Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Minggu, 06 Februari 2022 |
KalbarOnline, Sintang - Desa Merarai Satu di Kecamatan Sungai Tebelian, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) sanggup memproduksi 200 ton sayur per tahun.
“Kami apresiasi Kelompok Tani Genta Mustika Pandan yang baru berusia satu tahun tapi mampu menghasilkan 200 ton sayur,” kata Sekda Sintang Yosepha Hasnah, kemarin.
Dengan produksi 200 ton sayur per tahun, berarti Desa Merarai Satu menghasilkan 16,6 ton sayur per bulan. Suatu angka yang fantastis.
Olehkarenanya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sintang menetapkan Desa Merarai Satu sebagai Kampung Sayur.
Sayur yang dihasilkan Kelompok Tani Genta Mustika Pandan di Desa Merarai Satu itu, ungkap Yosepha Hasnah, di antaranya jenis sawi.
Kelompok Tani Genta Mustika Pandan ini, kata Yosepha, baik untuk dijadikan percontohan bagi desa dan Kelompok Tani lainnya di Kabupaten Sintang
“Saya bangga petani di sini, menyiapkan pola pertanian dengan matang. Mulai dari perencanaan bibit, penanaman sampai panen dan pemasaran,” kata Yosepha.
Ia menambahkan, untuk Provinsi Kalbar hanya Kabupaten Sintang yang dijadikan sampel pengukuran inflasi nasional.
Untuk menurunkan angka inflasi tersebut, lanjut Yoseha, Sintang harus menyiapkan sayur sendiri, guna stabilitas harga di pasar.
Yoshepa juga mendorong masyarakat untuk mengembangkan peternakan, dengan harapan ke depan, bisa memproduksi pupuk kandang sendiri untuk mengurangi ketergantungan pupuk kimia.(*)
KalbarOnline, Sintang - Desa Merarai Satu di Kecamatan Sungai Tebelian, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) sanggup memproduksi 200 ton sayur per tahun.
“Kami apresiasi Kelompok Tani Genta Mustika Pandan yang baru berusia satu tahun tapi mampu menghasilkan 200 ton sayur,” kata Sekda Sintang Yosepha Hasnah, kemarin.
Dengan produksi 200 ton sayur per tahun, berarti Desa Merarai Satu menghasilkan 16,6 ton sayur per bulan. Suatu angka yang fantastis.
Olehkarenanya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sintang menetapkan Desa Merarai Satu sebagai Kampung Sayur.
Sayur yang dihasilkan Kelompok Tani Genta Mustika Pandan di Desa Merarai Satu itu, ungkap Yosepha Hasnah, di antaranya jenis sawi.
Kelompok Tani Genta Mustika Pandan ini, kata Yosepha, baik untuk dijadikan percontohan bagi desa dan Kelompok Tani lainnya di Kabupaten Sintang
“Saya bangga petani di sini, menyiapkan pola pertanian dengan matang. Mulai dari perencanaan bibit, penanaman sampai panen dan pemasaran,” kata Yosepha.
Ia menambahkan, untuk Provinsi Kalbar hanya Kabupaten Sintang yang dijadikan sampel pengukuran inflasi nasional.
Untuk menurunkan angka inflasi tersebut, lanjut Yoseha, Sintang harus menyiapkan sayur sendiri, guna stabilitas harga di pasar.
Yoshepa juga mendorong masyarakat untuk mengembangkan peternakan, dengan harapan ke depan, bisa memproduksi pupuk kandang sendiri untuk mengurangi ketergantungan pupuk kimia.(*)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini