KalbarOnline.com – Harapan negara miskin dan berkembang untuk bisa membeli vaksin Covid-19 menjadi kenyataan. Selasa (13/10) Bank Dunia menyatakan bahwa jajaran dewan eksekutif setuju mendanai kebutuhan vaksin. Pembelian, distribusi, tes, hingga pengobatan Covid-19 bakal ditanggung. Nominal yang akan dikucurkan mencapai USD 12 miliar (setara Rp 176,6 triliun).
Rencana pembiayaan itu adalah bagian dari paket pinjaman senilai USD 160 miliar (Rp 2,3 kuadriliun) yang disalurkan Grup Bank Dunia (WBG) untuk membantu negara-negara berkembang memerangi pandemi Covid-19. Dana tersebut dikucurkan mulai Juni 2021.
- Baca juga: Peneliti: Isu Halal dan Haram Dipicu Kelompok Anti Vaksin Covid-19
”Kami memperluas pendekatan jalur cepat untuk menangani keadaan darurat Covid-19 sehingga negara berkembang memiliki akses yang adil dan setara ke vaksin,” terang Presiden WBG David Malpass seperti dikutip ABC News.
Negara-negara maju dengan anggaran besar memesan vaksin Covid-19 sejak jauh hari. Situasi berbeda dirasakan negara berkembang dan miskin. Jangankan memesan vaksin dan mempersiapkan distribusinya, untuk menangani penduduk yang terjangkit virus SARS-CoV-2 saja mereka masih mengalami kesulitan. Bantuan dari Bank Dunia itu diharapkan bisa membuat negara-negara itu cepat pulih pascapandemi.
Sementara itu, dilansir Agence France-Presse, beberapa negara Eropa tengah menerapkan lagi protokol ketat pencegahan Covid-19. Sebab, mayoritas negara di Benua Biru kembali mengalami lonjakan kasus penularan. Belanda, misalnya, menerapkan lockdown parsial. Bar, kafe, dan restoran ditutup. Seluruh penduduk di atas 13 tahun wajib memakai masker nonmedis di dalam ruangan. Inggris dan Prancis bakal menyusul. Rencananya, ada jam malam di Paris.
Di sisi lain, harapan dunia agar vaksin Covid-19 bisa segera digunakan menemui jalan berliku. Uji klinis beberapa vaksin harus dihentikan sementara. Dua vaksin di AS yang menjadi kandidat utama harus mengerem uji coba klinisnya. Perusahaan farmasi Eli Lilly mengalami insiden sehingga uji klinis fase ketiga tertunda. Pernyataan itu kurang dari 24 jam setelah Johnson & Johnson memaparkan hal serupa.
Saksikan video menarik berikut ini:
Comment