Pontianak    

Edi Dorong POM Lestarikan Budaya Melayu sebagai Identitas Kota Pontianak

Oleh : Redaksi KalbarOnline
Minggu, 28 Desember 2025
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar


KALBARONLINE.com – Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mendorong Persatuan Orang Melayu (POM) untuk terus memperkuat peran dalam menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur budaya Melayu sebagai identitas daerah, di tengah pesatnya pembangunan Kota Pontianak.

Hal itu disampaikannya saat menghadiri pelantikan dan rapat pimpinan POM se-Kalimantan Barat yang digelar di Pendopo Gubernur Kalimantan Barat, Sabtu (27/12/2025).

Edi menilai, selama lebih dari delapan tahun terakhir, POM konsisten berkiprah dalam pelestarian budaya Melayu. Peran tersebut dinilainya perlu terus diperkuat agar nilai budaya tidak tergerus modernisasi.

“Sebagai kota yang kita harapkan bermartabat dan beradab, Pontianak harus memiliki karakter budaya yang kuat. Budaya Melayu harus kita dukung dan gaungkan, terutama kepada generasi muda,” ujarnya.

Ia menyebut, Pemkot Pontianak terus menghadirkan simbol budaya Melayu dalam berbagai kegiatan, baik formal maupun non-formal, termasuk pembiasaan sejak usia dini hingga tingkat pendidikan menengah agar nilai budaya melekat dalam kehidupan masyarakat.

“Kalau sejak kecil anak-anak sudah terbiasa melihat dan merasakan budaya di lingkungannya, mereka akan tumbuh dengan karakter budaya yang kuat,” jelasnya.

Lebih jauh, Edi berharap POM tak hanya fokus pada pelestarian adat dan tradisi, tetapi juga berkontribusi dalam pembangunan sosial masyarakat. Nilai Melayu yang menjunjung adab, toleransi, komunikasi, dan harmoni dinilai sejalan dengan semangat pembangunan kota.

“Orang Melayu dikenal beradab dan mengedepankan musyawarah. Ini yang harus terus kita hidupkan agar Pontianak tetap aman, sejuk, dan harmonis,” katanya.

Terkait wacana penggunaan tulisan Arab Melayu pada penamaan gang atau kawasan di Pontianak, Edi menyatakan mendukung gagasan tersebut. Namun ia menilai perlu kajian dan sosialisasi agar masyarakat memahami makna dan tujuan kebijakan.

“Seperti di Yogyakarta dengan aksara Jawa, ini bisa jadi simbol budaya daerah. Yang penting masyarakat paham dan bisa menerimanya,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Umum DPP POM, Agus Setiadi, menyebut pelantikan kepengurusan ini menjadi momentum awal untuk menjalankan sejumlah program strategis. Ia menegaskan, POM akan memprioritaskan peningkatan kualitas pendidikan organisasi sebagai fondasi penguatan internal, sekaligus menyiapkan program kebudayaan berskala besar seperti Pekan Budaya Melayu di kabupaten/kota se-Kalbar.

POM juga membuka ruang kolaborasi bersama Pemprov Kalbar dan pemerintah daerah lainnya, termasuk rencana penyelenggaraan event Melayu Borneo berskala nasional yang melibatkan negara-negara di Pulau Borneo.

Agus berharap, POM semakin diterima masyarakat dan mendapat dukungan berbagai pihak dalam merawat budaya serta menjaga adat Melayu. Ia juga menegaskan pentingnya penguatan hukum adat Melayu yang kini semakin menjadi aspirasi masyarakat.

“Ini sangat urgen, karena aspirasi masyarakat di bawah semakin menguat terkait pentingnya penguatan hukum adat Melayu,” pungkasnya. (Red)

Artikel Selanjutnya
Sambut Tahun Baru, LDII Kalbar Pilih Perkuat Kegiatan Ibadah dan Sosial Sesuai Arahan Gubernur
Minggu, 28 Desember 2025
Artikel Sebelumnya
Forum Masyarakat Cerdas Desak Pemkot Pontianak Periksa Total Perizinan Restoran Unyuk-Unyuk Sedap Rasa
Minggu, 28 Desember 2025

Berita terkait