KalbarOnline.com – Sempat diwarnai negosiasi alot, perjanjian teknis Brexit akhirnya rampung. Kemarin (24/12) Perdana Menteri Inggris Boris Johnson melakukan percakapan telepon kelima sekaligus terakhir dalam 24 jam terakhir dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Mereka sepakat mengunci perincian dalam dokumen setebal 2.000 halaman tersebut.
Dokumen itu menampung semua teknis yang menyangkut hubungan Inggris dengan bekas organisasi regionalnya. Mulai perdagangan, kerja sama keamanan, isu lingkungan, transportasi, hingga sumber daya alam. ”Kesepakatan sudah tercapai. Apa yang sudah dijanjikan pemerintah Inggris pada referendum 2016 dan pemilu tahun lalu telah dipenuhi,” ujar jubir pemerintah Inggris kepada The Guardian.
Rezim Johnson menyatakan, perjanjian itu melindungi perdagangan dengan UE yang nilainya mencapai 668 miliar pound sterling (Rp 12.860 triliun) tahun lalu. Pada saat yang sama, kesepakatan tersebut bakal melepaskan Inggris dari belenggu lembaga regional. Artinya, Inggris bisa membuat perjanjian bilateral dengan negara mana pun.
”Kami sudah merebut kembali perbatasan, uang, hukum, dan kedaulatan bangsa. Ini adalah berita yang baik bagi seluruh rakyat dan pebisnis seluruh Inggris,” papar sang jubir.
Baca juga: Inggris Percepat Pembahasan Teknis Setelah Resmi Keluar dari Uni Eropa
Meski disepakati dua pemimpin, urusan Brexit belum selesai. Mereka harus meminta persetujuan parlemen masing-masing untuk meratifikasi kesepakatan tersebut. European Research Group, kelompok pro-Eropa di parlemen, akan mengajukan evaluasi terbuka yang dipimpin sekelompok pengacara untuk membedah kesepakatan tersebut.
Namun, sebagian besar politikus dikabarkan bakal menerima kesepakatan tersebut. Sebab, dampak yang diderita Inggris jika keluar tanpa kesepakatan akan besar.
Office for Budget Responsibility menyebutkan, skenario no bakal memangkas pendapatan hingga 40 miliar pound sterling (Rp 769 triliun) dan 300 ribu pekerjaan pada 2021.
Baca juga: Brexit Diberi Tambahan Waktu, Pelaku Bisnis Cemas Tunggu Hasil Final
Dilansir dari Agence France-Presse, sebelumnya tim negosiasi sampai begadang di markas UE pada Rabu (23/12). Mereka tidak bisa mencapai kata sepakat untuk isu terakhir, yaitu perikanan. ”Mereka, rupanya, bertengkar soal angka dan itu bukan pertanda baik,” ungkap salah seorang diplomat UE kepada Agence France-Presse.
Yang diperdebatkan adalah jumlah nilai tangkap ikan yang boleh diraup UE di perairan Inggris. Meski begitu, banyak pemerintahan yang optimistis kesepakatan bakal dicapai sebelum Natal. ”Kami diberi tahu bahwa akan ada kabar gembira soal Brexit pada malam Natal,” kata Menteri Luar Negeri Irlandia Simon Coveney kepada stasiun televisi RTE.
Saksikan video menarik berikut ini:
Comment