Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Kamis, 07 Maret 2019 |
KalbarOnline, Kubu Raya - Jelang perayaan hari raya Nyepi Tahun Baru Saka 1941, umat Hindu Kalimantan Barat melaksanakan upacara Tawur Kesanga di Pura Giri Pati Mulawarman, Jalan Adisucipto, Kubu Raya, baru-baru ini.
Sayangnya upacara Tawur Kesanga umat hindu Kalbar pada tahun baru Saka 1941 ini terasa hambar lantaran dilaksanakan tanpa ogoh-ogoh.
Bagi masyarakat awam, ogoh-ogoh merupakan boneka raksasa yang diarak keliling desa jelang malam perayaan hari raya Nyepi.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Kalbar, Ida Sri Resi Dukuh Putra Bandem Kepakisan mengungkapkan bahwa tak dilaksanakannya budaya ogoh-ogoh pada perayaan Nyepi tahun ini lantaran bertepatan dengan masa kampanye tahun politik 2019.
“Kita fokus pada ritual saja tahun ini. Jadi kita antisipasi saja takutnya ketika kita melaksanakan ogoh-ogoh ada orang kampanye," ujarnya kepada awak media.
Kendati tanpa disemarakkan dengan budaya ogoh-ogoh, menurutnya perayaan Nyepi tak akan berubah makna, karena sejatinya ogoh-ogoh pada dasarnya bukanlah ritual inti dari perayaan Nyepi.
“Ogoh-ogoh bukan ritual inti dari perayaan Nyepi, makna ogoh-ogoh itu untuk menghilangkan sifat-sifat keburukan atau kejahatan,” jelasnya.
Berkenaan dengan tahun politik 2019, Ida menyerahkan kepada individu sesuai dengan hati nurani masing-masing.
“Tahun ini, umat Hindu Kalbar tetap independen, soal pilihan itu hak masing-masing, intinya tetap netral, itu saja,” pungkasnya. (Fai/ian)
KalbarOnline, Kubu Raya - Jelang perayaan hari raya Nyepi Tahun Baru Saka 1941, umat Hindu Kalimantan Barat melaksanakan upacara Tawur Kesanga di Pura Giri Pati Mulawarman, Jalan Adisucipto, Kubu Raya, baru-baru ini.
Sayangnya upacara Tawur Kesanga umat hindu Kalbar pada tahun baru Saka 1941 ini terasa hambar lantaran dilaksanakan tanpa ogoh-ogoh.
Bagi masyarakat awam, ogoh-ogoh merupakan boneka raksasa yang diarak keliling desa jelang malam perayaan hari raya Nyepi.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Kalbar, Ida Sri Resi Dukuh Putra Bandem Kepakisan mengungkapkan bahwa tak dilaksanakannya budaya ogoh-ogoh pada perayaan Nyepi tahun ini lantaran bertepatan dengan masa kampanye tahun politik 2019.
“Kita fokus pada ritual saja tahun ini. Jadi kita antisipasi saja takutnya ketika kita melaksanakan ogoh-ogoh ada orang kampanye," ujarnya kepada awak media.
Kendati tanpa disemarakkan dengan budaya ogoh-ogoh, menurutnya perayaan Nyepi tak akan berubah makna, karena sejatinya ogoh-ogoh pada dasarnya bukanlah ritual inti dari perayaan Nyepi.
“Ogoh-ogoh bukan ritual inti dari perayaan Nyepi, makna ogoh-ogoh itu untuk menghilangkan sifat-sifat keburukan atau kejahatan,” jelasnya.
Berkenaan dengan tahun politik 2019, Ida menyerahkan kepada individu sesuai dengan hati nurani masing-masing.
“Tahun ini, umat Hindu Kalbar tetap independen, soal pilihan itu hak masing-masing, intinya tetap netral, itu saja,” pungkasnya. (Fai/ian)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini