Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Kamis, 31 Agustus 2017 |
Sebelum Tambang dan Perkebunan Sawit Merajalela, Sekalipun Belum Pernah Dilanda Banjir
KalbarOnline, Ketapang – Hujan deras selama dua hari yang mengguyur wilayah Kecamatan Jelai Hulu dan Kecamatan Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang, membuat belasan Desa di dua Kecamatan tersebut dilanda banjir yang berakibat meluapnya Sungai Pesaguan.
Dari pantauan KalbarOnline, Rabu siang (30/8), banjir kiriman yang datang dari hulu Sungai Pesaguan ini selain membuat tergangunya aktivitas warga juga meremdam puluhan rumah dan dua sekolah di Kecamatan Tumbang Titi setinggi dua meter, sehingga aktivitas belajar mengajar di sekolah tersebut harus diliburkan sementara waktu.
Aca (28) salah satu warga Kecamatan Tumbang Titi mengungkapkan bahwa selama ini daerahnya belum pernah mengalami musibah banjir seperti ini.
“Sudah lebih dari 20 tahun sudah saya tinggal disini, baru kali ini desa kami terkena banjir sebesar ini,” ungkapnya kepada KalbarOnline, Rabu (30/8).
Aca juga menduga bahwa musibah banjir ini terjadi akibat kerusakan ekosistem alam akibat pembalakan liar hutan.
“Sebelum adanya tambang dan perkebunan sawit merajalela tidak pernah ada banjir, sekarang sudah tidak banyak lagi pohon penyerap air,” tuturnya.
Berdasarkan informasi yang didapat KalbarOnline bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ketapang akan segera menyalurkan bantuan sembako dan obat – obatan kepada warga para korban banjir di Kecamatan Jelai Hulu dan Tumbang Titi. (Adi LC/Tim)
Sebelum Tambang dan Perkebunan Sawit Merajalela, Sekalipun Belum Pernah Dilanda Banjir
KalbarOnline, Ketapang – Hujan deras selama dua hari yang mengguyur wilayah Kecamatan Jelai Hulu dan Kecamatan Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang, membuat belasan Desa di dua Kecamatan tersebut dilanda banjir yang berakibat meluapnya Sungai Pesaguan.
Dari pantauan KalbarOnline, Rabu siang (30/8), banjir kiriman yang datang dari hulu Sungai Pesaguan ini selain membuat tergangunya aktivitas warga juga meremdam puluhan rumah dan dua sekolah di Kecamatan Tumbang Titi setinggi dua meter, sehingga aktivitas belajar mengajar di sekolah tersebut harus diliburkan sementara waktu.
Aca (28) salah satu warga Kecamatan Tumbang Titi mengungkapkan bahwa selama ini daerahnya belum pernah mengalami musibah banjir seperti ini.
“Sudah lebih dari 20 tahun sudah saya tinggal disini, baru kali ini desa kami terkena banjir sebesar ini,” ungkapnya kepada KalbarOnline, Rabu (30/8).
Aca juga menduga bahwa musibah banjir ini terjadi akibat kerusakan ekosistem alam akibat pembalakan liar hutan.
“Sebelum adanya tambang dan perkebunan sawit merajalela tidak pernah ada banjir, sekarang sudah tidak banyak lagi pohon penyerap air,” tuturnya.
Berdasarkan informasi yang didapat KalbarOnline bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ketapang akan segera menyalurkan bantuan sembako dan obat – obatan kepada warga para korban banjir di Kecamatan Jelai Hulu dan Tumbang Titi. (Adi LC/Tim)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini