KalbarOnline.com – Kondisi asrama pelajar dan mahasiswa Rahadi Oesman Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) di Semarang kian memprihatinkan. Sejumlah fasilitas asrama rusak parah mulai dari kamar mandi, aula, plafon yang ambruk hingga atap yang bocor.
Asrama yang terletak di Jalan Kendeng VI nomor 4, Bendan Ngisor, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah itu memiliki luas bangunan 375 meter persegi. Bangunan dua lantai dengan 17 kamar itu ditempati sebanyak 20 orang pelajar asal Kalbar.
Satu di antara penghuni Asrama Pelajar Mahasiswa Kalbar di Semarang, Santos Lubis (23) mengatakan, sejumlah fasilitas yang rusak dikarenakan usia asrama dihuninya itu sudah cukup tua dan sejak delapan tahun silam tidak pernah direnovasi oleh Pemprov Kalbar.
“Terakhir direnovasi di tahun 2014, itu pun hanya bagian plafon asrama saja,” kata Santos Lubis saat dihubungi KalbarOnline.com, Kamis, 10 Februari 2022.
- Jalan Kondisi Mantap di Kalbar, Sutarmidji: di Akhir Jabatan Saya Nanti Syukur-syukur Bisa Mendekati 80 Persen
- 3 Kelemahan Pelaku UMKM Kalbar, Sutarmidji: Jangan Sekadar Mengikuti Tren
- Tampung Tenaga Honorer, Ani Sofyan: Semua OPD Kalbar sudah Siapkan Formasi untuk Mereka
Santos Lubis yang juga merupakan Ketua Keluarga Pelajar Mahasiswa Kalimantan Barat (KPMKB) yang didirikan pertama kali di Jogjakarta pada 20 Juli 1951 itu mengaku kalau tiap kali hujan, ia bersama penghuni lainnya harus bersiap untuk menutup bagian atap yang bocor agar tidak kemasukan air.
“Disebabkan atap dan plafonnya rusak parah, kalau hujan bocor kamar kita,” kata mahasiswa semester akhir Politeknik Bumi Akpelni itu.
Santos yang merupakan asal Kota Pontianak ini menyebut, pihak Pemprov Kalbar pernah datang berkunjung untuk melihat kondisi asrama dan ada janji akan merenovasi. Namun hingga sekarang janji tersebut belum juga terealisasi.
“Tahun 2020 lalu Badan Penghubung Provinsi Kalbar yang ada di Jakarta pernah mengirim konsultan untuk mengecek kondisi kerusakan asrama, tetapi tidak ada tindak lanjutnya dan di tahun 2021 juga pernah dikunjungi kembali oleh konsultan dan sama juga tidak ada kejelasan secara nyata,” kata Santos.
Santos mengatakan, pihaknya percaya sepenuhnya bahwa kunjungan dari konsultan yang dikirim oleh Badan Penghubung Provinsi Kalbar yang ada di Jakarta akan menindaklanjuti dengan baik. Namun dirinya berharap agar renovasi asrama segera direalisasikan mengingat kondisi asrama yang kian memprihatinkan untuk ditinggali.
“Saya mau mewakili mahasiswa Kalbar berserta penghuni Asrama Rahadi Oesman Semarang, bahwasanya ingin sekali dipantau secara jelas, jangan hanya dikunjungi dan dilihat tetapi tidak ada pergerakan secara nyata,” pungkas Santos.
Sementara Lusminto Dewa, seorang warga Kalbar yang berkunjung ke asrama tersebut turut membenarkan kondisi asrama mahasiswa Kalbar itu.
Lusminto Dewa prihatin dengan kondisi bangunan yang ditempati para pelajar Kalbar yang notabene adalah penerus bangsa.
“Mereka inikan generasi penerus Kalbar yang sedang menuntut ilmu di kampung orang. Pemprov Kalbar seharusnya memberikan fasilitas dengan baik untuk mendukung pendidikan pelajar asal Kalbar yang ada di perantauan,” kata Lusminto Dewa.
Lusminto Dewa juga mengatakan, saat ini para mahasiswa penghuni asrama itu hanya berharap kepada Gubernur Kalbar agar bisa segera merenovasi asrama mereka.
“Bagaimanapun bangunan inikan aset daerah. Ya harus di rawat. Mereka pelajar dan mahasiswa ini kalau tidak mampu diberi beasiswa, minimal diberikan fasilitas agar semuanya terbantu,” pungkas Lusminto Dewa. (Adi LC)
Comment