Sekadau    

Kenalkan Keragaman Budaya Melayu di Kalbar Melalui Upacara Adat di FSBM ke-XII

Oleh : Jauhari Fatria
Jumat, 09 November 2018
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline,

Sekadau – Masih di hari ke lima pelaksanaan Festival

Seni Budaya Melayu (FSBM) Kalbar ke-XII di Sekadau, panitia menggelar upacara

adat Melayu yang dilaksanakan di aula Keraton Kusuma Negara, Desa Mungguk,

Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau, Jumat (9/11/2018).

Upacara ini bermaksud memperkenalkan

adat-adat serta budaya Melayu yang ada di setiap masing-masing Kabupaten dan

kota se-Kalimantan Barat.

Kabupaten Sekadau menunjukkan salah satu

adat Melayu yaitu malam berjaga pengantin, sedangkan Kabupaten Sanggau menunjukkan

adat Melayu yakni Manik benih dan nugal, selanjutnya Kabupaten Kapuas Hulu menunjukkan

adat Melayu Besurung hantaran kepada mempelai perempuan.

Upacara adat Melayu Sekadau, menampilkan

sepasang mempelai pengantin berserta orang tua dan diisi dengan tarian jepin,

bersyair oleh orangtua dari kedua mempelai pengantin serta dilanjutkan dengan

makan saprahan bersama masyarakat.

Pada upacara adat Melayu Sanggau,

menampilkan sekelompok orang yang melakukan aktifitas menugal (bercocok

tanam-Red) yang diiringi dengan tarian dan alunan lagu kemudian setelah

kegiatan menugal tersebut selesai dilakukan, maka dilanjutkan dengan istirahat

serta membagikan minuman sebagai pelepas penat.

Sementara Kabupaten Kapuas Hulu,

menampilkan adat Melayu pada saat mempelai laki-laki melamar mempelai perempuan

dengan memberikan hantaran yang berupa barang yang terdiri dari seperangkat

kapur sirih atau tepa’ sirih, air serbat, barang pengiring dan lain-lain.

Ketua Majelis Adat budaya Melayu (MABM)

Kalimantan Barat, Charil Efendy menyampaikan bahwa adanya kebudayaan-kebudayaan

Melayu ini bisa diperkenalkan dan nantinya juga dapat dikenal oleh dunia dengan

teknologi yang semakin berkembang di zaman sekarang ini.

“Budaya kita hari ini itu bisa

disosialisasikan untuk dapat dikenal oleh dunia melalui teknologi digital yang

ada sekarang ini, dan kemudian juga ada beberapa budaya kita misalnya motif Melayu

dan itu mungkin tidak perlu lagi perkenalkan secara manual, tetapi dapat diperkenalkan

dari cara komputerisasi sehingga dapat lebih cepat dan lebih beragam lagi

hasilnya,” jelas Charil Efendy.

Diakhir acara ketua MABM Kalbar berserta

panitia memberikan uang pembinaan kepada seluruh peserta upacara adat melayu yang

melaksanakan berbagai adat budaya Melayu yang ada di masing-masing kabupaten

dan kota di Kalimantan Barat. (*/Mus)

Artikel Selanjutnya
Lestarikan Marwah Budaya Melayu Lewat Pementasan Seni Hadrah
Jumat, 09 November 2018
Artikel Sebelumnya
2019, Pendidikan Jadi Sorotan Sutarmidji
Jumat, 09 November 2018

Berita terkait