasa pada 2 November mendatang. Mengenai rencana ini, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengimbau agar aksi unjuk rasa yang dilakukan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
“Kami imbau untuk mempertimbangkan tata cara penyampaian aspirasinya mengingat kondisi pandemi dan kasus yang masih tinggi. Utamakan selalu kepentingan kesehatan masyarakat,” ujar Wiku kepada wartawan, Sabtu (31/10).
Terpisah, Ketua Departemen Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono menyarankan masyarakat untuk tidak melakukan aksi unjuk rasa. Itu dikarenakanangka penularan Covid-19 yang belum melandai.
“Iya memang demonstrasi sangat berpotensi timbul adanya penularan Covid-19. Karena di situ masyarakat berkumpul dan bepotensi adanya penularan,” tuturnya.
Tri Yunis mengatakan, unjuk rasa baru bisa dilakukan jika masyarakatnya patuh terhadap 3M seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. “Demo boleh dilakukan tapi dengan menjaga jarak, dengan menggunakan masker,” katanya.
Informasi saja, usai unjuk rasa menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja beberapa waktu lalu, sebanyak 123 mahasiswa terkonfirmasi positif Covid-19. Tri Yunis pun meminta, pengalaman tersebut dijadikan pelajaran sebelum turun ke jalan.
“Karena kan masyarakat berkumpul saat unjuk rasa dan berpotensi adanya penularan (Covid-19-Red),” ungkapnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pernyatan Presiden Prancis Emmanuel Macron terkait ekstremisme Islam telah menuai reaksi keras dari berbagai negara, terutama negara Arab dan negara dengan mayoritas penduduk Muslim. Macron dianggap telah menghina Islam dan membela penerbitan kartun Nabi Muhammad SAW yang kontroversial.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini