Doni Minta Klaster Kerumunan Secara Sukarela Melakukan Tes Covid-19

KalbarOnline.com – Ketua Satgas Covid 19  Letjen TNI Doni Monardo meminta semua pihak mendapat pemahaman yang baik tentang ancaman virus korona atau Covid-19. Ia juga mengimbau agar masyarakat dapat menjauhi kerumunan, karena dapat berpotensi terjadinya penularan.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Doni lantas menceritakan, terkait pengalaman saat kegiatan pertemuan Jamaah Tablik di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan pada Maret 2020. Saat itu, ribun orang dari berbagai daerah dan mancanegara berkumpul, sehingga tidak menerapkan protokol kesehatan.

“Akibat kegiatan itu ribuan orang terpapar Covid 19. Baik yang berasal dari Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Selatan dan peserta dari Pulau Jawa,” kata Doni dalam keterangan tertulisnya pada KalbarOnline.com, Jumat (20/11).

  • Baca Juga: Tangkal Covid-19, Menaker Kampanyekan Gerakan Pekerja Sehat

Sementara itu, pada Juni 2020 saat berkunjung ke Banjarmasin, Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan (Kalsel) menyampaikan bahwa ada 2.000 peserta asal Kalsel yang ikut kegiatan Jamaah Tablik di Gowa, Sulawesi Selatan. Menurutnya, dari 2.000 peserta sebanyak 900 orang yang melaporkan diri.

“Penjelasan dari Kepala Dinas Kesehatan Kalsel kepada saya, bahwa tanggal 7 Juni 2020 ada korban 68 orang meninggal berasal dari mereka yang ikut kegiatan tersebut (Jamaah Tablik di Gowa). Itulah yang membuat Kalsel menjadi zona merah, salah satu dari delapan provinsi dengan kasus tertinggi  ketika itu,” ujar Doni.

Baca Juga :  Satgas Imbau Agar Penyampaian Aspirasi Tetap Perhatikan 3M

Doni menegaskan, Covid-19 adalah ancaman nyata, bukan konspirasi dan bukan rekayasa. Menurutnya, mereka yang menjadi korban adalah lansia, komorbid, (hipertensi, diabetes, jantung, ginjal dan sejumlah penyakit penyerta lainnya).

“Cara penularannya melalui droplet dan juga aerosol yaitu udara yang keluar pada saat kita berbicara,” ungkap Doni.

Oleh karena itu, Doni mengimbau masyarakat untuk patuh menerapkan 3M yakni, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun atau handsanitizer dan menjaga jarak.

“Makanya kita selalu diminta untuk menggunakan masker, menjaga jarak, dan juga sering mencuci tangan supaya tangan kita tidak menyentuh bagian dari wajah. Ini yang harus kita perhatikan,” imbau Doni.

Doni juga menjelaskan, adanya klaster Petamburan akibat terjadinya kerumunan massa. Berdasarkan data yang diterima Satgas Penanganan Covid-19 pada Kamis (19/11) kemarin, wilayah Petamburan, Jakarta Pusat telah dilakukan swab terhadap 15 orang.

“Ada 7 orang positif Covid-19, termasuk Lurah Petamburan. Data Jumat sore 20 November, hasil swab antigen untuk Kluster Mega Mendung adalah yang diperiksa 559 orang, yang positif ada 20 orang. Laporan lain, terdapat 50 orang positif Covid-19 yang mayoritas berdomisili sekitar Tebet,” ungkap Doni.

Baca Juga :  MCCC: Penanganan Covid-19 di Indonesia Makin Menantang

Doni mengharapkan, kerjasama semua komponen masyarakat di berbagai daerah terutama di DKI Jakarta, Jawa Barat dan Bantenn, khususnya untuk para Ketua RT dan Ketua RW agar dapat menyampaikan pesan kepada keluarga yang ikut kerumunan kegiatan Rizieq Shihab dapat melaporkan diri.

“Mulai dari penjembutan di Bandara Soekarno Hatta, kegiatan Maulid Nabi di Tebet dan juga di Mega Mendung. Serta acara terakhir di Petamburan, kiranya dengan kesadaran sendiri untuk melaporkan diri kepada Ketua RT dan Ketua RW,” urai Doni.

Menurut Doni, mereka yang mengikuti kegiatan tersebut akan menjalani pemeriksaan di Puskesmas tanpa dipungut biaya. Pemeriksaan ini sangat penting agar diketahui lebih dini.

“Jika ada yang positif bisa segera isolasi dan tempat isolasi disiapkan pemerintah. Silahkan dengan kesadaran dan keikhlasan memeriksa diri ke Puskesmas, demi memutus mata rantai penularan untuk keselamatan bersama,” pungkas Doni.

Comment