Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Rabu, 24 September 2025 |
KALBARONLINE.com - Sekretaris Komisi I DPRD Kalbar, Zulfydar Zaidar Mochtar, menyayangkan kejadian puluhan siswa SDN 12 Benua Kayong, Kabupaten Ketapang alami keracunan usai menyantap hidangan Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa (23/09/2025).
Ia mendesak agar pengawasan terhadap pelaksanaan program MBG di Kalimantan Barat diperketat.
Zulfydar menilai, kasus tersebut harus menjadi perhatian serius seluruh pihak, baik lembaga pelaksana maupun pihak teknis penyaji makanan. Menurutnya, salah satu faktor yang perlu dikaji adalah durasi waktu antara proses penyajian dan konsumsi.
“Kalau makanannya disiapkan subuh, sementara baru dimakan siswa jam 12 siang, tanpa penelitian atau kajian kualitas, tentu rentan terjadi pembusukan akibat bakteri. Akhirnya, menjadi masalah untuk anak-anak, yang seharusnya meningkatkan gizi anak justru kontraproduktif,” ujarnya.
Agar kualitas makanan tetap terjaga dengan baik, Zulfydar yang juga Ketua Fraksi PAN DPRD Kalbar menyarankan agar memperbanyak tenaga teknis agar makanan yang disajikan tetap segar dan higienis.
Ia juga menekankan pentingnya penyajian dilakukan mendekati jam makan, terutama jika distribusi makanan harus menempuh jarak jauh ke sekolah-sekolah.
“Kalau jarak distribusi ke sekolah terlalu jauh, maka durasi penyajian harus diperpendek. Jangan hanya satu lembaga teknis saja yang menyajikan, harus diperbanyak agar kualitas makanan tetap terjaga,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia juga mendorong agar bahan makanan, mulai dari nasi, lauk hingga sayur, diperiksa secara detail sebelum disajikan. Bahkan menurutnya, perlu adanya uji kualitas terlebih dahulu sebelum makanan diberikan kepada siswa.
“Kalau durasi penyajiannya sampai 6 - 7 jam, tentu dikhawatirkan tidak layak konsumsi. Maka sebelum sampai ke anak-anak, harus diuji terlebih dahulu. Alat ujinya mesti ada, ini penting,” sambungnya.
Sebagai peringatan, Zulfydar menegaskan, kasus keracunan ini tidak boleh terulang kembali. Ia meminta pemerintah mengevaluasi secara menyeluruh program MBG agar sesuai dengan tujuan awal, yaitu meningkatkan gizi anak-anak.
“Ini warning bagi kita semua. Jangan sampai program pemerintah yang niatnya baik justru berdampak buruk. Maka pengawasannya harus diperketat, jangan sampai ketika anak mengonsumsi makanan, pengawasannya justru lepas kontrol,” pungkasnya. (Lid)
KALBARONLINE.com - Sekretaris Komisi I DPRD Kalbar, Zulfydar Zaidar Mochtar, menyayangkan kejadian puluhan siswa SDN 12 Benua Kayong, Kabupaten Ketapang alami keracunan usai menyantap hidangan Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa (23/09/2025).
Ia mendesak agar pengawasan terhadap pelaksanaan program MBG di Kalimantan Barat diperketat.
Zulfydar menilai, kasus tersebut harus menjadi perhatian serius seluruh pihak, baik lembaga pelaksana maupun pihak teknis penyaji makanan. Menurutnya, salah satu faktor yang perlu dikaji adalah durasi waktu antara proses penyajian dan konsumsi.
“Kalau makanannya disiapkan subuh, sementara baru dimakan siswa jam 12 siang, tanpa penelitian atau kajian kualitas, tentu rentan terjadi pembusukan akibat bakteri. Akhirnya, menjadi masalah untuk anak-anak, yang seharusnya meningkatkan gizi anak justru kontraproduktif,” ujarnya.
Agar kualitas makanan tetap terjaga dengan baik, Zulfydar yang juga Ketua Fraksi PAN DPRD Kalbar menyarankan agar memperbanyak tenaga teknis agar makanan yang disajikan tetap segar dan higienis.
Ia juga menekankan pentingnya penyajian dilakukan mendekati jam makan, terutama jika distribusi makanan harus menempuh jarak jauh ke sekolah-sekolah.
“Kalau jarak distribusi ke sekolah terlalu jauh, maka durasi penyajian harus diperpendek. Jangan hanya satu lembaga teknis saja yang menyajikan, harus diperbanyak agar kualitas makanan tetap terjaga,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia juga mendorong agar bahan makanan, mulai dari nasi, lauk hingga sayur, diperiksa secara detail sebelum disajikan. Bahkan menurutnya, perlu adanya uji kualitas terlebih dahulu sebelum makanan diberikan kepada siswa.
“Kalau durasi penyajiannya sampai 6 - 7 jam, tentu dikhawatirkan tidak layak konsumsi. Maka sebelum sampai ke anak-anak, harus diuji terlebih dahulu. Alat ujinya mesti ada, ini penting,” sambungnya.
Sebagai peringatan, Zulfydar menegaskan, kasus keracunan ini tidak boleh terulang kembali. Ia meminta pemerintah mengevaluasi secara menyeluruh program MBG agar sesuai dengan tujuan awal, yaitu meningkatkan gizi anak-anak.
“Ini warning bagi kita semua. Jangan sampai program pemerintah yang niatnya baik justru berdampak buruk. Maka pengawasannya harus diperketat, jangan sampai ketika anak mengonsumsi makanan, pengawasannya justru lepas kontrol,” pungkasnya. (Lid)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini