Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Jumat, 09 November 2018 |
KalbarOnline,
Sekadau – Masih di hari ke lima pelaksanaan Festival
Seni Budaya Melayu (FSBM) Kalbar ke-XII di Sekadau, panitia menggelar upacara
adat Melayu yang dilaksanakan di aula Keraton Kusuma Negara, Desa Mungguk,
Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau, Jumat (9/11/2018).
Upacara ini bermaksud memperkenalkan
adat-adat serta budaya Melayu yang ada di setiap masing-masing Kabupaten dan
kota se-Kalimantan Barat.
Kabupaten Sekadau menunjukkan salah satu
adat Melayu yaitu malam berjaga pengantin, sedangkan Kabupaten Sanggau menunjukkan
adat Melayu yakni Manik benih dan nugal, selanjutnya Kabupaten Kapuas Hulu menunjukkan
adat Melayu Besurung hantaran kepada mempelai perempuan.
Upacara adat Melayu Sekadau, menampilkan
sepasang mempelai pengantin berserta orang tua dan diisi dengan tarian jepin,
bersyair oleh orangtua dari kedua mempelai pengantin serta dilanjutkan dengan
makan saprahan bersama masyarakat.
Pada upacara adat Melayu Sanggau,
menampilkan sekelompok orang yang melakukan aktifitas menugal (bercocok
tanam-Red) yang diiringi dengan tarian dan alunan lagu kemudian setelah
kegiatan menugal tersebut selesai dilakukan, maka dilanjutkan dengan istirahat
serta membagikan minuman sebagai pelepas penat.
Sementara Kabupaten Kapuas Hulu,
menampilkan adat Melayu pada saat mempelai laki-laki melamar mempelai perempuan
dengan memberikan hantaran yang berupa barang yang terdiri dari seperangkat
kapur sirih atau tepa’ sirih, air serbat, barang pengiring dan lain-lain.
Ketua Majelis Adat budaya Melayu (MABM)
Kalimantan Barat, Charil Efendy menyampaikan bahwa adanya kebudayaan-kebudayaan
Melayu ini bisa diperkenalkan dan nantinya juga dapat dikenal oleh dunia dengan
teknologi yang semakin berkembang di zaman sekarang ini.
“Budaya kita hari ini itu bisa
disosialisasikan untuk dapat dikenal oleh dunia melalui teknologi digital yang
ada sekarang ini, dan kemudian juga ada beberapa budaya kita misalnya motif Melayu
dan itu mungkin tidak perlu lagi perkenalkan secara manual, tetapi dapat diperkenalkan
dari cara komputerisasi sehingga dapat lebih cepat dan lebih beragam lagi
hasilnya,” jelas Charil Efendy.
Diakhir acara ketua MABM Kalbar berserta
panitia memberikan uang pembinaan kepada seluruh peserta upacara adat melayu yang
melaksanakan berbagai adat budaya Melayu yang ada di masing-masing kabupaten
dan kota di Kalimantan Barat. (*/Mus)
KalbarOnline,
Sekadau – Masih di hari ke lima pelaksanaan Festival
Seni Budaya Melayu (FSBM) Kalbar ke-XII di Sekadau, panitia menggelar upacara
adat Melayu yang dilaksanakan di aula Keraton Kusuma Negara, Desa Mungguk,
Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau, Jumat (9/11/2018).
Upacara ini bermaksud memperkenalkan
adat-adat serta budaya Melayu yang ada di setiap masing-masing Kabupaten dan
kota se-Kalimantan Barat.
Kabupaten Sekadau menunjukkan salah satu
adat Melayu yaitu malam berjaga pengantin, sedangkan Kabupaten Sanggau menunjukkan
adat Melayu yakni Manik benih dan nugal, selanjutnya Kabupaten Kapuas Hulu menunjukkan
adat Melayu Besurung hantaran kepada mempelai perempuan.
Upacara adat Melayu Sekadau, menampilkan
sepasang mempelai pengantin berserta orang tua dan diisi dengan tarian jepin,
bersyair oleh orangtua dari kedua mempelai pengantin serta dilanjutkan dengan
makan saprahan bersama masyarakat.
Pada upacara adat Melayu Sanggau,
menampilkan sekelompok orang yang melakukan aktifitas menugal (bercocok
tanam-Red) yang diiringi dengan tarian dan alunan lagu kemudian setelah
kegiatan menugal tersebut selesai dilakukan, maka dilanjutkan dengan istirahat
serta membagikan minuman sebagai pelepas penat.
Sementara Kabupaten Kapuas Hulu,
menampilkan adat Melayu pada saat mempelai laki-laki melamar mempelai perempuan
dengan memberikan hantaran yang berupa barang yang terdiri dari seperangkat
kapur sirih atau tepa’ sirih, air serbat, barang pengiring dan lain-lain.
Ketua Majelis Adat budaya Melayu (MABM)
Kalimantan Barat, Charil Efendy menyampaikan bahwa adanya kebudayaan-kebudayaan
Melayu ini bisa diperkenalkan dan nantinya juga dapat dikenal oleh dunia dengan
teknologi yang semakin berkembang di zaman sekarang ini.
“Budaya kita hari ini itu bisa
disosialisasikan untuk dapat dikenal oleh dunia melalui teknologi digital yang
ada sekarang ini, dan kemudian juga ada beberapa budaya kita misalnya motif Melayu
dan itu mungkin tidak perlu lagi perkenalkan secara manual, tetapi dapat diperkenalkan
dari cara komputerisasi sehingga dapat lebih cepat dan lebih beragam lagi
hasilnya,” jelas Charil Efendy.
Diakhir acara ketua MABM Kalbar berserta
panitia memberikan uang pembinaan kepada seluruh peserta upacara adat melayu yang
melaksanakan berbagai adat budaya Melayu yang ada di masing-masing kabupaten
dan kota di Kalimantan Barat. (*/Mus)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini