Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Kamis, 14 Maret 2024 |
KalbarOnline, Pontianak - Kepala Satreskrim Polresta Pontianak, Kompol Antonius Trias Kuncorojati menyatakan, berkas empat dari tujuh tersangka korupsi pengadaan mesin dan pabrik pupuk NPK Perusahaan Daerah (Perusda) Kalbar kini telah rampung atau dinyatakan P21 oleh kejaksaan.
"Untuk tiga tersangka lainnya, masih berstatus P19, saat ini berkas perkara ketiga tersangka tersebut sedang dilengkapi oleh penyidik," kata Antonius, Kamis (14/03/2024).
Ia melanjutkan, pelimpahan kasus ini akan dilakukan dari Polresta Pontianak ke Kejari Pontianak setelah seluruh berkas tujuh tersangka itu dinyatakan lengkap atau P21.
"Jadi nanti tahap duanya sekaligus tujuh tersangka, karena empat tersangka yang sudah lengkap berkasnya saling berkaitan dengan tiga tersangka lainnya," ujarnya.
Antonius mengatakan, kalau proses penyidikan kasus ini sudah dimulai sejak 2022 lalu. Sejauh ini polisi telah memeriksa sebanyak 82 orang saksi dan enam orang ahli.
"Cukup lama proses perjalanan kasus ini, karena yang diperiksa dengan total 82 orang ditambah enam ahli, kemudian ada dua posisi kasus, yakni pengadaan mesin pupuk serta pembangunan pabrik pupuk," kata dia.
Antonius menerangkan, untuk pengadaan mesin pupuk menggunakan APBD senilai Rp 2,4 miliar dan pembangunan pabrik pupuk menggunakan APBD senilai Rp 7,3 miliar. Untuk kerugian negara secara total, yakni Rp 2,6 miliar.
Adapun tujuh tersangka yang ditetapkan dalam kasus ini, yakni AP selaku Direktur Perusda Kalbar, SBR selaku Direktur PT Yuda Ayudia, HA selaku Direktur Trijaya Bangun Usaha, tiga orang pihak eksternal yakni, ZA, IL dan MAP serta ZU selaku pihak terkait selaku direktur keuangan yang berperan penting dalam kasus ini.
"Berkas perkara empat tersangka yang dinyatakan sudah lengkap oleh pihak kejaksaan itu berkas perkara AP, SBR, HA dan ZA," katanya. (Jau)
KalbarOnline, Pontianak - Kepala Satreskrim Polresta Pontianak, Kompol Antonius Trias Kuncorojati menyatakan, berkas empat dari tujuh tersangka korupsi pengadaan mesin dan pabrik pupuk NPK Perusahaan Daerah (Perusda) Kalbar kini telah rampung atau dinyatakan P21 oleh kejaksaan.
"Untuk tiga tersangka lainnya, masih berstatus P19, saat ini berkas perkara ketiga tersangka tersebut sedang dilengkapi oleh penyidik," kata Antonius, Kamis (14/03/2024).
Ia melanjutkan, pelimpahan kasus ini akan dilakukan dari Polresta Pontianak ke Kejari Pontianak setelah seluruh berkas tujuh tersangka itu dinyatakan lengkap atau P21.
"Jadi nanti tahap duanya sekaligus tujuh tersangka, karena empat tersangka yang sudah lengkap berkasnya saling berkaitan dengan tiga tersangka lainnya," ujarnya.
Antonius mengatakan, kalau proses penyidikan kasus ini sudah dimulai sejak 2022 lalu. Sejauh ini polisi telah memeriksa sebanyak 82 orang saksi dan enam orang ahli.
"Cukup lama proses perjalanan kasus ini, karena yang diperiksa dengan total 82 orang ditambah enam ahli, kemudian ada dua posisi kasus, yakni pengadaan mesin pupuk serta pembangunan pabrik pupuk," kata dia.
Antonius menerangkan, untuk pengadaan mesin pupuk menggunakan APBD senilai Rp 2,4 miliar dan pembangunan pabrik pupuk menggunakan APBD senilai Rp 7,3 miliar. Untuk kerugian negara secara total, yakni Rp 2,6 miliar.
Adapun tujuh tersangka yang ditetapkan dalam kasus ini, yakni AP selaku Direktur Perusda Kalbar, SBR selaku Direktur PT Yuda Ayudia, HA selaku Direktur Trijaya Bangun Usaha, tiga orang pihak eksternal yakni, ZA, IL dan MAP serta ZU selaku pihak terkait selaku direktur keuangan yang berperan penting dalam kasus ini.
"Berkas perkara empat tersangka yang dinyatakan sudah lengkap oleh pihak kejaksaan itu berkas perkara AP, SBR, HA dan ZA," katanya. (Jau)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini