KalbarOnline, Bengkayang – Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Sutarmidji menghadiri seminar bertajuk Kesetaraan Perempuan dalam Mengembangkan Potensi Desa Menuju Kemandirian Desa, di Auditorium Institut Shanti Bhuana, Kabupaten Bengkayang, Rabu (07/06/2023).
Seminar yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkayang bersama Yayasan Swadaya Dian Khatulistiwa dan Institut Shanti Bhuana itu turut dihadiri Bupati dan Wakil Bupati Bengkayang.
Dalam arahannya, Gubernur Sutarmidji menyampaikan bahwa dirinya selalu mengikuti perkembangan kemajuan tata kelola pemerintahan di setiap kabupaten/kota se-Kalbar. Bahkan dari 14 daerah yang ada, ia mengaku sudah paham betul perkembangannya.
Hal itu kata dia, bisa dilihat dari capaian-capaian yang dilakukan kepala daerah dan wakilnya, baik melalui penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), maupun hasil evaluasinya.
“Daerah yang tata kelola pemerintahannya baik maka capaian juga pasti akan baik,” ungkapnya.
Harmonisasi antar pimpinan juga dinilai penting dalam mengawal program-program yang sudah disusun di setiap daerah. Ketika para pemimpin, misalnya bupati dan wakil bupati sudah tidak harmonis, maka lanjut dia, gesekan tersebut dapat menghambat capaian yang diinginkan.
“Karena bupati dan wakil jadi tidak fokus, program berantakan. Satu dengan yang lain malah saling intai. Tapi di Bengkayang ini (bupati dan wakil) selalu kondusif sehingga capaiannya signifikan,” katanya.
Orang nomor satu di Kalbar itu lantas memuji capaian program Indeks Desa Membangun (IDM) Kabupaten Bengkayang. Di mana jumlah desa mandiri di kabupaten yang berbatasan langsung dengan wilayah Sarawak, Malaysia itu, saat ini sudah melampaui target yang disusun dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
“Capaian status desa mandiri (Bengkayang) saya senang. Karena bupati dan wakil bupati optimis, walau target di RPJMD hanya 17 desa mandiri, sekarang sudah tercapai, dan sudah melampaui target,” ujarnya.
Sama halnya dengan target dan capaian IDM di tingkat provinsi, Midji-sapaan karibnya menyebutkan di awal dirinya menjabat sebagai gubernur jumlah desa mandiri hanya ada satu. Kemudian target di RPJMD selama lima tahun sebanyak 425 desa mandiri, tapi di tahun 2022 sudah melampaui target mencapai 586 desa mandiri.
“Saat menyusun RPJMD target 425 desa mandiri, Bappeda dan jajaran sempat kaget. Saya bilang tidak ada yang tidak mungkin, asal kita bekerja dengan indikator penilaian IDM itu,” katanya.
“Jadi itu tidak sulit, sepanjang program yang dijalankan mengacu 50 indikator (IDM) yang terbagi menjadi tiga indeks yakni ketahanan sosial, ekonomi dan lingkungan,” sambung Sutarmidji.
Tak dipungkiri, menurutnya peran ibu-ibu juga sangat penting dalam mewujudkan kemandirian desa. Termasuk lewat Tim Penggerak PKK yang ada. Karena 10 program pokok PKK sudah mencakup semua indikator yang saling berkaitan. Termasuk program-program yang ada di perangkat daerah terkait.
“Peran ibu-ibu PKK itu signifikan, kalau kadis mau sukses selaraskan (program dinas) dengan 10 program pokok PKK itu,” pungkasnya.
Di tempat yang sama, Bupati Bengkayang, Sebastianus Darwis menyebut, di daerah yang dipimpinnya terdapat total 122 desa. Untuk program IDM sendiri menurutnya terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Dari data yang ada, sampai 2022 jumlah desa mandiri di sana sudah ada 24 desa. Meski di target dalam RPJMD sebelumnya hanya 17 desa mandiri.
“Jadi jumlah desa mandiri di Bengkayang terus meningkat, yang di 2021 hanya 12 desa mandiri, tahun 2022 meningkat menjadi 24 desa mandiri, sekarang di tahun 2023 sudah ada 49 desa mandiri. Padahal target di RPJMD hanya 17 desa mandiri, jadi sudah lebih (dari target),” ungkapnya. (Jau)
Comment