Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Jumat, 19 Januari 2018 |
KalbarOnline, Pontianak – Di akhir masa kepemimpinan Cornelis menjabat sebagai Gubernur Kalimantan Barat, tak sedikit warga menilai kinerja Cornelis dalam memimpin sangat buruk.
Warga merasa kecewa terhadap Cornelis. Salah satu tokoh masyarakat Bengkayang menjelaskan bahwa pemerataan pembangunan tidak merata hingga ke daerahnya.
“Kami merasa kecewa terhadap kepemimpinan Cornelis, Bengkayang tertinggal dalam pembangunan dibandingkan Kabupaten lain, apalagi saat ini kita kesulitan untuk mengurus pelayanan seperti surat menyurat,” ujar Sumihat (40), tokoh masyarakat Bengkayang.
Demikian dilansir dari SuaraKalbar.Net.
Tidak hanya masalah pemerataan, tetapi juga masalah jalan yang masih menjadi persoalan sejak lama. Sejumlah titik jalan Provinsi rusak parah, apalagi kalau hujan jalan tidak bisa dilewati.
“Saya lewat jalan Semuhun – Bengkayang, jalanan hancur dan berlumpur. Tidak ada penanganan. Susah untuk lewat,” Jelas dian (29), Warga Bengkayang.
Yang terbaru, Badan Pusat Statistik mencatat ada penambahan orang miskin sebanyak 1.400 orang di Kalbar, dari Maret ke September 2017.
“Dibandingkan dengan Maret 2017 dengan survei terakhir maka ada penambahan orang miskin di Kalbar yakni sebanyak 1.400 orang, menjadi 388.810 orang miskin,” kata Kepala BPS Kalbar, Pitono.
Pitono mengatakan, dari angka orang miskin hasil survei terakhir tersebut dibandingkan dengan jumlah penduduk di Kalbar maka 7,86 persen adalah orang miskin.
Hal ini menunjukan di era Cornelis, Kalbar mengalami penurunan kesejahteraan dan tingkat kemiskinan meningkat.
Warga berharap menjelang Pilgub Kalbar 2018, ada sosok baru yang terbukti keberhasilannya dalam memimpin.
“Menjelang Pilgub Kalbar 2018, kami harap ada sosok pemimpin yang terbukti kinerjanya dan diakui prestasinya. Semoga Kalbar dapat peminpin baru yang nyata kinerjanya dan terbukti prestasinya,” tandas Sumihat. (Fai)
KalbarOnline, Pontianak – Di akhir masa kepemimpinan Cornelis menjabat sebagai Gubernur Kalimantan Barat, tak sedikit warga menilai kinerja Cornelis dalam memimpin sangat buruk.
Warga merasa kecewa terhadap Cornelis. Salah satu tokoh masyarakat Bengkayang menjelaskan bahwa pemerataan pembangunan tidak merata hingga ke daerahnya.
“Kami merasa kecewa terhadap kepemimpinan Cornelis, Bengkayang tertinggal dalam pembangunan dibandingkan Kabupaten lain, apalagi saat ini kita kesulitan untuk mengurus pelayanan seperti surat menyurat,” ujar Sumihat (40), tokoh masyarakat Bengkayang.
Demikian dilansir dari SuaraKalbar.Net.
Tidak hanya masalah pemerataan, tetapi juga masalah jalan yang masih menjadi persoalan sejak lama. Sejumlah titik jalan Provinsi rusak parah, apalagi kalau hujan jalan tidak bisa dilewati.
“Saya lewat jalan Semuhun – Bengkayang, jalanan hancur dan berlumpur. Tidak ada penanganan. Susah untuk lewat,” Jelas dian (29), Warga Bengkayang.
Yang terbaru, Badan Pusat Statistik mencatat ada penambahan orang miskin sebanyak 1.400 orang di Kalbar, dari Maret ke September 2017.
“Dibandingkan dengan Maret 2017 dengan survei terakhir maka ada penambahan orang miskin di Kalbar yakni sebanyak 1.400 orang, menjadi 388.810 orang miskin,” kata Kepala BPS Kalbar, Pitono.
Pitono mengatakan, dari angka orang miskin hasil survei terakhir tersebut dibandingkan dengan jumlah penduduk di Kalbar maka 7,86 persen adalah orang miskin.
Hal ini menunjukan di era Cornelis, Kalbar mengalami penurunan kesejahteraan dan tingkat kemiskinan meningkat.
Warga berharap menjelang Pilgub Kalbar 2018, ada sosok baru yang terbukti keberhasilannya dalam memimpin.
“Menjelang Pilgub Kalbar 2018, kami harap ada sosok pemimpin yang terbukti kinerjanya dan diakui prestasinya. Semoga Kalbar dapat peminpin baru yang nyata kinerjanya dan terbukti prestasinya,” tandas Sumihat. (Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini